Monday, 1 February 2021

KETIKA UJIAN DARI ALLAH SEBAGAI PELUANG KOREKSI DIRI

 

KETIKA UJIAN DARI ALLAH SEBAGAI PELUANG KOREKSI DIRI

ADAKALANYA musibah merupakan ujian, teguran, atau bahkan laknat/azab dari Allah. Boleh jadi musibah itu bersumber dari diri kita sendiri. Kita sendiri yang mengundang musibah akibat dosa-dosa yang kita perbuat sehingga menutup kita dari kasih sayang Allah. Maka, yuk kita maknai  ujian sebagai peluang untuk mengoreksi diri kita sendiri.

UJIAN  itu bisa berupa kesulitan maupun kesenangan, kebaikan maupun keburukan. Allah memberikan ujian kepada manusia dengan tujuan menguji siapa hamba-Nya yang bersyukur atas ujian nikmat yang diperoleh dan siapa yang bersabar atas kesulitan yang menimpanya, agar diketahui siapa di antara hamba-Nya yang paling baik amalnya ibadahnya.

ALLAH berfirman seperti yang berikut ini.

(وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

“Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Anbiya: 35)

PESAN ayat di atas adalah bahwa terkadang Allah  menguji dengan berbagai musibah dan terkadang dengan berbagai kenikmatan. Dengan begitu,  Allah mengetahui orang-orang yang bersyukur dari orang-orang yang kufur, orang-orang yang bersabar dari orang-orang yang berputus asa.

UJIAN yang diberikan  Allah  disesuaikan dengan kadar dan kualitas keimanan seseorang. Pun pula, ujian tersebut sebagai sarana untuk menambahkan pahala bagi orang-orang yang bersabar.

SESEORANG terkadang sanggup bertahan di dalam keimanan saat mendapatkan kesulitan. Akan tetapi, justru hilang imannya tatkala mendapatkan kesenangan.

ITULAH sebabnya, bentuk ujian apa pun yang Allah  berikan pada kita, kita sepatutnya bersyukur dan bersabar. Sebab, hakikatnya setiap ujian yang Allah timpakan pada seorang mukmin adalah  sebagai pembersih dosa dan kesalahannya di dunia, sehingga tidak ada lagi siksa atas dosanya di akhirat.

HAL itu berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi. Disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda seperti yang di bawah ini.

”Tidaklah seorang mukmin atau mukminah yang ditimpa suatu bala’ (cobaan) sehingga ia berjalan di bumi tanpa membawa kesalahan.”

“Senantiasa cobaan itu datang menimpa seorang mukmin dan mukminah pada dirinya, anaknya, dan hartanya sampai dia berjumpa dengan Allah tanpa ada satu pun dosa pada dirinya.”  (HR. Tirmidzi no. 2399)

TERKAIT dengan ujian atau cobaan yang Allah turunkan kepada hamba-Nya, Allah menganjurkan untuk tetap bersabar. Hal itu berdasar  firman-Nya yang di bawah ini.

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”  (QS. Al Baqarah: 155).

KEMUDIAN, Allah juga akan menurunkan azab kepada orang-orang yang gemar berbuat dosa dan maksiat. Hal itu berdasarksan Firman-Nya di bawah ini.

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar dari kesalahan-kesalahanmu." (QS. Asy Syura: 30)

UNTUK meninggikan derajat seorang hambanya yang salih, terkadang Allah memberikan ujian dan cobaan. Sebagaimana penjelasan sebuah hadis dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda seperti di bawah ini.

 

إِنَّ عِظَمَ الجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ البَلاَءِ ، وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ ، فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا ، وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ ) . رواه الترمذي (2396) وحسنه ، وصححه الشيخ الألباني في “السلسلة الصحيحة” (رقم/146)

“Sesungguhnya agungnya pahala seiring dengan besarnya cobaan. Sesungguhnya Allah ketika mencintai suatu kaum, maka Ia akan mengujinya."

"Siapa yang ridha maka Ia akan ridha dan siapa yang murka, maka Ia juga akan murka.”

(HR. Turmudzi No. 2396).

JIKA kita telah melakukan berbagai kesalahan dan dosa, namun tidak juga bertaubat, maka musibah yang menghampiri kita bisa jadi merupakan azab Allah sebagaimana firman-Nya di bawah ini.

وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ

“Dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.” (QS. An Nisaa: 79)

SELAIN ujian dan azab, Allah juga memberikan teguran atau peringatan kepada orang-orang yang Allah inginkan suatu kebaikan padanya.

ANAS Radhiyallahu ‘anhu menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda begini.

“Ketika Allah menginginkan hamba-Nya suatu kebaikan, maka disegerakan hukumannya di dunia. Kalau Allah menginginkan hamba-Nya suatu kejelekan, maka dosanya ditahan sampai dibalas nanti di hari kiamat.”  (HR. Tirmidzi No. 2396)

SEMOGA Allah  mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita. Dengan begitu,  kita tetap istikamah, senantiasa bersyukur dan bersabar atas ujian dari Allah untuk meraih ridha-Nya.

Soal dan Jawaban Listrik Dinamis

  LISTRIK DINAMIS   1.        Tuliskan faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan suatu penghantar! Jawab : Faktor yang mempengaruhi h...