Monday, 21 December 2020

MENJADI KELUARGA BAHAGIA

 

MENJADI KELUARGA BAHAGIA

 

TIDAK ada orang yang menginginkan gagal berumah tangga. Setiap orang pasti ingin mencapai keharmonisan keluarga dalam berumah tangga. Sebab, keluarga adalah kunci utama kebahagiaan seseorang. Keluarga bisa menjadi surga,  namun bisa juga menjadi neraka dunia. Itulah sebabnya, penting mendidik keluarga agar menjadi keluarga  bahagia dengan melakukan empat hal. Apa itu empat hal? Yuk kita simak yang berikut ini!

 

KETIKA ada orang yang menikah, Rasulullah SAW selalu membaca doa, “Barakallahulaka, wa baraka’alaika, wajama’a bainakuma fii khair” (Mudah-mudahan Allah memberkahimu, baik ketika senang maupun ketika susah dan selalu mengumpulkan kamu berdua pada kebaikan).

 

DARI doa tersebut, kita bisa melihat bahwa Rasulullah SAW  tidak mengatakan supaya suatu keluarga menjadi kaya-raya, melainkan agar diberkahi Allah. Maksudnya, berkah adalah hidupnya selalu dikarunia Allah, rezekinya tercukupi,  dan bisa membawa kebaikan.

 

ADA dua golongan manusia yang dijelaskan dalam Surah Al-Insyiqaq ayat 7-13. Golongan pertama memperoleh catatan amalnya dari sebelah kanan.

 

SEMENTARA itu, golongan kedua menerima catatan amalnya dari belakang. Keduanya gembira dalam kondisi yang berbeda.

 

GOLONGAN pertama segera dihisab sehingga mereka berkumpul bersama kaum keluarganya dengan gembira di surga. Sebaliknya,  golongan kedua penuh penyesalan, celaka di neraka, dan mereka pernah gembira, saat hidup di dunia bersama kaum keluarganya yang kafir dan durhaka.

 

KELUARGA bahagia di akhirat yang dimaksud ialah sesama ahli surga. Sebab, orang-orang yang sama-sama mendapat nasib baik, mendapat keridhaan Allah, lalu dimasukkan Tuhan ke dalam surga-Nya laksana satu keluarga.

 

NAMUN, keluarga inti yang terdiri atas orang tua dan anak-anaknya yang terbentuk oleh ikatan perkawinan dan ikatan darah satu keturunan, sejatinya menjadi bagian dari keluarga bahagia di akhirat, bukan justru gembira di dunia tapi celaka di neraka.

 

PADA akhir Surah Al-Insyiqaq (ayat 20-25) dijelaskan pula mereka yang menjadi ahli neraka disebabkan tidak beriman, menolak kebenaran Alquran, enggan bersujud pada Allah, lalu mendustakan ayat-ayat-Nya. Sementara mereka ahli surga adalah keluarga yang beriman dan beramal salih.

 

BERDASARKAN ayat di atas, menjadi penting untuk  mendidik keluarga bahagia dengan melakukan empat hal. Yakni yang di bawah ini.

 

Pertama, pendidikan akidah. Keluarga harus dibentuk melalui ikatan pernikahan yang sah karena Allah  dengan mengutamakan agama dan akhlaknya. Nabi SAW bersabda, "Ajarkan kalimat la ilaha illa Allah kepada anak kalian sebagai kalimat pertama, dan tuntunlah mereka mengucapkan la ilaha illa Allah menjelang mati." (HR Hakim).

 

Kedua,  penguatan pendidikan Alquran. Keluarga bahagia menjadikan Alquran sebagai pedoman hidup. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sesungguhnya rumah yang dibaca di dalamnya Alquran, niscaya cahayanya akan jelas terlihat oleh para penduduk langit laksana bintang-bintang di langit jelas terlihat oleh penduduk bumi." (HR Ahmad).

 

Ketiga, penguatan pendidikan ibadah. Keluarga bahagia adalah mereka yang senantiasa sujud atau taat beribadah kepada Allah. Nabi Muhammad SAW menegaskan pada orang tua hendaknya mendidik anaknya salat ketika mampu membedakan tangan kanan dan kiri.

 

Keempat, penguatan pendidikan akhlak. Amal salih adalah akhlak atau perbuatan baik dalam segala hal yang didasari iman untuk memperoleh ridha Allah. Keluarga salih tidak melakukan perbuatan yang merusak   diri, keluarga, masyarakat dan bangsanya.

 

Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa qurrata a'yun waj'alnaa lilmuttaqiina imaamaa.  “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami, pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami sebagai imam bagi orang-orang yang bertaqwa.”  (QS Al Furqan ayat 74).

Soal dan Jawaban Listrik Dinamis

  LISTRIK DINAMIS   1.        Tuliskan faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan suatu penghantar! Jawab : Faktor yang mempengaruhi h...