ORANG MUTAKIN ITU DIJAMIN KEMUDAHAN HIDUP DAN KEKAYAAN
BANYAK keistimewaan diberikan kepada orang yang bertakwa
(mutakin). Setidaknya mutakin mendapat dua jaminan dari Allah, yakni kemudahan
hidup dan kekayaan. Alquran menjelaskan, “Barangsiapa bertakwa kepada Allah
niscaya Dia (Allah) akan menjadikan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki
dari jalan yang tidak disangka-sangkanya." (QS At-Thalaq: 2-3).
LUAR biasa ayat di atas karena memberikan jaminan bagi orang yang termasuk kategori bertakwa (mutakin). Jaminan itu berupa kemudahan hidup (jalan keluar) dan kekayaan
materi. Bukankah, dua hal ini yang kita semua cari-cari dalam hidup ini, dari
zaman dulu hingga sekarang?
NAMUN demikian, mengapa banyak sekali orang tidak yang mendapatkannya (kemudahan hudup dan kekayaan). Pun pula, banyak sekali orang sulit meraihnya.
KALAU kita membaca Alquran dan hadis, banyak definisi dan
pengertian tentang takwa. Mulai pengertian bahwa takwa adalah menjalankan
segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
DEMIKIAN juga pengertian bahwa takwa adalah beriman dan menafkahkan sebagian
rezeki di jalan Allah, serta masih banyak lagi definisi yang lainnya kali ini diandaikan bahwa pengertian takwa adalah
orang yang takut kepada Allah dari berbuat dosa.
MENURUT Imam Al-Ghazali,
yang mudah dan ringan adalah dosa.
Sementara itu, yang sulit dan berat adalah
amanah. Yang dekat adalah
kematian dan yang cepat adalah waktu.
DARI penjelasan Imam Al-Ghazali di atas jelas bahwa dosa itu
sangat mudah dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Dosa
itu tidak mengenal status sosial,
jabatan, kedudukan, jenis kelamin, keturunan, dan seterusnya.
DOSA-DOSA itulah yang seringkali ada dalam keseharian kita dalam
beraktivitas di rumah, di kantor, di masyarakat, maupun di tempat lain dari
zaman dulu hingga sekarang. Itulah sebabnya, dosa merupakan jihad tersendiri di
era milenial ini.
KARENA mudah dan ringan, maka barangsiapa yang mampu mengendalikan
dosa dalam hal apa pun dan di mana pun, orang tersebut sudah menjadi pribadi takwa. Kita bisa lihat gambaran di sekitar kita.
Banyak orang mudah berbuat dosa.
DARI dosa kecil, dosa sedang sampai dengan dosa besar,
seperti korupsi, dusta, syirik, membunuh dan sejenisnya. Inilah yang mestinya
dihindari agar rahmat-Nya bersama kita.
SEBAB, orang yang terbiasa
berbuat kotor dan ada di lingkungan kotor, bau busuk pun tidak tercium. Berbeda
dengan orang yang terbiasa hidup bersih (berbuat baik), ada kotoran sedikit
saja sudah merasa kotor sekali.
OLEH karena itu, untuk bisa meraih kemudahan hidup dan jaminan
kaya hanya satu resepnya, yakni
berhati-hati berbuat dosa.
Mudahkah? Tentu tidak mudah, karena perlu rem yang pakem. Rem pakem ini
bisa dirawat dengan puasa.
MISALNYA, puasa wajib maupun puasa sunah seperti puasa
Senin-Kamis, puasa tengah bulan, dan lainnya. Karena dengan puasa inilah “self
reminder” (pengingat diri) paling kuat agar tidak (menghindari) berbuat dosa.
DARI sini, hubungan antara takwa dan kaya sangat erat dan ada kausalitasnya
(hukum sebab-akibat). Makin takwa, tentu akan makin kaya. Jangan sampai
terbalik, kaya dulu baru takwa.
ORANG yang berhati-hati berbuat dosa itu mustahil miskin, mustahil
sengsara, dan mustahil menderita. Kalau toh terjadi, itu hanya tangga sementara
menuju kaya yang sebenarnya.
MAKA, perlu sabar untuk meraihnya. Di era pandemi virus korona.ini, mari tingkatkan takwa
dengan tidak berbuat dosa agar mudah hidup kita dan kaya akibatnya.
Rabbighfir lii wahab lii mulkan laa yanbaghii li-ahadin min ba’dii
innaka antal wahhaab. “Ya Tuhanku.
Ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh
seorang jua pun sesudahku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi. (Alquran
Surah Shaad ayat 35)