Wednesday, 2 December 2020

MEMBALAS KEBAIKAN ORANG LAIN DENGAN KEBAIKAN PULA

 MEMBALAS KEBAIKAN ORANG LAIN DENGAN KEBAIKAN PULA

 

SESEORANG berbuat baik, mungkin bukan karena ada perasaan istimewa untuk kita. Mungkin ia suka berbuat baik kepada siapa pun. Dia paham tentang arti sebuah kebaikan yang dilakukan, selain sebagai tabungan pahala di akhirat kelak. Namun, sekaligus buahnya akan dipetik di dunia dan bukan hanya yang melakunnya  yang mendapatkan kebaikan. Keluarga anak keturunan pun akan mendapatkan imbas dari kebaikan yang dilakukannya.

 

MENJADI pribadi yang  bersyukur karena apa pun yang kita nikmati saat ini bisa jadi adalah  andil dari beberapa orang di sekitar kita. Andil tersebut  bisa berupa materi, tenaga, spirit, dorongan,atau  doa.

 

SESEORANG yang tidak tahu terima kasih kepada orang lain yang telah berbuat baik pada kita, orang tersebut juga  sulit bersyukur kepada Allah. Karena  Allah tidak menerima syukur hamba sampai ia berbuat baik dengan berterima kasih pada orang yang telah berbuat baik padanya.

 

RASULULLAH SAW bersabda, “Tidak dikatakan bersyukur kepada Allah bagi siapa yang tidak tahu berterima kasih pada manusia.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).

 

DALAM  hadis  lain, beliau bersabda, "Barangsiapa yang diberikan sebuah hadiah, lalu ia mendapati kecukupan, hendaknya ia membalasnya. Jika ia tidak mendapati maka pujilah ia. Barangsiapa yang memujinya, sungguh ia telah bersyukur kepadanya. Barangsiapa menyembunyikannya, sungguh ia telah kufur.”  (HR. Abu Daud).

 

MAKA, balaslah kebaikan  dengan ucapan kata-kata yang membuat bahagia untuk mereka yang telah memberikan banyak kebaikan kepada kita. Hal itu, sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang berikut ini.

 

“Barangsiapa diperlakukan baik oleh orang lain, kemudian ia berkata kepadanya “jazaakallah khairan” (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan), maka ia telah memujinya dengan setinggi-tingginya." (HR. Tirmidzi).

 

MEMBALAS kebaikan orang lain sangat banyak ragam dan bentuknya. Tentu saja setiap orang membalas sesuai dengan keadaan dan kemampuannya.

 

APABILA seseorang membalas dengan yang sepadan atau lebih baik, inilah yang diharapkan. Jika tidak, kita seyogianya memuji orang yang memberi di hadapan orang lain.

 

MENDOAKAN dan memintakan ampunan baginya, juga merupakan bentuk membalas kebaikan seseorang. Tentu saja kita mendoakan  untuk kebaikan orang tersebut.

 

Rabbanagfir lanā wa li`ikhwāninallażina sabaqunā bil-imāni wa lā taj’al fi qulubinā gillal lillażina āmanu rabbanā innaka ra`ufur rahim.  “Ya Tuhan kami, berilah ampunan kepada kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hasyr ayat 10).

Soal dan Jawaban Listrik Dinamis

  LISTRIK DINAMIS   1.        Tuliskan faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan suatu penghantar! Jawab : Faktor yang mempengaruhi h...