Tuesday, 2 March 2021

MENGINGAT AKAN MATI

 

MENGINGAT AKAN MATI

MENGINGAT  akan mati (kematian)  itu memiliki banyak keutamaan, memiliki nilai pahala,  dan  memiliki manfaat. Sementara itu, kematian pasti akan dijumpai oleh setiap makhluk yang hidup di dunia ini. Itulah sebabnya, agama menganjurkan pemeluknya untuk selalu mempersiapkan diri dan mengingat kematian.

SEMUA makhluk yang bernyawa pasti akan mengalami kematian. Tidak ada yang tahu, kapan datangnya kematian dan di mana kematiannya.

MAUT bisa menjemput siapa saja. Tidak hanya bagi  yang berusia tua. Yang berusia muda pun tidak akan lepas dari takdir kematiannya.

TIDAK hanya orang yang sakit. Orang yang sehat pun bisa seketika ditumbangkan oleh  maut.

NABI MUHAMMAD SAW  bersabda, “Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan.” (HR. An Nasai, Ibnu Majah, dan Ahmad ).

HENDAKLAH kematian itu menjadi sebuah pengingat bagi yang hidup. Oleh karena itu, kita diperingatkan untuk banyak-banyak mengingat mati. Dengan mengingat mati, banyak manfaat yang bisa diperoleh.

IBNU Umar bercerita, "Aku pernah bersama Rasulullah SAW, lalu seorang Anshar mendatangi beliau seraya  ia memberi salam dan bertanya, ‘Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?’

“Beliau menjawab, ‘Yang paling baik akhlaknya.'   ‘Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?’”  ia  bertanya lagi.

“Rasululllah  SAW menjawab, 'Yang paling banyak mengingat mati dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk hidup berikutnya.  Itulah mereka yang paling cerdas." (HR. Ibnu Majah ).

DIKATAKAN cerdas, karena ia tidak hanya berpikir untuk kehidupan kini di sini. Akan tapi, ia  juga mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah mati.

MEMANG, mengingat kematian  itu tidak mudah. Dengan berbagai cara setan memperdaya manusia. Setan ingin manusia melupakan kematian dan menikmati sepuas-puasnya kehidupan dunia.

SEPERTI terlena dalam lezatnya makanan. Bermegah-megahan dalam berpakaian. Termasuk merasa bangga memiliki rumah megah di kluster mewah dengan mobil yang wah (mewah).

OLEH karena itu, Nabi Muhammad SAW berseru, “Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan (yaitu mati) karena jika seseorang mengingatnya saat kehidupannya sempit, maka ia akan merasa lapang dan jika seseorang mengingatnya saat kehidupannya lapang, maka ia tidak akan tertipu oleh dunia (sehingga lalai akan akhirat).” (HR. Ibnu Hibban).

LANTAS, bagaimana cara menginat kematian? Berikut adalah  formula mengingat mati, yakni di kala lapang dan sempit.

1.      Apabila di kala lapang (sehat) maupun sempit (sakit) kita mengingat mati, maka kita tidak lagi akan terpesona oleh lezatnya makanan, melainkan sekadarnya saja.

2.      Apabila di kala lapang (kaya) maupun sempit (miskin) kita mengingat mati, maka kita tidak lagi akan bernafsu bermegah-megahan dengan pakaian mahal dan baru, kecuali sekadar untuk menutup aurat.

3.      Apabila di kala lapang (muda) maupun sempit (tua) kita mengingat mati, maka kita tidak lagi berburu rumah megah. Namun, yang kita pikirkan adalah bagaimana agar kuburan kita terang, lapang, dan terhindar dari siksa kubur. Keadaan di alam kubur tergantung perbuatan saat di dunia dan menjadi pertanda ikhwal kehidupan di akhirat.

NABI  MUHAMMAD SAW memberi informasi cara jitu mengingat mati.  “Ingatlah kematian di dalam salatmu. Sebab, jika seseorang mengingat mati dalam salatnya, maka ia akan memperbagus salatnya.” (HR. Dailami).

Ya Allah, semoga Engkau memberi pertolongan kepada kami untuk bisa selalu ingat  kepada-Mu, syukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu.

JANGAN LUPA PAKAI MASKER, CUCI TANGAN, JAGA JARAK DAN MAKAN TERATUR.

Soal dan Jawaban Listrik Dinamis

  LISTRIK DINAMIS   1.        Tuliskan faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan suatu penghantar! Jawab : Faktor yang mempengaruhi h...