MEMBALAS KEBAIKAN ORANG LAIN DENGAN KEBAIKAN PULA
SESEORANG berbuat baik, mungkin bukan karena ada perasaan istimewa untuk kita. Mungkin ia suka berbuat baik kepada siapa pun. Dia paham tentang arti sebuah kebaikan yang dilakukan, selain sebagai tabungan pahala di akhirat kelak. Namun, sekaligus buahnya akan dipetik di dunia dan bukan hanya yang melakunnya yang mendapatkan kebaikan. Keluarga anak keturunan pun akan mendapatkan imbas dari kebaikan yang dilakukannya.
MENJADI pribadi yang
bersyukur karena apa pun yang kita nikmati saat ini bisa jadi adalah andil dari beberapa orang di sekitar kita.
Andil tersebut bisa berupa materi,
tenaga, spirit, dorongan,atau doa.
SESEORANG yang tidak tahu terima kasih kepada orang lain yang
telah berbuat baik pada kita, orang tersebut juga sulit bersyukur kepada Allah. Karena Allah tidak menerima syukur hamba sampai ia
berbuat baik dengan berterima kasih pada orang yang telah berbuat baik padanya.
RASULULLAH SAW bersabda, “Tidak dikatakan bersyukur kepada Allah
bagi siapa yang tidak tahu berterima kasih pada manusia.” (HR. Abu Daud dan
Tirmidzi).
DALAM hadis lain, beliau bersabda, "Barangsiapa yang
diberikan sebuah hadiah, lalu ia mendapati kecukupan, hendaknya ia membalasnya.
Jika ia tidak mendapati maka pujilah ia. Barangsiapa yang memujinya, sungguh ia
telah bersyukur kepadanya. Barangsiapa menyembunyikannya, sungguh ia telah
kufur.” (HR. Abu Daud).
MAKA, balaslah kebaikan
dengan ucapan kata-kata yang membuat bahagia untuk mereka yang telah
memberikan banyak kebaikan kepada kita. Hal itu, sebagaimana sabda Rasulullah
SAW yang berikut ini.
“Barangsiapa diperlakukan baik oleh orang lain, kemudian ia
berkata kepadanya “jazaakallah khairan” (semoga Allah membalasmu dengan
kebaikan), maka ia telah memujinya dengan setinggi-tingginya." (HR. Tirmidzi).
MEMBALAS kebaikan orang lain sangat banyak ragam dan bentuknya.
Tentu saja setiap orang membalas sesuai dengan keadaan dan kemampuannya.
APABILA seseorang membalas dengan yang sepadan atau lebih baik,
inilah yang diharapkan. Jika tidak, kita seyogianya memuji orang yang memberi
di hadapan orang lain.
MENDOAKAN dan memintakan ampunan baginya, juga merupakan bentuk
membalas kebaikan seseorang. Tentu saja kita mendoakan untuk kebaikan orang tersebut.
Rabbanagfir lanā wa li`ikhwāninallażina sabaqunā bil-imāni wa lā
taj’al fi qulubinā gillal lillażina āmanu rabbanā innaka ra`ufur rahim. “Ya Tuhan kami, berilah ampunan kepada kami
dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah
Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman.
Ya Tuhan kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (QS.
Al-Hasyr ayat 10).