MENGINGAT AKAN MATI
MENGINGAT akan mati (kematian) itu memiliki banyak keutamaan, memiliki nilai
pahala, dan memiliki manfaat. Sementara itu, kematian
pasti akan dijumpai oleh setiap makhluk yang hidup di dunia ini. Itulah
sebabnya, agama menganjurkan pemeluknya untuk selalu mempersiapkan diri dan
mengingat kematian.
SEMUA makhluk yang bernyawa pasti
akan mengalami kematian. Tidak ada yang tahu, kapan datangnya kematian dan di
mana kematiannya.
MAUT bisa menjemput siapa saja.
Tidak hanya bagi yang berusia tua. Yang
berusia muda pun tidak akan lepas dari takdir kematiannya.
TIDAK hanya orang yang sakit. Orang yang sehat pun bisa seketika ditumbangkan oleh maut.
NABI MUHAMMAD SAW bersabda, “Perbanyaklah mengingat pemutus
kelezatan.” (HR. An Nasai, Ibnu Majah, dan Ahmad ).
HENDAKLAH kematian itu menjadi
sebuah pengingat bagi yang hidup. Oleh karena itu, kita diperingatkan untuk
banyak-banyak mengingat mati. Dengan mengingat mati, banyak manfaat yang bisa
diperoleh.
IBNU Umar bercerita, "Aku
pernah bersama Rasulullah SAW, lalu seorang Anshar mendatangi beliau
seraya ia memberi salam dan bertanya,
‘Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?’
“Beliau menjawab, ‘Yang paling baik
akhlaknya.' ‘Lalu mukmin manakah yang
paling cerdas?’” ia bertanya lagi.
“Rasululllah SAW menjawab, 'Yang paling banyak mengingat
mati dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk hidup berikutnya. Itulah mereka yang paling cerdas." (HR.
Ibnu Majah ).
DIKATAKAN cerdas, karena ia tidak
hanya berpikir untuk kehidupan kini di sini. Akan tapi, ia juga mempersiapkan diri untuk kehidupan
setelah mati.
MEMANG, mengingat kematian itu tidak mudah. Dengan berbagai cara setan
memperdaya manusia. Setan ingin manusia melupakan kematian dan menikmati sepuas-puasnya
kehidupan dunia.
SEPERTI terlena dalam lezatnya
makanan. Bermegah-megahan dalam berpakaian. Termasuk merasa bangga memiliki
rumah megah di kluster mewah dengan mobil yang wah (mewah).
OLEH karena itu, Nabi Muhammad SAW
berseru, “Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan (yaitu mati) karena jika
seseorang mengingatnya saat kehidupannya sempit, maka ia akan merasa lapang dan
jika seseorang mengingatnya saat kehidupannya lapang, maka ia tidak akan
tertipu oleh dunia (sehingga lalai akan akhirat).” (HR. Ibnu Hibban).
LANTAS, bagaimana cara menginat
kematian? Berikut adalah formula
mengingat mati, yakni di kala lapang dan sempit.
1.
Apabila di
kala lapang (sehat) maupun sempit (sakit) kita mengingat mati, maka kita tidak
lagi akan terpesona oleh lezatnya makanan, melainkan sekadarnya saja.
2.
Apabila di
kala lapang (kaya) maupun sempit (miskin) kita mengingat mati, maka kita tidak
lagi akan bernafsu bermegah-megahan dengan pakaian mahal dan baru, kecuali
sekadar untuk menutup aurat.
3.
Apabila di
kala lapang (muda) maupun sempit (tua) kita mengingat mati, maka kita tidak
lagi berburu rumah megah. Namun, yang kita pikirkan adalah bagaimana agar
kuburan kita terang, lapang, dan terhindar dari siksa kubur. Keadaan di alam
kubur tergantung perbuatan saat di dunia dan menjadi pertanda ikhwal kehidupan
di akhirat.
NABI MUHAMMAD SAW memberi informasi cara jitu
mengingat mati. “Ingatlah kematian di
dalam salatmu. Sebab, jika seseorang mengingat mati dalam salatnya, maka ia
akan memperbagus salatnya.” (HR. Dailami).
Ya Allah, semoga Engkau memberi
pertolongan kepada kami untuk bisa selalu ingat
kepada-Mu, syukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu.
JANGAN LUPA PAKAI MASKER, CUCI
TANGAN, JAGA JARAK DAN MAKAN TERATUR.