MENGGUNAKAN KESEMPATAN SEBELUM KESEMPITAN
"GUNAKANLAH lima masa
(kesempatan) sebelum tiba lima masa (kesempitan). Masa mudamu sebelum tuamu.
Masa sehatmu sebelum sakitmu. Masa kayamu sebelum fakirmu. Masa luangmu sebelum
sibukmu. Masa hidupmu sebelum *kematianmu." (HR. Al Hakim).
SUATU ketika, Rasulullah SAW
memberi petuah soal hakikat dan pentingnya waktu atau masa. Meski begitu, hanya
sedikit yang menjaganya dengan baik.
RASULULLAH SAW melalui hadis
tersebut hendak mengajarkan bahwa segala
sesuatu ada masanya dan akan berakhir pada saatnya. Artinya, segala sesuatunya tidak ada yang abadi di
dunia ini. Sebab, semua akan berakhir
seiring bergantinya waktu.
KELIMA nikmat tersebut (sebagaimana
hadis di atas) sering melalaikan manusia. Padahal, semua itu akan sirna.
MASA muda, sehat, kaya, luang, dan hidup adalah kesempatan yang mesti dimanfaatkan untuk beramal kebajikan. Sebab, kesempatan ini suatu saat akan berubah menjadi kesempitan, yakni tua, sakit, fakir, sibuk, hingga kematian.
TIDAK selamanya kita muda, sehat,
kaya, luang, apalagi hidup. Siapa yang pandai menggunakan kelima nikmat
tersebut akan beruntung. Begitu pula sebaliknya. Bagi yang melalaikan kelima
nikmat tersebut pasti merugi dan menyesali.
Hal itu sesuai dengan firman Allah dalam Alquran, Surah Al Ashr ayat 1-3 di bawah
“Demi masa. Sesungguhnya manusia
itu benar benar berada dalam kerugian. Kecuali orang orang yang beriman dan
mengerjakan amal salih dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan
nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.”
MASA atau waktu adalah modal utama
manusia. Apabila waktu tersebut tidak
diisi dengan kegiatan, maka waktu akan berlalu dengan begitu saja.
KETIKA waktu berlalu begitu saja,
jangankan keuntungan yang diperoleh. Modal pun telah hilang dengan sia-sia.
REZEKI yang tidak diperoleh hari
ini masih dapat diharapkan perolehannya lebih banyak di hari esok. Akaan
tetapi, waktu yang berlalu hari ini, tidak mungkin kembali lagi hari esok.
MESKIPUN begitu, kebanyakan manusia tidak menggunakan
waktu tersebut dengan baik. Setelah tua, baru menyadari untuk belajar mengaji
dalam kepayahan.
SETELAH sibuk, baru mau bersama
anak-anak belajar. Setelah fakir, baru bicara sedekah. Dalam hal ini.
RASULULLAH SAW bersabda seperti yang di bawah ini.
“Ada dua nikmat yang paling sering
diabaikan atau melenakan kebanyakan manusia dari ketaatan kepada Allah, yakni
nikmat sehat dan nikmat sempat atau luang.” (HR Bukhari).
MENGAPA nikmat sehat dan
nikmat sempat sering membuat manusia
terlena? Sebab, watak manusia itu cepat lupa akan kebaikan yang diperolehnya.
APABILA dalam kesakitan dan
kesulitan, rajin mengiba dan memohon pertolongan kepada Allah. Namun, setelah
lepas dari penderitaan, ia lupa seakan tak pernah meminta.
DALAM hal ini, manusia dapat
dibedakankan menjadi empat kelompok
yakni yang di bawah ini.
1.
Manusia
yang sehat dan sempat berbuat baik.
2.
Manusia
yang sehat, tetapi tidak sempat berbuat baik.
3.
Manusia
yang tidak sehat, tetapi sempat berbuat baik.
4.
Manusia
yang tidak sehat dan tidak sempat berbuat baik.
LALU, kita termasuk kelompok
manusia yang mana? Selagi sehat dan
sempat, maka yuk kita bersegera mengisi sisa umur kita dengan ketaatan agar
meraih husnul khatimah. Jangan sampai larut dalam kemaksiatan hingga ajal tiba
karena akan termasuk su`ul khatimah. Na'udzubillahi min dzalik.
Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk
tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada
dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal salih yang Engkau ridhai; dan
masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang salih.
JANGAN LUPA PAKAI MASKER, CUCI
TANGAN, JAGA JARAK DAN MAKAN TERATUR.