Wednesday, 10 March 2021

MENGENANG ISRA' MI'RAJ

 

MENGENANG  ISRA MIKRAJ

ISRA MIKRAJ  (yang pada tahun ini jatuh pada 11 Maret 2021) merupakan  salah satu  peristiwa besar agama Islam.  Pada peristiwa Isra Mikraj yang terjadi pada 27 Rajab di zaman Rasulullah itu, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan di malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha. Selanjutnya bersama Malaikat Jibril beliau naik ke atas langit ketujuh atas izin Allah. Pada Isra Mi’raj ini Rasulullah SAW menerima perintah salat 5 waktu bagi umat-Nya.

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad SAW) pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. Al-Isra': 1).

PERISTIWA Isra Mikraj terbagi dalam dua peristiwa yang berbeda. Dalam Isra, Nabi Muhammad SAW  “diberangkatkan” oleh Allah dari Masjidil Haram (Arab Saudi) hingga Masjidil Aqsa (Palestina).

LALU, dalam Mikraj, Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi. Di sini beliau mendapat perintah langsung dari Allah untuk menunaikan salat lima waktu.

DALAM  Isra Mikraj,  malaikat Jibril menemani Rasulullah SAW seraya menjelaskan setiap kejadian yang diperlihatkan kepadanya, baik kejadian di neraka maupun di surga. Peristiwa yang terjadi di neraka dan surga tersebut sebagai gambaran bahwa nanti akan dialami seluruh umat manusia, mulai dari umat nabi Adam AS hingga umat  Muhammad SAW.

DALAM Alquran, mikraj disinggung dalam Surah An Najm.

“Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.” (QS An-Najm: 13-18).

DALAM peristiwa itu Nabi Muhammad SAW menerima  wahyu salat lima waktu dari Allah secara langsung tanpa perantara malaikat Jibril. Kemudian,  pada pagi harinya, beliau menyampaikan peristiwa isra mikraj yang telah dialaminya tersebut kepada kaumnya.

PERINTAH salat lima waktu merupakan amalan fardhu (‘ain) bagi setiap  muslim yang telah baligh dan sempurna akalnya sehingga menjadi pribadi yang mukminin dan muttaqin. Demikian, salat sebagai media yang dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.

PENEGAKKAN salat merupakan perkara utama karena tegaknya salat adalah tegaknya agama. Robohnya salat adalah robohnya agama pula.

HAL itu dijelaskan oleh  Rasulullah Muhammad SAW dalam sabdanya, “Salat adalah tiang agama, barangsiapa menegakkannya maka sesunguhnya dia telah menegakkan agama dan barangsiapa meninggalkannya sesungguhnya dia telah merobohkan agama."  (HR. Baihaqi).

ALLAH telah mensyariatkan  penegakkan syariat salat. Perintah menegakkan salat merupakan sebuah keharusan yang mesti dipahami oleh setiap muslim.

MAKA, momen Isra Mikraj harus dijadikan sebagai media untuk meneladani Rasulullah  SAW dalam melaksanakan perintah Allah. Yakni perintah salat lima waktu sesuai dengan ajaran beliau.

Ya Allah, Tuhan kami. Kami mohon agar Engkau ridho menganugerahkan keselamatan, kesehatan,  keberkahan, umur panjang, rezeki halal, ilmu yang bermanfaat, dan kemudahahan menghadapi aneka persoalan hidup kepada kami, orang tua kami, anak cucu kami, dan Saudaraku yang membaca ini.

Soal dan Jawaban Listrik Dinamis

  LISTRIK DINAMIS   1.        Tuliskan faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan suatu penghantar! Jawab : Faktor yang mempengaruhi h...