KETIKA UJIAN DARI ALLAH SEBAGAI
PELUANG KOREKSI DIRI
ADAKALANYA musibah merupakan ujian,
teguran, atau bahkan laknat/azab dari Allah. Boleh jadi musibah itu bersumber
dari diri kita sendiri. Kita sendiri yang mengundang musibah akibat dosa-dosa
yang kita perbuat sehingga menutup kita dari kasih sayang Allah. Maka, yuk kita
maknai ujian sebagai peluang untuk
mengoreksi diri kita sendiri.
UJIAN itu bisa berupa kesulitan maupun kesenangan, kebaikan maupun keburukan. Allah memberikan ujian kepada manusia dengan tujuan menguji siapa hamba-Nya yang bersyukur atas ujian nikmat yang diperoleh dan siapa yang bersabar atas kesulitan yang menimpanya, agar diketahui siapa di antara hamba-Nya yang paling baik amalnya ibadahnya.
ALLAH berfirman seperti yang
berikut ini.
(وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ
فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
“Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada
Kamilah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Anbiya: 35)
PESAN ayat di atas adalah bahwa
terkadang Allah menguji dengan berbagai
musibah dan terkadang dengan berbagai kenikmatan. Dengan begitu, Allah mengetahui orang-orang yang bersyukur
dari orang-orang yang kufur, orang-orang yang bersabar dari orang-orang yang
berputus asa.
UJIAN yang diberikan Allah
disesuaikan dengan kadar dan kualitas keimanan seseorang. Pun pula,
ujian tersebut sebagai sarana untuk menambahkan pahala bagi orang-orang yang
bersabar.
SESEORANG terkadang sanggup
bertahan di dalam keimanan saat mendapatkan kesulitan. Akan tetapi, justru
hilang imannya tatkala mendapatkan kesenangan.
ITULAH sebabnya, bentuk ujian apa
pun yang Allah berikan pada kita, kita
sepatutnya bersyukur dan bersabar. Sebab, hakikatnya setiap ujian yang Allah
timpakan pada seorang mukmin adalah
sebagai pembersih dosa dan kesalahannya di dunia, sehingga tidak ada
lagi siksa atas dosanya di akhirat.
HAL itu berdasarkan hadis yang
diriwayatkan oleh Tirmidzi. Disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda seperti
yang di bawah ini.
”Tidaklah seorang mukmin atau
mukminah yang ditimpa suatu bala’ (cobaan) sehingga ia berjalan di bumi tanpa
membawa kesalahan.”
“Senantiasa cobaan itu datang
menimpa seorang mukmin dan mukminah pada dirinya, anaknya, dan hartanya sampai
dia berjumpa dengan Allah tanpa ada satu pun dosa pada dirinya.” (HR. Tirmidzi no. 2399)
TERKAIT dengan ujian atau cobaan
yang Allah turunkan kepada hamba-Nya, Allah menganjurkan untuk tetap bersabar.
Hal itu berdasar firman-Nya yang di
bawah ini.
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ
وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
“Dan sungguh akan Kami berikan
cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa
dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang
sabar.” (QS. Al Baqarah: 155).
KEMUDIAN, Allah juga akan
menurunkan azab kepada orang-orang yang gemar berbuat dosa dan maksiat. Hal itu
berdasarksan Firman-Nya di bawah ini.
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا
كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
“Dan apa saja musibah yang menimpa
kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah
memaafkan sebagian besar dari kesalahan-kesalahanmu." (QS. Asy Syura: 30)
UNTUK meninggikan derajat seorang
hambanya yang salih, terkadang Allah memberikan ujian dan cobaan. Sebagaimana
penjelasan sebuah hadis dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi
Muhammad SAW bersabda seperti di bawah ini.
إِنَّ عِظَمَ الجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ البَلاَءِ
، وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ ، فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا
، وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ ) . رواه الترمذي (2396) وحسنه ، وصححه الشيخ الألباني
في “السلسلة الصحيحة” (رقم/146)
“Sesungguhnya agungnya pahala
seiring dengan besarnya cobaan. Sesungguhnya Allah ketika mencintai suatu kaum,
maka Ia akan mengujinya."
"Siapa yang ridha maka Ia akan
ridha dan siapa yang murka, maka Ia juga akan murka.”
(HR. Turmudzi No. 2396).
JIKA kita telah melakukan berbagai
kesalahan dan dosa, namun tidak juga bertaubat, maka musibah yang menghampiri
kita bisa jadi merupakan azab Allah sebagaimana firman-Nya di bawah ini.
وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ
نَفْسِكَ
“Dan apa saja bencana yang
menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.” (QS. An Nisaa: 79)
SELAIN ujian dan azab, Allah juga
memberikan teguran atau peringatan kepada orang-orang yang Allah inginkan suatu
kebaikan padanya.
ANAS Radhiyallahu ‘anhu menyatakan
bahwa Rasulullah SAW bersabda begini.
“Ketika Allah menginginkan
hamba-Nya suatu kebaikan, maka disegerakan hukumannya di dunia. Kalau Allah
menginginkan hamba-Nya suatu kejelekan, maka dosanya ditahan sampai dibalas
nanti di hari kiamat.” (HR. Tirmidzi No.
2396)
SEMOGA Allah mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita. Dengan
begitu, kita tetap istikamah, senantiasa
bersyukur dan bersabar atas ujian dari Allah untuk meraih ridha-Nya.