Friday, 29 January 2021

MERAIH DERAJAT KEIKHLASAN

 

MERAIH DERAJAT KEIKHLASAN

IKHLAS berarti jernih, bersih, murni, dan suci dari campuran  dan pencemaran. Dalam konteks amal ibadah, orang ikhlas (mukhlis) adalah orang yang beramal karena Allah semata, menghindari pujian dan perhatian makhluk, serta membersihkan amal dari setiap yang mencemarkannya. Untuk itu, yuk kita mencapai (meraih) derajat keikhlasan.

MUKHLIS  adalah orang yang  terus berjuang agar bisa ikhlas. Ia merupakan  hamba Allah yang dalam hidupnya  berpandangan bahwa segalanya  berasal  dari Allah, bukan dari daya dan ikhtiarnya. Mukhlis merupakan orang yang sadar bahwa dia berbuat baik dan ikhlas.

KEHARUSAN ikhlas dalam beramal karena perintah Allah, “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama dengan lurus.” (Qs Al-Bayyinah: 5).

SIKAP ikhlas serta niat tulus kepada Allah, menjadi syarat dan dasar semua amal ibadah. Amal yang dilakukan dengan ikhlas pasti akan mendapat ridha dan balasan dari Allah. Pun pula sikap ikhlas berdampak baik bagi diri dan lingkungan sosilanya.

SEBALIKNYA, amal yang tidak ikhlas (pamer mengharap pujian orang lain),  bisa berdampak baik bagi orang lain. Akan tetapi, amal tersebut akan berdampak buruk bagi diri sendiri dan tidak memperoleh ridha Allah.

SETIAP amal yang diterima Allah adalah amal yang dilaksanakan berdasarkan kebenaran dan keikhlasan. Benar maksudnya sesuai dengan syariat, berdasarkan tuntunan, dan mengandung kemaslahatan.

AMAL yang tidak ikhlas berbeda dengan amal yang ikhlas. Yang dimsksud dengan amal yang ikhlas adalah amal yang ditujukan hanya kepada Allah semata.

ADA beberapa ciri penting keikhlasan. Di antaranya adalah tidak terjebak dalam fanatisme golongan, suku, keluarga, atau kubu.

KENAPA demikian? Karena bagi orang yang berjuang membesarkan agama di jalan Allah selalu berlapang dada, luas pergaulannya, dan memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk bersama-sama beramal.

ORANG yang ikhlas akan merasa senang apabila melihat orang lain lebih baik, lebih pandai, lebih mulia akhlaknya dalam beramal. Bukan sebaliknya, iri dan dengki melihat kesuksesan yang dicapai orang lain.

SIFAT dan sikap ikhlas dapat dipraktikkan baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Orang yang ikhlas tidak pernah terjebak membela kelompok sendiri atau memperturutkan pendapatnya sendiri untuk dipaksakan menjadi keputusan.

TIDAK  mudah meraih derajat keilkhlasan yang sempurna dalam seluruh amal perbuatan. Akan tetapi,  setiap orang harus melatih diri dan berusaha mencapai keikhlasan itu.

MELATIHKAN diri dalam balutan keikhlasan merupakan sikap yang sangat diperlukan dalam memperbaiki kehidupan manusia yang sebenarnya. Sifat ikhlas dapat mengikis sikap kemunafikan yang sering menjadi sumber petaka.

ORANG-ORANG yang sudah sampai pada kedudukan mukhlash,  iblis  tidak berdaya lagi menggodanya. Hal itu sebagaimana pernyataan iblis yang disebutkan dalam  Alquran di bawah ini.

“Iblis berkata, 'Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlas di antara mereka'." (Q.S. al-Hijr:39-40)

“Iblis menjawab, ‘Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlas di antara mereka.’”  (Q.S. Shad: 82-83).

ORANG-ORANG yang sudah mencapai tingkat mukhlash bukan hanya terhindar dari cengkeraman iblis, tetapi juga terhindar dari fitnah dan berbagai kecelakaan sosial. Untuk mencapai tingkat mukhlash diperlukan latihan spiritual (mujahadah) yang tinggi dan telaten (istiqamah).

MENCAPAI derajat mukhlish saja begitu sulit, apalagi mencapai tingkat mukhlash. Barangsiapa yang sudah mencapai tingkat mukhlash maka patutlah bersyukur karena ia sudah berhasil menjadi orang yang langka. Kelangkaannya terlihat dari sulitnya menemui orang yang betul-betul ikhlas tanpa pamrih sedikit pun dari amal kebajikannya.

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu jiwa yang merasa tenang, yang yakin akan bertemu dengan-Mu, yang ridho dengan ketetapan-Mu, dan yang merasa cukup dengan pemberianMu

Soal dan Jawaban Listrik Dinamis

  LISTRIK DINAMIS   1.        Tuliskan faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan suatu penghantar! Jawab : Faktor yang mempengaruhi h...