MENJADI KELUARGA BAHAGIA
TIDAK ada orang yang menginginkan gagal berumah tangga. Setiap
orang pasti ingin mencapai keharmonisan keluarga dalam berumah tangga. Sebab,
keluarga adalah kunci utama kebahagiaan seseorang. Keluarga bisa menjadi
surga, namun bisa juga menjadi neraka
dunia. Itulah sebabnya, penting mendidik keluarga agar menjadi keluarga bahagia dengan melakukan empat hal. Apa itu
empat hal? Yuk kita simak yang berikut ini!
KETIKA ada orang yang menikah, Rasulullah SAW selalu membaca doa, “Barakallahulaka, wa baraka’alaika, wajama’a bainakuma fii khair” (Mudah-mudahan Allah memberkahimu, baik ketika senang maupun ketika susah dan selalu mengumpulkan kamu berdua pada kebaikan).
DARI doa tersebut, kita bisa melihat bahwa Rasulullah SAW tidak mengatakan supaya suatu keluarga
menjadi kaya-raya, melainkan agar diberkahi Allah. Maksudnya, berkah adalah
hidupnya selalu dikarunia Allah, rezekinya tercukupi, dan bisa membawa kebaikan.
ADA dua golongan manusia yang dijelaskan dalam Surah Al-Insyiqaq
ayat 7-13. Golongan pertama memperoleh catatan amalnya dari sebelah kanan.
SEMENTARA itu, golongan kedua menerima catatan amalnya dari
belakang. Keduanya gembira dalam kondisi yang berbeda.
GOLONGAN pertama segera dihisab sehingga mereka berkumpul bersama
kaum keluarganya dengan gembira di surga. Sebaliknya, golongan kedua penuh penyesalan, celaka di
neraka, dan mereka pernah gembira, saat hidup di dunia bersama kaum keluarganya
yang kafir dan durhaka.
KELUARGA bahagia di akhirat yang dimaksud ialah sesama ahli surga.
Sebab, orang-orang yang sama-sama mendapat nasib baik, mendapat keridhaan
Allah, lalu dimasukkan Tuhan ke dalam surga-Nya laksana satu keluarga.
NAMUN, keluarga inti yang terdiri atas orang tua dan anak-anaknya
yang terbentuk oleh ikatan perkawinan dan ikatan darah satu keturunan,
sejatinya menjadi bagian dari keluarga bahagia di akhirat, bukan justru gembira
di dunia tapi celaka di neraka.
PADA akhir Surah Al-Insyiqaq (ayat 20-25) dijelaskan pula mereka
yang menjadi ahli neraka disebabkan tidak beriman, menolak kebenaran Alquran,
enggan bersujud pada Allah, lalu mendustakan ayat-ayat-Nya. Sementara mereka
ahli surga adalah keluarga yang beriman dan beramal salih.
BERDASARKAN ayat di atas, menjadi penting untuk mendidik keluarga bahagia dengan melakukan
empat hal. Yakni yang di bawah ini.
Pertama, pendidikan akidah. Keluarga harus dibentuk melalui ikatan
pernikahan yang sah karena Allah dengan
mengutamakan agama dan akhlaknya. Nabi SAW bersabda, "Ajarkan kalimat la
ilaha illa Allah kepada anak kalian sebagai kalimat pertama, dan tuntunlah
mereka mengucapkan la ilaha illa Allah menjelang mati." (HR Hakim).
Kedua, penguatan pendidikan
Alquran. Keluarga bahagia menjadikan Alquran sebagai pedoman hidup. Nabi
Muhammad SAW bersabda, "Sesungguhnya rumah yang dibaca di dalamnya
Alquran, niscaya cahayanya akan jelas terlihat oleh para penduduk langit
laksana bintang-bintang di langit jelas terlihat oleh penduduk bumi." (HR
Ahmad).
Ketiga, penguatan pendidikan ibadah. Keluarga bahagia adalah
mereka yang senantiasa sujud atau taat beribadah kepada Allah. Nabi Muhammad
SAW menegaskan pada orang tua hendaknya mendidik anaknya salat ketika mampu
membedakan tangan kanan dan kiri.
Keempat, penguatan pendidikan akhlak. Amal salih adalah akhlak
atau perbuatan baik dalam segala hal yang didasari iman untuk memperoleh ridha
Allah. Keluarga salih tidak melakukan perbuatan yang merusak diri, keluarga, masyarakat dan bangsanya.
Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa qurrata a'yun
waj'alnaa lilmuttaqiina imaamaa. “Ya
Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami, pasangan kami dan keturunan kami
sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami sebagai imam bagi
orang-orang yang bertaqwa.” (QS Al
Furqan ayat 74).