Wednesday, 31 March 2021

SIFAT PEMAAF MENJADIKAN SESEORANG SEBAGAI MANUSIA MULIA

 

SIFAT PEMAAF  MENJADIKAN SESEORANG  SEBAGAI MANUSIA MULIA

MENJADI pemaaf  adalah bukti bahwa seseorang berhati lembut, lapang dada, sabar, dermawan, dan mulia. Dengan begitu, sifat pemaaf tersebut dapat menjadikan seseorang  sebagai manusia mulia di hadapan Allah dan di hadapan manusia lainnya.

SEBAGIAN orang menganggap bahwa  memaafkan itu tanda tidak berani dan tidak berdaya. Sebaliknya pula, sebagian orang menganggap bahwa membusungkan dada, berteriak keras, mata melotot, marah-marah, dan membalas keburukan orang dengan tindakan lebih galak dianggap sebagai sifat orang yang pemberani dan kuat.

PADAHAL, sejatinya memaafkan  akan mengangkat derajat pemiliknya dan menjadikannya sifat mulia. Hal itu sesuai dengan pesan Rasulullah SAW, "Sedekah tidaklah mengurangi harta. Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin memuliakan dirinya. Dan juga tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ (rendah hati) karena Allah melainkan Allah akan meninggikannya."  (HR. Muslim).

PESAN hadis di atas adalah  bahwa siapa saja yang memaafkan maka Allah menambahkkan kemuliaan kepadanya dengan maafnya tersebut. Maka, tidaklah pantas anggapan bahwa memaafkan itu menghancurkan kehormatan dan merendahkan martabat manusia.

MEMAAFKAN dan mengampuni kesalahan orang lain adalah akhlak Nabi Muhammad SAW.  Berdasarkan hal tersebut, maka tidaklah  mungkin orang yang mengikuti akhlak Baginda Rasuullah SAW tersebut akan menjadi hina.

ALLAH telah mengisahkan dalam Alquran tentang Nabi Yusuf AS bahwa saudara-saudaranya telah menyakiti dan menzaliminya. Namun,  saat berkuasa, Yusuf AS kaya raya, sementara saudara-saudaranya datang kepadanya meminta bantuan.

NABI YUSUF AS tidak membalas keburukan saudara-saudara mereka dahulu dengan balasan serupa. Nabi Yusuf AS  bahkan memaafkan mereka, “Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu), dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang."  (QS. Yusuf: 92).

ORANG yang paling layak mendapatkan maaf dari kita adalah orang yang paling sering bersama dengan kita sehingga sering berpeluang berbuat salah terhadap kita.Mereka itu, yakni istri, anak-anak, pembantu rumah tangga, karyawan, dan lainnya.

MEREKA adalah orang-orang yang lemah di hadapan kita. Karenanya Allah menjelaskan kepada kita bahwa sebagian istri dan anak adalah menjadi ujian bagi kita, bahkan disebutkan menjadi musuh.

HAL itu  sesuai dengan pesan Alquran ini, “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Taghabun: 14).

SERING terjadi, seseorang bersikap  keras kepada mereka. Apabila seseorang mendapati kesalahan atau perilaku yang menyakitkan hati, maka marahnya menjadi-jadi, sulit memaafkan dan sulit mengampuni kesalahan mereka. Padahal, tindakan tersebut termasuk perilaku yang buruk dan bisa menyebabkan kemudharatan atas yang lainnya.

Ya Allah, tunjukilah padaku akhlak yang baik, tidak ada yang dapat menunjukinya kecuali Engkau. Dan palingkanlah kejelekan akhlak dariku, tidak ada yang memalingkannya kecuali Engkau, ya Allah.

JANGAN LUPA PAKAI MASKER, CUCI TANGAN, JAGA JARAK DAN MAKAN TERATUR.

Soal dan Jawaban Listrik Dinamis

  LISTRIK DINAMIS   1.        Tuliskan faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan suatu penghantar! Jawab : Faktor yang mempengaruhi h...