BERBUDI PEKERTI LUHUR
RASULULLAH SAW bersabda, “Orang mukmin yang paling sempurna
imannya adalah mereka yang paling baik budi pekertinya.” (HR Tirmidzi, Abu Dawud, Ahmad, dan Darimi).
HADIS di atas menegaskan bahwa budi pekerti atau akhlak merupakan penentu sempurna atau tidaknya keimanan seseorang. Tidaklah seseorang merasa telah sempurna imannya hanya karena ibadah ritual semata, tetapi ia harus menunjukkannya pada kehidupan dan akhlak keseharian.
DALAM kehidupan bermasyarakat, kita bergaul dengan orang yang
beragam watak, karakter, kebudayaan, agama, bahkan prinsip hidup yang berbeda.
Sikapilah segala perbedaan tersebut dengan mengedepankan budi pekerti atau
akhlak yang baik.
BELAJARLAH menerima perbedaan. Perlakukan setiap orang yang
berbeda dengan kita sebagaimana kita ingin diperlakukan.
TANAMKAN dalam hati bahwa perbedaan adalah rahmat Tuhan. Dengan
begitu, kita akan selalu merasa nyaman hidup berdampingan.
HAL tersebut membuat hidup jauh dari permusuhan dan saling
menjatuhkan. Pun pula hidup jauh dari mencaci dan merendahkan orang lain.
KETIKA an-Nawwas bin Sam’an RA bertanya tentang kebajikan dan
dosa, Rasulullah SAW menjawab, “Kebajikan adalah budi pekerti yang baik,
sedangkan dosa adalah sesuatu yang merisaukan hati, dan kamu tidak senang apabila
hal itu diketahui orang lain.” (HR
Muslim).
DENGAN akhlak yang baik, kita bisa membuat orang lain merasakan
kedamaian. Pun pula, orang lain tidak tersakiti oleh lisan dan tindakan kita.
ALLAH dan Rasul-Nya sangat mencintai orang yang berbudi pekerti
luhur. Bahkan, dikatakan bahwa orang berbudi pekerti luhur termasuk yang paling
banyak masuk surga.
HAL itu sebagaimana ketika Rasulullah SAW ditanya, “Apakah yang
paling banyak memasukkan manusia ke dalam surga?”
BELIAU pun menjawab, “Bertakwa kepada Allah dan budi pekerti yang
baik.”
KEMUDIAN, Rasulullah SAW
pun ditanya, “Perbuatan apakah yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam
neraka?”
BELIAU menjawab, “Mulut dan kemaluan.” (HR Tirmidzi).
R ASULULLAH SAW adalah teladan utama dalam akhlak manusia.
Kesempurnaan akhlak beliau menjadi wasilah keberhasilan dakwah.
DALAM kitannya dengan akhlak, Allah berfirman. “Maka, berkat
rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya
engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekitarmu. Karena itu, maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka,
dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau
telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah
mencintai orang yang bertawakal.” (QS Ali Imran: 19)
ITULAH sebabnya, teruslah berbuat kebajikan. Hiasi diri dengan
budi pekerti dan akhlak yang luhur.
JANGAN lelah dalam belajar. Carilah pengalaman hidup sebanyak
mungkin. Dari pengalaman itu, kita akan mendapat banyak pelajaran.
APABILA kita menyempurnakan iman dengan terus memperbaiki akhlak,
keindahan agama (Islam) akan semakin dirasakan. Bukan hanya oleh kita,
melainkan juga oleh orang-orang yang ada di sekitar kita.
Ya Allah, Tuhan kami. Berilah kami petunjuk untuk selalu berbuat sebaik-baik amalan, sebaik-baik budi pekerti, sebaik-baik akhlak. Lindungi kami dari buruknya amalan dan buruknya akhlak serta tidak ada yang mampu melindungi dari kejelekannya amalan kecuali Engkau, ya Allah.