Tuesday, 15 December 2020

MEMBIASAKAN DIRI UNTUK TIDAK MENGELUH

 

MEMBIASAKAN DIRI UNTUK TIDAK MENGELUH

 

TIDAK seharusnya seorang muslim mengeluhkan kehidupannya. Sebab, jika berpikir jernih, ia tidak akan pernah sanggup menghitung kenikmatan yang ia rasakan selama ini. Kenikmatan yang diberikan oleh Allah  yang tidak akan pernah sanggup dihitung oleh siapa pun. Dengan banyaknya kenikmatan selama ini, tidaklah pantas jika kita mengeluh.

 

MEMANG benar bahwa pada diri sebagian manusia ada potensi tabiat yang tidak baik. Salah satu di antaranya adalah  tabiat suka mengeluh.  

 

ALLAH berfirman di dalam Alquran seperti yang berikut ini.

 

            إِنَّ الْإِنْسٰنَ خُلِقَ هَلُوعًا

 

“Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh.” (QS. Al-Ma’arij 70: Ayat 19).

 

PADA  ayat selanjutnya, Allah berfirman.

 

            إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا

 

“Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah,” (QS. Al-Ma’arij: Ayat 20).

 

BEGITULAH kecenderungan  dan sifat manusia. Apabila keluh kesah itu masih dalam batas kewajaran, tidak akan menjadi masalah bagi diri sendiri maupun bagi  orang lain.

 

DALAM Surah Yusuf ayat 87, Allah berfirman, “… dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya, tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.”

 

MENGAPA Allah melarang kita berputus asa?  Sebenarnya, hal ini mengandung konsekuensi logis.

 

KETIKA Allah melarang manusia berputus asa, itu ada maknanya. Hal  itu artinya Allah sudah menjamin pasti ada harapan dan jalan keluar bagi setiap permasalahan yang dihadapi oleh manusia.

 

ITULAH  sebabnya, mengapa selalu ada fitrah jalan keluar dalam setiap pemecahan masalah. Jalan keluar itu berupa jalan yang semakin mendekatkan diri manusia kepada ajaran-Nya.

 

NAMUN,  apabila mengeluh dijadikan sebagai kebiasaan setiap menanggapi suatu masalah, akan menjadi hambatan mental yang cukup berarti. Hambatan mental seringkali jauh lebih berat dibandingkan dengan  hambatan fisik.

 

PADAHAL, kalau kita mengetahui  bahwa hal ini adalah ketetapan Allah, sebenarnya bagi orang-orang beriman telah tersedia surga yang kekal selamanya. Asalkan manusia mau berusaha  bersabar dan bersyukur,  lalu berdoa memasrahkan segala daya yang telah terupaya pada-Nya Yang Kuasa.

 

MAKA, tidaklah pantas kita  mengeluhkan kehendak-Nya yang terjadi pada diri kita, karena sebenarnya, sebagaimana firman Allah di bawah ini.

 

 مَآ أَصَابَ مِنْ مُّصِيبَةٍ فِى الْأَرْضِ وَلَا فِىٓ أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِى كِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ أَنْ نَّبْرَأَهَآ  ۚ إِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

 

“Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah."(QS. Al-Hadid  ayat 22).

 

JIKA kita mampu mengurangi kebiasaan mengeluh atau tidak mengeluh sama sekali dan berusaha berbaik sangka kepada Allah, itulah yang terbaik.  Hal itu akan menjadi penyumbang bagi kebaikan kehendak-Nya pada kita.

 

OLEH karena itu, marilah kita membiasakan diri untuk tidak mengeluhkan suatu masalah atas apa yang terjadi pada  diri kita. Mari kita berpikir cerdas dan berusaha ikhlas mencari solusi secara tuntas.

 

YUK kita syukuri atas  apa yang ada pada diri kita. Hidup adalah anugerah dari Allah dan  tetap jalani hidup ini dengan  melakukan yang terbaik.

 

ALLAH senantiasa menunjukkan kebesaran dan kuasa-Nya bagi hamba-Nya. Yakni bagi hamba-Nya yang sabar dan tidak kenal berputus asa.

 

Ya  Allah, Tuhan kami. Anugerahkanlah kepada kami petunjuk  untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepada kami dan kepada kedua orang tua kami serta anugerahkan kepada kami agar kami mengerjakan kebajikan yang Engkau ridai dan masukkanlah kami  dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang salih.

Soal dan Jawaban Listrik Dinamis

  LISTRIK DINAMIS   1.        Tuliskan faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan suatu penghantar! Jawab : Faktor yang mempengaruhi h...