KELUARGA SAKINAH DUNIA MENUJU SAKINAH AKHIRAT
RUMAH tangga yang sakinah merupakan dambaan setiap orang. Jika keluarga sakinah di dunia sudah terwujud maka akan dapat mengantarkan pada keluarga sakinah dalam semua aspek kehidupan. Bahkan, sakinah tersebut mengantarkannya pada sakinah di akhirat.
ALLAH berirman, “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya (Allah)
ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu
cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa
kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS ar-Rum: 21).
ITULAH sebabnya, setiap pasangan (suami dan istri) hendaknya
berusaha untuk menjaga maghligai rumah tangganya agar tetap langgeng. Dalam hal
ini, kecukupan materi dalam kebutuhan rumah tangga menjadi kunci utama.
SELAIN itu, agar dapat melestarikan keluarga yang sakinah di dunia
hingga di akhirat, ada hal yang hendaknya dirawat oleh suami dan istri. Yakni
yang di bawah ini.
Pertama, menjaga ta’awun (kerja sama). Setelah ta’aruf (saling
mengenal) dan tafahum (saling memahami),
selanjutnya adalah suami dan istri dalam membangun keluarga hendaknya selalu
dapat menjaga kerja sama dalam hal kebajikan.
ALLAH berfirman, “Dan
tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS Al-Maidah: 2).
KETIKA Aisyah RA ditanya, "Apa yang dikerjakan oleh Nabi
Muhammad SAW ketika di rumah?"
IA menjawab, "Beliau adalah seorang manusia biasa; beliau
adalah seorang yang mencuci bajunya sendiri, memerah susu kambingnya sendiri,
dan melayani dirinya sendiri.” (HR Tirmidzi).
Kedua, menjaga penampilan. Suami dan istri hendaknya selalu
menjaga penampilan di hadapan pasangannya. Menjaga penampilan tidak mesti
mahal. Rasulullah SAW bersabda, “Cucilah
pakaianmu, pangkaslah rambutmu, bersiwaklah, berhiaslah, dan bersihkan
dirimu.” (HR Dailami).
Ketiga, panggilan yang terbaik. Untuk menjaga keharmonisan dalam
rumah tangga, hendaknya dalam hal panggil memanggil menggunakan panggilan
kesayangan.
DALAM sebuah riwayat disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW memanggil
Aisyah dengan panggilan yang sangat mesra "Aisy" dan terkadang dengan
sebutan "Ya Humaira" (wahai yang memiliki pipi yang putih
kemerah-merahan).
Keempat, saling menasihati
dan mengingatkan. Suami dan istri hendaknya senantiasa membiasakan untuk saling
menasihati dan saling mengingatkan.
SALING menasihati dan
saling mengingatkan ini sesuai dengan firman Allah ini. “Demi masa.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal salih dan nasihat menasihati supaya menaati
kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS al-Ashr: 1-3).
APABILA pasangan (suami dan istri) dapat menjaga dan melestarikan
hal tersebut maka akan dapat mengantarkan langgengnya sebuah rumah tangga yang
sakinah di dunia dan sakinah di akhirat. Bukan itu saja. Mereka pun berkumpul kembali di surga-Nya.
Rabbanā hab lanā min azwājinā wa żurriyyātinā qurrata a'yuniw waj'alnā lil-muttaqīna imāmā. “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami, pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami sebagai imam bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS Al Furqan ayat 74)