(Menyambut Pilkada Serentak,
hari ini, 9-12-2020)
KETIKA JABATAN DAN
KEKUASAAN SEBAGAI UJIAN DARI ALLAH
PADA 9 Desember 2020 berlangsung Pilkada serentak di Indonesia. Pada Pilkada tersebut terjadi persaingan untuk meraih kedudukan sebagai pemimpin kabupaten/kota/provinsi. Pemenang Pilkada tersebut meraih jabatan sebagai pemimpin berikut kekuasaan dan jabatannya. Lalu, bagaimana sikap pemimpin terpilih tersebut atas kekuasaan dan jabatannya? Yuk kita ikuti yang di bawah ini!
UJIAN dari Allah tidak
hanya berbentuk musibah atau bencana. Kekuasaan dan jabatan pun merupakan
ujian.
ALLAH akan melihat siapa yang bersyukur dan siapa yang kufur.
Siapa berbuat -dalam jabatan dan kekuasaannya- yang diridhai Allah dan siapa
berbuat yang dimurkai-Nya.
ALLAH berfirman tentang Nabi Sulaiman AS saat melihat istana Bilqis di sisinya, “Ini
termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari
(akan nikmat-Nya).” (QS. Al-Naml: 40).
ALLAH memberi nikmat kepada seseorang agar ia dapat mensyukurinya,
menjaganya, dan menggunakannya untuk kebaikan. Atau orang tersebut justru menggunakan
nikmat tersebut untuk melawan Zat pemberi nikmat itu sendiri.
ATAU juga orang tersebut menggunakan nikmat tersebut justru untuk berbuat durhaka kepada Allah.
Jika begitu, maka orang tersebut terkategori sebagai orang kufur.
NIKMAT merupakan cobaan dan ujian dari Allah. Dengan nikmat,
terlihatlah mana orang yang bersyukur
dan mana orang yang kufur. Ujian dari
Allah terkadang berupa nikmat dan terkadang pula berupa musibah.
ALLAH berfirman, “Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu
dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata, ‘Tuhanku telah
memuliakanku.’ Adapun bila Tuhannya mengujinya, lalu membatasi rezekinya maka
dia berkata, ‘Tuhanku menghinakanku’.” (QS. Al-Fajr: 15-16)
MAKNA ayat di atas adalah
tidak setiap orang yang mendapat rezeki, harta melimpah, dan kedudukan
(jabatan) merupakan bentuk pemuliaan dari Allah untuknya. Sebaliknya, tidak
setiap orang yang disempitkan rezekinya, jauh dari tahta, dan mendapat berbagai
musibah merupakan bentuk kehinaan dari Allah untuknya.
SEMETARA itu, kekayaan abadi yang akan terus dinikmati pemiliknya
adalah kekayaan yang mengantarkan kepada surga. Yakni , iman, ihsan, kebaikan,
ketakwaan, taubat, hijrah, jihad, dan amal salih lainnya.
ITULAH sebabnya, jabatan
dan kekuasaan haruslah menguatkan nikmat-nikmat di atas. Jabatan dan
kekuasaan tidak boleh menggeser nikmat
keberagamaan dan keberimanan seseorang.
ORANG yang buruk adalah orang menjadikan jabatan dan kekuasaan sebagai musibah dalam agamanya.
Lihatlah Fir’aun yang dengan
jabatan dan kuasanya, ia lupa kepada Allah.
FIR’AUN memusuhi utusan Allah dan menentang ajaran yang dibawanya.
Bahkan, lebih buruk lagi. Ia mengaku
sebagai Tuhan yang memiliki kekuasaan dan perintah mutlak.
FIRAUN bahkan membuat aturan yang berlawanan dengan syariat Allah.
Kemudian, ia paksa manusia tunduk
kepadanya. Ia musuhi, ia siksa, dan ia bunuhi siapa yang tidak mau tunduk
kepadanya.
ALQURAN juga telah mengabadikan kisah manusia mulia dengan
jabatan dan kekuasaannya. Adalah
Zulqarnain, raja mulia yang menguasai ilmu dan keperkasaan.
ZULKARNAIN mengelilingi dunia dan menebarkan kebaikan di muka
bumi. Ia senantiasa menolong manusia dan tidak sewenang-wenang dengan
kekuasaannya, tidak berbuat aniaya, dan tidak membuat kerusakan di muka bumi.
ZULKARNAIN, penguasa yang tidak terfitnah dengan kekuasaan dan
kekuatannya. Ia gunaan karunia Allah tersebut
untuk mencari akhirat dengan membuat perbaikan di muka bumi dan menolong
manusia-manusia lemah di atasnya.
RESEP agar lurus saat menjadi penguasa (pemimpin) adalah dengan
menanamkan sifat ikhlas. Dengan ikhlas tersebut, ia berharap keridhaan Allah
dalam diri dan senantiasa mengingat negeri akhirat.
SEMOGA Allah pilihkan untuk kita pemimpin yang bertakwa dan sayang
kepada rakyatnya. Semoga Allah hinakan atau binasakan pemimpin-penimpin tirani
yang melampaui batas dan kejam kepada rakyat.
Ya Allah, Tuhan kami. Perbaikilah para pemimpin kami. Berilah
mereka taufik-Mu sehingga mereka bisa bersikap adil dan berbuat baik kepada
rakyat. Ya Allah, jadikanlah pemimpin
kami dapat bersikap lembut kepada rakyat, mau mendengar keluhan rakyat, serta
memperhatikan kemaslahatannya. Ya Allah, jadikanlah pemimpin kami mencintai rakyatnya dan buatlah rakyat agar
mencintai mereka. Berilah mereka taufik-Mu agar tetap berada di jalan-Mu yang
lurus, dan senantiasa mengamalkan ajaran agama-Mu yang lurus.