MISKIN ATAU KAYA TETAP BERSEDEKAH
SEDEKAH tidak hanya berwujud uang
(barang), tetapi juga bisa seluruh amal (ucapan dan perbuatan) yang menunjukkan
kepada kebaikan dan melarang dari keburukan.
Bersedekah diperuntukkan bagi semua kalangan, bukan hanya orang berada
akan tetapi juga yang papa.
BAGAIMANAPUN kondisi kita, tetap
harus bersedekah. Rasulullah SAW
menyuruh orang kaya dengan keluasan rezekinya mengulurkan tangan untuk
menolong orang yang membutuhkan.
SESUNGGUHNYA Rasulullah SAW tidak memberatkan orang fakir untuk menjadi orang kaya. Akan.tetapi, Rasulullah SAW mengarahkan mereka kepada jalan yang sesuai dengan kapabilitas masing-masing.
BERSEDEKAH sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki oleh seseorang. Baik kemampuan yang berua harta benda tenaga, waktu, ilmu,
pengalaman dan lainnya.
RASULULLAH SAW pun menyemangati kaum fakir dan miskin untuk
bersedekah dengan kalimah toyyibah dan amal kebaikan lainnya, seperti
menyingkirkan duri dari jalan. Maka, Itulah sedekahnya orang-orang miskin.
SUATU hari, Rasulullah SAW didatangi sekelompok fakir dari kaum
Muhajirin. Mereka mengadu dan mencurahkan kegundahan hati mereka kepada Rasulullah SAW.
MEREKA mengadu, . “Wahai
Rasulullah, orang-orang kaya telah memborong pahala. Mereka salat sebagaimana
kami salat dan juga berpuasa seperti kami berpuasa. Namun, mereka mampu
bersedekah dengan kelebihan hartanya.”
LANTAS, Rasulullah SAW menghibur mereka dengan pertanyaan yang
indah. “Bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian jalan untuk bersedekah?
Sesungguhnya pada setiap tasbih ada sedekah, pada setiap takbir ada sedekah,
pada setiap tahmid ada sedekah dan pada setiap tahlil ada sedekah, menyuruh
kebaikan adalah sedekah, melarang kemungkaran adalah sedekah dan mendatangi
istrimu adalah sedekah.”(HR. Muslim).
SEDEKAH merupakan ajaran agama yang
berdimensi sosial (keumatan). Dalam Alquran
dan hadis bertebaran ajakan untuk bersedekah dan keutamaannya. Allah telah menjanjikan balasan bagi mereka
yang menginfakkan hartanya minimal 700 kali lipat.
MAKA, tidak heran bahwa banyak
orang kaya pada zaman Nabi Muhammad SAW
yang bersedekah sebagian besar atau hampir seluruh hartanya, seperti Abu
Bakar Ash-Shiddiq ra. Lalu, bagaimana dengan orang-orang yang kebutuhan
hariannya pun belum tercukupi sebagaimana mestinya?
SEJATINYA sedekah bermakna,
“menyampaikan kebaikan dan kemanfaatan bagi orang lain." Sedekah bukanlah sebatas pemberian harta kepada orang lain. Dalam hadis pun, Nabi
Muhammad SAW. menjelaskan kepada kita betapa luasnya makna sedekah.
SALAH satunya ialah dengan
bertasbih (subahanallah), tahmid (alhamdulillah), tahlil (laa-ilaha illa Allah)
dan zikir lainnya. Dengan menyebutnya kita akan mendapatkan pahala dan ampunan
dosa meski sebanyak buih di lautan.
ITULAH salah satu implementasi dari
“Menyampaikan kebaikan dan manfaat”. kendati tertuju pada diri sendiri.
ALLAH pun bersedekah kepada
hamba-Nya. Ketika itu Rasulullah SAW ditanya oleh Sahabat tentang mempersingkat
salat dalam perjalanan, beliau pun menjawab “Itu (qashar salat) sedekah Allah
kepada kalian, maka terimalah sedekah tersebut.” (HR Muslim)
DUA bulan terakhir ini negeri kita
dilanda musibah beruntun. Tanah longsor di Sumedang, jatuhnya pesawat Sriwijaya
Air, banjir bandang di Kalsel dan gempa Sulbar. Pun pula gunung erupsi
(meletus);Gunung Merapi dan Gunung Raung, dan lainnya.
BEGITU pula penularan virus korona
yang kian mengganas dengan korban jiwa yang terus meningkat. Inilah saatnya
kita untuk bersedekah sesuai dengan kemampuan kita.
Rabbanaa taqabbal minnaa innaka
antas samii’ul aliim. "Wahai Tuhan kami, terimalah dari kami. Sesungguhnya
Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
PATUHI PROTOKOL KESEHATAN.