Tuesday, 8 December 2020

KETIKA JABATAN DAN KEKUASAAN SEBAGAI UJIAN DARI ALLAH (Menyambut Pilkada Serentak, 9 Desember 2020)

 

(Menyambut Pilkada Serentak,  hari ini, 9-12-2020)

 

 KETIKA JABATAN DAN KEKUASAAN SEBAGAI UJIAN DARI ALLAH

 

PADA 9 Desember 2020 berlangsung Pilkada serentak di  Indonesia. Pada Pilkada tersebut terjadi persaingan untuk meraih kedudukan sebagai pemimpin  kabupaten/kota/provinsi.  Pemenang Pilkada tersebut  meraih  jabatan sebagai pemimpin  berikut kekuasaan dan jabatannya. Lalu, bagaimana sikap pemimpin terpilih tersebut atas kekuasaan dan jabatannya? Yuk kita ikuti yang di bawah ini!

 

UJIAN  dari Allah tidak hanya berbentuk musibah atau bencana. Kekuasaan dan jabatan pun merupakan ujian.

 

ALLAH akan melihat siapa yang bersyukur dan siapa yang kufur. Siapa berbuat -dalam jabatan dan kekuasaannya- yang diridhai Allah dan siapa berbuat yang dimurkai-Nya.

 

ALLAH berfirman tentang Nabi Sulaiman AS  saat melihat istana Bilqis di sisinya, “Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya).”  (QS. Al-Naml: 40).

 

ALLAH memberi nikmat kepada seseorang agar ia dapat mensyukurinya, menjaganya, dan menggunakannya untuk kebaikan. Atau orang tersebut justru menggunakan nikmat tersebut untuk melawan Zat pemberi nikmat itu sendiri.

 

ATAU juga orang tersebut menggunakan nikmat tersebut  justru untuk berbuat durhaka kepada Allah. Jika begitu, maka orang tersebut terkategori sebagai orang kufur.

 

NIKMAT merupakan cobaan dan ujian dari Allah. Dengan nikmat, terlihatlah  mana orang yang bersyukur dan mana  orang yang kufur. Ujian dari Allah terkadang berupa nikmat dan terkadang pula berupa musibah.

 

ALLAH berfirman, “Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata, ‘Tuhanku telah memuliakanku.’ Adapun bila Tuhannya mengujinya, lalu membatasi rezekinya maka dia berkata, ‘Tuhanku menghinakanku’.” (QS. Al-Fajr: 15-16)

 

MAKNA ayat di atas adalah  tidak setiap orang yang mendapat rezeki, harta melimpah, dan kedudukan (jabatan) merupakan bentuk pemuliaan dari Allah untuknya. Sebaliknya, tidak setiap orang yang disempitkan rezekinya, jauh dari tahta, dan mendapat berbagai musibah merupakan bentuk kehinaan dari Allah untuknya.

 

SEMETARA itu, kekayaan abadi yang akan terus dinikmati pemiliknya adalah kekayaan yang mengantarkan kepada surga. Yakni , iman, ihsan, kebaikan, ketakwaan, taubat, hijrah, jihad, dan amal salih lainnya.

 

ITULAH sebabnya, jabatan  dan kekuasaan haruslah menguatkan nikmat-nikmat di atas. Jabatan dan kekuasaan  tidak boleh menggeser nikmat keberagamaan dan  keberimanan seseorang.

 

ORANG yang buruk adalah orang menjadikan jabatan  dan kekuasaan sebagai musibah dalam agamanya. Lihatlah Fir’aun yang  dengan jabatan  dan kuasanya,  ia lupa kepada Allah.

 

FIR’AUN memusuhi utusan Allah dan menentang ajaran yang dibawanya. Bahkan,  lebih buruk lagi. Ia mengaku sebagai Tuhan yang memiliki kekuasaan dan perintah mutlak.

 

FIRAUN bahkan membuat aturan yang berlawanan dengan syariat Allah. Kemudian,  ia paksa manusia tunduk kepadanya. Ia musuhi, ia siksa, dan ia bunuhi siapa yang tidak mau tunduk kepadanya.

 

ALQURAN juga telah mengabadikan kisah manusia mulia dengan jabatan  dan kekuasaannya. Adalah Zulqarnain, raja mulia yang menguasai ilmu dan keperkasaan.

 

ZULKARNAIN mengelilingi dunia dan menebarkan kebaikan di muka bumi. Ia senantiasa menolong manusia dan tidak sewenang-wenang dengan kekuasaannya, tidak berbuat aniaya, dan tidak membuat kerusakan di muka bumi.

 

ZULKARNAIN, penguasa yang tidak terfitnah dengan kekuasaan dan kekuatannya. Ia gunaan karunia Allah tersebut  untuk mencari akhirat dengan membuat perbaikan di muka bumi dan menolong manusia-manusia lemah di atasnya.

 

RESEP agar lurus saat menjadi penguasa (pemimpin) adalah dengan menanamkan sifat ikhlas. Dengan ikhlas tersebut, ia berharap keridhaan Allah dalam diri dan senantiasa mengingat negeri akhirat.

 

SEMOGA Allah pilihkan untuk kita pemimpin yang bertakwa dan sayang kepada rakyatnya. Semoga Allah hinakan atau binasakan pemimpin-penimpin tirani yang melampaui batas dan kejam kepada rakyat.

 

Ya Allah, Tuhan kami. Perbaikilah para pemimpin kami. Berilah mereka taufik-Mu sehingga mereka bisa bersikap adil dan berbuat baik kepada rakyat. Ya Allah,  jadikanlah pemimpin kami dapat bersikap lembut kepada rakyat, mau mendengar keluhan rakyat, serta memperhatikan kemaslahatannya. Ya Allah, jadikanlah pemimpin kami  mencintai rakyatnya dan buatlah rakyat agar mencintai mereka. Berilah mereka taufik-Mu agar tetap berada di jalan-Mu yang lurus, dan senantiasa mengamalkan ajaran agama-Mu yang lurus.

Soal dan Jawaban Listrik Dinamis

  LISTRIK DINAMIS   1.        Tuliskan faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan suatu penghantar! Jawab : Faktor yang mempengaruhi h...