INGIN TUBUH BERCAHAYA DI HARI KIAMAT ...
DEKATI SUMBERNYA
Kita semua tau bahwa manusia dan seluruh makhluk hidup yang ada di
bumi ini membutuhkan matahari.
Berkat cahayanya kita dapat melihat dan karena panasnya kita dapat
bertahan hidup.
Jika matahari padam sedetik saja, segala sesuatu akan hancur dan binasa. Nah kali ini, kita akan mengutip satu ayat yang sedikit berkaitan dengan sains.
الله سبحانه وتعالى
Berfirman :
الَّذِي جَعَلَ لَكُم مِّنَ الشَّجَرِ الْأَخْضَرِ نَاراً فَإِذَا أَنتُم
مِّنْهُ تُوقِدُونَ
“Yaitu (Allah) yang Menjadikan api untukmu dari kayu yang hijau,
maka seketika itu kamu nyalakan (api) dari kayu itu.” (QS.Yasiin:80)
Tentu ayat ini memiliki tafsiran serta pembuktian sains yang luas.
Namun secara umum kita dapat mengambil pelajaran bahwa semakin
banyak tumbuhan menyerap panas matahari maka ia akan semakin banyak
menghasilkan api (ketika terbakar).
Memang kebanyakan tumbuhan itu berwarna hijau, tapi didalamnya
menyimpan kandungan panas matahari.
Namun bukan ini maksud yang akan kita tuju. Jika kita mengenal
matahari sebagai sumber cahaya bagi penduduk bumi, jangan lupa bahwa ada cahaya
yang jauh lebih besar dari itu. Ciptaan Allah yang mentransfer cahaya keseluruh
alam semesta, bahkan karenanya matahari dapat bersinar.
Siapa lagi kalau bukan cahaya pertama, Nabi Muhammad ﷺ.
وَدَاعِياً إِلَى اللَّهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجاً مُّنِيراً
“Dan untuk menjadi penyeru kepada (agama) Allah dengan izin-Nya
dan sebagai cahaya yang menerangi.”
(QS.Al-Ahzab:40)
Posisi kita dihadapan Rasulullah ﷺ seperti posisi tumbuhan hijau
dihadapan matahari. Semakin banyak ia menyerap cahaya matahari, semakin banyak
pula api yang terkandung didalamnya. Semakin banyak kita menyerap cahaya
Rasulullah ﷺ, semakin besar pula cahaya yang akan kita pancarkan di Hari
Kiamat.
يَوْمَ تَرَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ يَسْعَى نُورُهُم بَيْنَ
أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِم
“Pada hari engkau akan melihat orang-orang yang beriman laki-laki
dan perempuan, betapa cahaya mereka bersinar di depan dan di samping kanan
mereka.”
(QS.Al-Hadid:12)
Orang munafiq (yang tidak pernah menyerap cahaya dari Rasulullah ﷺ)
tidak akan memiliki cahaya di akhirat.
Hingga kelak mereka akan mengemis kepada orang-orang mukmin. Namun
Allah Menolak permintaan mereka, karena cahaya itu tidak bisa didapatkan di
akhirat, ia hanya bisa dibawa dari alam dunia dengan mendekatkan diri kepada
Rasul ﷺ.
يَوْمَ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ لِلَّذِينَ آمَنُوا
انظُرُونَا نَقْتَبِسْ مِن نُّورِكُمْ قِيلَ ارْجِعُوا وَرَاءكُمْ فَالْتَمِسُوا نُوراً
فَضُرِبَ بَيْنَهُم بِسُورٍ لَّهُ بَابٌ بَاطِنُهُ فِيهِ الرَّحْمَةُ وَظَاهِرُهُ مِن
قِبَلِهِ الْعَذَابُ
Pada hari orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata
kepada orang-orang yang beriman, “Tunggulah kami! Kami ingin mengambil
cahayamu.” (Kepada mereka) dikatakan, “Kembalilah kamu ke belakang (dunia) dan
carilah sendiri cahaya (untukmu).” Lalu di antara mereka dipasang dinding
(pemisah) yang berpintu.
Di sebelah dalam ada rahmat dan di luarnya hanya ada azab.
(QS.Al-Ahzab:13)
Mari kita semakin mendekati Rasulullah ﷺ, karena hanya itulah
satu-satunya cara untuk menyerap cahaya dari beliau.
Semoga kita dibangkitkan sebagai orang-orang yang bercahaya di
hari kiamat.
Aamiin.