MANUSIA PALING BERUNTUNG: SEGALA KEBUTUHANNYA DICUKUPI ALLAH
ORANG yang kehidupannya dicukupi Allah dalam segala hal sejatinya adalah orang yang
paling beruntung. Orang seperti itu tidak akan merisaukan aneka urusan dunia.
Pasalnya, Allah sudah menjamin kehidupannya. Allah telah menjadikannya sebagai
hamba yang berkecukupan.
LANTAS, bagaimana supaya kita bisa menjadi manusia yang segala
urusannya dicukupi oleh Allah?
UNTUK menjadi orang yang kehidupannya dicukupi Allah, syaratnya bukanlah menjadi orang yang bekerja keras, melainkan orang yang hatinya senantiasa tawakal kepada Allah atas segala urusannya.
DALAM hal ini, Allah berfirman, "Wa man yatakillah fahuwa
hasbuh" (Dan barangsiapa yang
bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. (QS
At-Thalaq ayat 3).
JADI, bukan perkara kerja keras.
Itu saja tidak cukup. Akan
tetapi, yang membuat kehidupan
seseorang dicukupi oleh Allah
adalah hati yang tawakal.
ORANG yang memasrahkan dirinya kepada Allah akan dicukupi
kehidupannya serta mendapatkan tuntunan dan petunjuk dari Allah. Dalam arti
bahwa segala urusannya dijamin Allah.
ORANG tersebut dicukupi perihal hartanya, ilmunya, dan
keamanannya. Pun pula dicukupi kehidupan
lahir dan batinnya.
ORANG yang tidak berserah diri kepada Allah akan menjadi manusia
yang menderita dalam mengarungi kehidupan. Kendati orang tersebut mati-matian
berusaha dalam mencapai suatu hal, usahanya tersebut akan menjadi sulit tanpa
adanya tawakal.
APABILA seseorang telah
mendapatkan petunjuk dan perlindungan dari Allah karena rasa tawakal, setan pun
kesulitan menyesatkan orang tersebut.
ORANG yang bertawakal adalah orang yang benar-benar bertauhid,
yakni meyakini segalanya milik Allah. Hamba tersebut yakin bahwa tidak akan
datang nikmat sekecil apa pun tanpa izin Allah.
APABILA yang bertawakal
tersebut adalah seorang pedagang, hamba itu akan menjadi pedagang yang baik
terhadap pembelinya. Pun pula, ia tidak
akan menghalalkan segala cara demi menarik pembeli.
IA pun tidak akan kecewa atau bersedih hati apabila dagangannya
tidak jadi dibeli. Sebab, ia yakin bahwa rezekinya telah diatur oleh
Allah.
SANGAT berbeda dengan pedagang yang menganggap bahwa pembeli itu
sumber rezeki. Dia akan berusaha keras agar orang itu membeli.
AKAN tetapi, orang yang tawakal akan berusaha keras berdagang
dengan cara terbaik agar Allah ridha. Apakah Allah memberi rezeki lewat pembeli
itu atau tidak, itu tidak masalah.
DIBELI barang dagangannya, alhamdulilah. Tidak dibeli
dagangannya pun, alhamdulilah. Karena
dia sudah berbuat baik pada pembeli.
ALLAH telah membuat ketentuan bagi segala sesuatu. Sebab itu,
tawakal atas segala ketentuan Allah menjadi kunci dari turunnya pertolongan
Allah untuk mencukupi segala hal dalam kehidupan hamba tersebut.
ITULAH sebabnya, yuk kita
terus berbuat kebaikan. Orang yang bertawakal tidak berputus asa apabila
ikhtiarnya belum menuai hasil, tetapi akan terus berusaha dan berbuat baik.
Ya Allah, Tuhan ksmi. Aku berserah diri kepada-Mu. Aku beriman
kepada-Mu. Aku bertawakal kepada-Mu. Aku bertobat kepada-Mu, dan aku mengadukan
urusanku kepada-Mu.