Friday, 11 December 2020

JANGAN SUKA MENYALAHKAN ORANG LAIN

 

JANGAN SUKA MENYALAHKAN ORANG LAIN

 

SALAH satu persoalan yang berpotensi mengganggu hubungan kita dengan orang lain ialah kebiasaan menyalahkan orang lain. Lazimnya, tindakan ini muncul ketika kita dihadapkan pada situasi sulit yang sebenarnya timbul karena perkataan, sikap, maupun perilaku kita sendiri. Maka, seyogianya, sikap ini haru kita hindari.

 

MENYALAHKAN orang lain adalah cara paling mudah untuk keluar dari belitan persoalan. Hal ini sekaligus menunjukkan seperti apa jati diri kita.

 

KEBIASAAN menyalahkan orang lain adalah bentuk penghindaran diri dari tanggung jawab atas situasi buruk yang tengah dihadapi. Akibat  ucapan atau tindakan tertentu, situasi menjadi rumit dan mungkin tidak terkendali.

 

SITUASI rumit ini di luar dugaan. Untuk keluar dari situasi rumit, orang yang mengeluarkan ucapan atau tindakan itu akan melemparkan kesalahan kepada orang lain.

 

HAL itu bertujuan  agar orang tersebut dipersepsikan sebagai  pembuat onar. Dengan kata lain,  perlu ada kambing hitam.

 

ALLAH berfirman di dalam kitab suci Alquran seperti yang di bawah ini.

 

"wa iż yataḥājjụna fin-nāri fa yaqụlud-du'afā`u lillażīnastakbarū innā kunnā lakum taba'an fa hal antum mugnụna 'annā naṣībam minan-nār." 

 

YANG artinya:

“Dan (ingatlah), ketika mereka berbantah-bantahan dalam neraka, maka orang yang lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri, Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu melepaskan sebagian (azab) api neraka yang menimpa kami? (QS. Ghafir 40 Ayat 47).

 

"qālallażīnastakbarū innā kullun fīhā innallāha qad ḥakama bainal-'ibād ( “Orang-orang yang menyombongkan diri menjawab, ‘Sesungguhnya kita semua sama-sama dalam neraka karena Allah telah menetapkan keputusan antara hamba-hamba-Nya).’” (QS. Ghafir 40: Ayat 48)

 

PENGHUNI neraka saling berbantah-bantahan. Orang-orang yang dulu sekadar menjadi pengikut menyalahkan orang-orang yang dulu mengajaknya melakukan pembangkangan. Tentu saja orang yang  mengajak itu tidak mau disalahkan. Keduanya  pun saling menyalahkan.

 

SETIAP orang pasti pernah melakukan kesalahan. Akan tetapi, kalau tidak mau mengakui kesalahan apalagi minta maaf, maka ini fatal.

 

ORANG-ORANG  gemar mengelak, padahal sudah jelas mereka berbuat salah. Apalagi  mereka sampai menyalahkan orang lain, maka sungguh ini mental pengecut.

 

BERBAHAYA sekali mental seperti itu, karena ini adalah bagian dari mental kemunafikan yang hina. Jangan sampai ada dalam diri kita mental yang seperti itu.

 

JANGAN pernah takut mengakui kesalahan yang sudah kita lakukan. Bersikaplah ksatria. Mengakui, meminta maaf, dan perbaikilah kesalahan tersebut.

 

TIDAK ada orang yang celaka karena mengakui kesalahan. Yang celaka justru orang yang bersikap sebaliknya. Bersikap sombong tidak mengakui kesalahan, melarikan diri dari tanggung jawab, apalagi hingga menyalahkan orang lain.

 

Allah  berfirman seperti yang berikut ini.

 

"Wallażīna iżā fa'alụ fāḥisyatan au ẓalamū anfusahum żakarullāha fastagfarụ liżunụbihim, wa may yagfiruż-żunụba illallāh, wa lam yuṣirrụ 'alā mā fa'alụ wa hum ya'lamụn  (“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.”) (QS. Ali ‘Imran Ayat 135)

 

KEENGGANAN mengakui kekurangan dan kesalahan diri sendiri apalagi sampai meminta maaf. Hal ini  merupakan cerminan kesombongan yang ada di dalam hati.

 

SEMENTARA itu,  sombong adalah penyakit hati yang sungguh sangat berbahaya. Betapa banyak orang yang hancur karena kesombongan.

 

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu keselamatan di dunia dan akhirat. Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku dan kasihanilah mereka sebagaimana mereka merawatku ketika aku masih kecil. Ya Allah, berkahilah kami di dalam keturunan kami dan janganlah Engkau menimpakan bahaya kepada mereka, berilah pertolongan kepada kami dan berilah pertolongan kepada mereka untuk taat kepada-Mu, dan berilah kami rezeki kebaikan mereka.

Soal dan Jawaban Listrik Dinamis

  LISTRIK DINAMIS   1.        Tuliskan faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan suatu penghantar! Jawab : Faktor yang mempengaruhi h...