Sunday, 13 December 2020

BERBUDI PEKERTI LUHUR


BERBUDI PEKERTI  LUHUR

 

RASULULLAH SAW bersabda, “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah mereka yang paling baik budi pekertinya.”  (HR Tirmidzi, Abu Dawud, Ahmad, dan Darimi).

 

HADIS di atas menegaskan bahwa budi pekerti atau akhlak merupakan penentu sempurna atau tidaknya keimanan seseorang. Tidaklah seseorang merasa telah sempurna imannya hanya karena ibadah ritual semata, tetapi ia harus menunjukkannya pada kehidupan dan akhlak keseharian.

 

DALAM kehidupan bermasyarakat, kita bergaul dengan orang yang beragam watak, karakter, kebudayaan, agama, bahkan prinsip hidup yang berbeda. Sikapilah segala perbedaan tersebut dengan mengedepankan budi pekerti atau akhlak yang baik.

 

BELAJARLAH menerima perbedaan. Perlakukan setiap orang yang berbeda dengan kita sebagaimana kita ingin diperlakukan.

 

TANAMKAN dalam hati bahwa perbedaan adalah rahmat Tuhan. Dengan begitu, kita akan selalu merasa nyaman hidup berdampingan.

 

HAL tersebut membuat hidup jauh dari permusuhan dan saling menjatuhkan. Pun pula hidup jauh dari mencaci dan merendahkan orang lain.

 

KETIKA an-Nawwas bin Sam’an RA bertanya tentang kebajikan dan dosa, Rasulullah SAW menjawab, “Kebajikan adalah budi pekerti yang baik, sedangkan dosa adalah sesuatu yang merisaukan hati, dan kamu tidak senang apabila hal itu diketahui orang lain.”  (HR Muslim).

 

DENGAN akhlak yang baik, kita bisa membuat orang lain merasakan kedamaian. Pun pula, orang lain tidak tersakiti oleh lisan dan tindakan kita.

 

ALLAH dan Rasul-Nya sangat mencintai orang yang berbudi pekerti luhur. Bahkan, dikatakan bahwa orang berbudi pekerti luhur termasuk yang paling banyak masuk surga.

 

HAL itu sebagaimana ketika Rasulullah SAW ditanya, “Apakah yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam surga?” 

 

BELIAU pun menjawab, “Bertakwa kepada Allah dan budi pekerti yang baik.”

 

KEMUDIAN,  Rasulullah SAW pun ditanya, “Perbuatan apakah yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam neraka?”

 

BELIAU menjawab, “Mulut dan kemaluan.” (HR Tirmidzi).

 

R ASULULLAH SAW adalah teladan utama dalam akhlak manusia. Kesempurnaan akhlak beliau menjadi wasilah keberhasilan dakwah.

 

DALAM kitannya dengan akhlak, Allah berfirman. “Maka, berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu, maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.” (QS Ali Imran: 19)

 

ITULAH sebabnya, teruslah berbuat kebajikan. Hiasi diri dengan budi pekerti dan akhlak yang luhur.

 

JANGAN lelah dalam belajar. Carilah pengalaman hidup sebanyak mungkin. Dari pengalaman itu, kita akan mendapat banyak pelajaran.

 

APABILA kita menyempurnakan iman dengan terus memperbaiki akhlak, keindahan agama (Islam) akan semakin dirasakan. Bukan hanya oleh kita, melainkan juga oleh orang-orang yang ada di sekitar kita.

 

Ya Allah, Tuhan kami. Berilah kami petunjuk untuk selalu berbuat sebaik-baik amalan, sebaik-baik budi pekerti, sebaik-baik akhlak. Lindungi kami dari buruknya amalan dan buruknya akhlak serta tidak ada yang mampu melindungi dari kejelekannya amalan kecuali Engkau, ya Allah. 

Soal dan Jawaban Listrik Dinamis

  LISTRIK DINAMIS   1.        Tuliskan faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan suatu penghantar! Jawab : Faktor yang mempengaruhi h...