DENGAN MEMPERBANYAK BERSYUKUR,
NIKMAT DARI ALLAH KIAN BERTAMBAH
TIDAK semua orang pandai hidupnya bahagia. Namun demikian, sesungguhnya kebahagiaan itu hanya milik
orang-orang yang pandai bersyukur. Dengan memperbanyak bersyukur kepada-Nya,
Allah akan menambahkan nikmat, yang di antaranya adalah berupa nikmat kebahagiaan
hidup.
BUKAN. Bukan setelah mendapat kebahagian kemudian baru bersyukur. Kenapa demikian? Karena bisa jadi kebahagiaan yang didapat tidak akan berlangsung lama.
AKAN tetapi, ketika rasa syukur telah menjadi bagian pada semua
kondisi, maka hal itu akan menjadi kebahagiaan yang abadi. Kebahagiaan
abadi yang tidak akan pernah berhenti
mengalir.
INGAT bahwa semua bentuk kebahagiaan merupakan karunia dari Allah.
Karena itu, Allah akan selalu menambah
kebahagiaan kita jika kita bersyukur atas segala nikmat tersebut.
SEBENARNYA, kebahagian
adalah merupakan bagian dari
amanah nikmat yang Allah anugerahkan. Ketika kita mampu mengemban amanah
tersebut dengan syukur, Allah akan
semakin mempercayainya untuk selalu memberi dan menambah nikmat-Nya.
ALLAH berfirman di dalam
Alquran seperti di bawah ini.
a)
Pada Surah
Ibrahim.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan bahwa sesungguhnya jika
kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu. Akan tetapi, jika
kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS.
Ibrahim Ayat 7).
b)
Pada Surah
An-Nisa.
مَّا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَءَامَنْتُمْ ۚ وَكَانَ اللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا
“Allah tidak akan menyiksamu jika kamu bersyukur dan beriman. Dan
Allah Maha Mensyukuri, Maha Mengetahui.”
(QS. An-Nisa’ Ayat 147).
BUKTI rasa syukur yang
tepat bagi seorang hamba yang beriman, bukan hanya pandai mengucapkan
alhamdulillah. Akan tetapi, sudah
semestinya, rasa syukur itu diwujudkan dalam amalan.
BERSYUKUR itu diungkapkan dengan hati, dengan tunduk, dan merasa tenang.
Di samping itu, beryukur juga diungkapkan dengan lisan, yakni dengan memuji
Allah dan mengakui kemahabesaran-Nya.
Pun pula, bersyukur itu
diungkapkan dengan anggota badan, yaitu
dengan taat dan patuh pada Allah.
PERIHAL bersyukur dengan anggota badan. Yakni ketika seseorang
menahan anggota badan dari maksiat dan
menggunakan anggota badan itu dalam ketaatan pada Allah.
SIAPA saja yang bersyukur dengan lisannya, namun tidak bersyukur
dengan anggota badan lainnya, itu seperti seseorang yang mengenakan pakaian. Ia
ambil ujung pakaian saja, tidak ia kenakan seluruhnya.
MAKA, pakaian tersebut tidaklah bermanfaat untuknya. Yakni tidak
bermanfaat untuk melindungi dirinya dari
dingin, panas, salju dan hujan.
BANYAK orang hidup dengan kekurangan, baik harta atau kondisi
fisiknya. Akan tetapi, mereka bisa melihat tawa dan keceriaan dari wajahnya
karena hatinya, lisannya serta amalnya dipenuhi dengan rasa syukur.
BERSYUKUR atas setiap hal yang kita punyai, maka dengan
memperbanyak bersyukur, niscaya Allah
tambahkan lagi nikmat. Nikmat itu
bisa berupa di antaranya nikmat kebahagiaan dalam semua sisi kehidupan.
Rabbi auzi’ni an asykura ni’mataka allati an’amta ‘alayya wa ‘ala
walidayya. “Ya Tuhanku, tunjukkanlah aku
untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada
ibu bapakku.”