“Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah
berbuat baik kepadamu.” (QS al-Qashash:
77).
DALAM ayat di atas, Allah memberikan perintah untuk hal yang juga
dilakukan oleh-Nya. Hal itu menunjukkan keutamaan berbuat baik.
KITA menaati perintah Allah
tersebut dengan berbuat baik. Kita berbuat baik bukan karena yang lain.
Akan tetapi, kita berbuat baik adalah secara ikhlas karena
Allah.
BOLEH jadi, seseorang berbuat baik kepada orang lain dengan menjadikannya sebagai utang budi. Konsekuensinya, ia mengharap pengakuan dan balasan.
KITA tidak perlu menghitung-hitung kebaikan kita kepada orang
lain. Namun demikian, akan lebih baik
dan elok jika kita bisa melupakannya.
HENDAKNYA kita selalu berbuat baik kepada orang lain dan tidak
merisaukan meskipun orang lain tersebut tidak peduli. Keinginan agar banyak
orang mengetahui dan mendengar kebaikan kita
tersebut juga harus dihindari.
KENAPA hal itu harus
dihindari? Hal itu harus dihindari karena dikhawatirkan bahwa keinginan agar
banyak orang mengetahui dan mendengarkan kebaikan kita tersebut menjurus pada
riya karena mengesampingkan ikhlas dalam beramal.
BERBUAT baik merupakan akhlak mulia yang bisa diwujudkan pada
berbagai hal. Misalnya, memberikan
pertolongan, memberi nasihat untuk kebaikan, berbagi ilmu, atau memperlakukan
dengan baik, terutama untuk orang-orang terdekat, yaitu orang tua, suami,
istri, anak, dan kerabat atau saudara.
SELANJUTNYA berbuat baik untuk lingkup yang lebih luas, seperti
berbuat baik dengan tetangga, berbuat baik di tempat kerja, dan berbuat baik
dengan semua orang yang kita berinteraksi dengan mereka dalam kehidupan
sehari-hari.
DALAM hal ini Allah
memerintah kita untuk berbuat baik. Yakni seperti yang di bawah ini.
"Dan berbuat baiklah. Sungguh Allah mencintai orang-orang
yang berbuat baik." (QS Al-Baqarah:
195).
"Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang
yang berbuat baik." (QS Al-A'raf: 56).
“Dan barangsiapa mengerjakan kebaikan akan Kami (Allah) tambahkan
kebaikan baginya.” (QS Asy-Syura: 23).
AYAT-AYAT di atas menerangkan janji Allah bagi orang-orang yang
berbuat baik, yaitu dicintai-Nya, memperoleh rahmat-Nya, dan tambahan
kebaikan. Itulah sebabnya, kita antusias
untuk berbuat baik dengan ikhlas dan mengharap rida-Nya secara istikamah.
RASULULLAH SAW bersabda, "Barangsispa menolong saudaranya
yang sedang dalam kebutuhan, Allah akan
menolongnya dalam kebutuhannya." (HR Bukhari dan Muslim).
DI samping itu, beliau juga bersabda, "Janganlah meremehkan
kebaikan sedikit pun walau hanya berbicara kepada saudaramu dengan wajah tersenyum kepadanya. Amalan tersebut adalah
bagian dari kebajikan." (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).
HADIS di atas sejatinya mendorong kita untuk selalu berusaha
menolong orang lain dan untuk berbuat baik kepada orang lain tanpa meremehkan
sedikit pun untuk hal-hal yang mudah dan kecil. Misalnya, memperlihatkan wajah
tersenyum.
APA balasaannya orang yang berbuat baik? Ini janji Allah, “Bagi
orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya
(kenikmatan melihat Allah) dan wajah mereka tidak ditutupi debu hitam serta
tidak (pula) dalam kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya.” (QS Yunus: 26).
AYAT tersebut menerangkan tentang balasan pahala bagi orang-orang
yang berbuat baik. Pahala terbaik berupa surga dan tambahannya, yaitu
kenikmatan melihat Allah.
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu untuk mudah melakukan kebaikan dan
meninggalkan kemungkaran serta aku memohon pada-Mu supaya bisa mencintai orang
miskin, ampunilah (dosa-dosaku) dan juga rahmatilah aku. Jika Engkau hendak menguji suatu kaum, maka
wafatkanlah aku dalam keadaan tidak tenggelam dalam ujian. Ya Allah, aku
memohon agar dapat mencintai-Mu, mencintai orang-orang yang mencintai-Mu dan
mencintai amal yang dapat mendekatkan diriku kepada cinta-Mu.