Saturday, 23 January 2021

JANGAN MARAH, KARENA MARAH ITU JALAN MENUJU KEHANCURAN

 

JANGAN MARAH, KARENA MARAH  ITU JALAN MENUJU KEHANCURAN

 

KEMARAHAN dapat muncul dalam situasi dan kondisi apa pun pada diri seseorang. Ketika kemarahan membuncah pada diri seseorang, segala sifat buruk yang ada dalam dirinya akan bisa  muncul dan sangat sulit dikendalikan. Karenanya, marah itu dapat  menjadi jalan menuju pada kehancuran.   Maka, jangan marah.

 

PERNAH ada seorang laki-laki datang menemui Rasulullah  SAW dan berkata, “Berilah wasiat kepadaku."

 

RASULULLAH SAW pun menjawab, “Janganlah engkau marah.”

 

LELAKI tadi mengulangi pertanyaan yang sama beberapa kali, dan Rasulullah SAW menjawab, “Janganlah engkau marah.”  (HR. Al-Bukhari)

 

RASULULLAH SAW menyifati marah sebagai bara api yang ada di dada seorang manusia. “Ketahuilah bahwa sesungguhnya marah adalah bara api dalam dada Ibnu Adam (manusia).  Tidakkah engkau melihat kedua matanya yang memerah dan urat lehernya yang menegang.” (HR. Ahmad)

 

MARAH berkaitan erat degan sikap sombong, merasa lebih tinggi, zalim, dan jahat. Karenanya, marah itu dapat  menjadi jalan menuju pada kehancuran.

 

JIKA seseorang marah dan tidak berusaha untuk mengendalikannya, ia akan berbicara atau berbuat di luar kesadarannya. Kelak di kemudian hari, tindakan seseorang yang marah tersebut  akan disesalinya.

 

BANYAK kasus, akibat marah,  hubungan persaudaraan menjadi putus, harta benda dirusak dan dihancurkan. Semua itu menunjukkan bahwa marah yang tidak dikendalikan akan menyebabkan keburukan-keburukan.

 

ALLAH   memuji mukminin (orang beriman) yang bertakwa dengan sifat-sifat mulia yang cukup banyak. Salah satunya mampu menahan amarah, gemar memaafkan orang yang salah, dan membalas keburukan orang dengan kebaikan.

 

BERIKUT pesan Allah tersebut. “Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”  (QS. Ali Imran: 134).

 

SEMENTARA itu, Nabi Muhammad SAW membuat penilaian tentang orang kuat yang tidak ada pada benak manusia di kala itu.

 

“Orang kuat bukanlah orang yang menang bergulat. Sesungguhnya orang kuat itu adalah orang yang menguasai dirinya saat marah.” (Muttafaq ‘Alaih).

 

Rabbanaa afrigh alainaa shabra wa tsabbit aqdaamanaa wanshurnaa alal qaumil kaafiriin. Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolong lah kami terhadap orang-orang kafir.

Soal dan Jawaban Listrik Dinamis

  LISTRIK DINAMIS   1.        Tuliskan faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan suatu penghantar! Jawab : Faktor yang mempengaruhi h...