PERISTIWA ISRA MIKRAJ BISA DIUJI
SECARA ILMIAH
PERJALANAN malam Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram
di Mekah (Arab Sadi) ke Masjidil Aqsha di Palestina itu bukan kehendak beliau,
meliainkan kehendak Allah. Kini, ilmu
pengetahuan telah mampu membukttikan
kebenaran peistiwa tersebut. Yakni dengan Teori Annihilasi.
TEORI Annihilasi menyatakan bahwa setiap materi (zat) memiliki antimaterinya. Jika materi direaksikan dengan antimaterinya, kedua partikel tersebut bisa lenyap berubah menjadi seberkas cahaya atau sinar gamma. Hal itu telah dibuktikan di laboratorium nuklir
PERISTIWA Isra Mikraj termaktub di
dalam Alquran, seperti yang di bawah ini ini.
“Mahasuci Allah yang telah
memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Majidil Aqsha
yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami memperlihatkan kepadanya
sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami.” (QS. Al-Isra: 1).
“Dan sesungguhnya dia (Nabi
Muhammad saw.) telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu
yang lain, di Sidratul Muntaha. Di dekat (Sidratul Muntaha) ada surga tempat
tinggal. (Dia melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh suatu
selubung. Penglihatannya tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak
(pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kekuasaan)
Tuhannya yang paling besar.” (QS.
An-Najm:13-18).
DARI ayat tersebut tampak jelas
bahwa perjalanan luar biasa itu bukan kehendak
Rasulullah SAW sendiri, melainkan kehendak Allah.
UNTUK keperluan itu, Allah mengutus
malaikat Jibril (makhluk berdimensi 9) beserta malaikat lainnya sebagai pemandu
perjalanan suci tersebut. Dipilihnya malaikat sebagai pengiring perjalanan
Rasulullah SAW dimaksudkan untuk mempermudah perjalanan melintasi ruang waktu.
SELAIN malaikat Jibril dan kawan-kawan, dihadirkan juga kendaraan
khusus. Kendaraan itu bernama Buraq,
makhluk berbadan cahaya dari alam malakut.
NAMA Buraq berasal dari kata barqun
yang berarti kilat. Perjalanan dari kota Mekah ke Palestina berkendaraan Buraq
tersebut ditempuh dengan kecepatan cahaya, sekitar 300.000 kilometer per detik.
ATAS peristiwa tersebut, muncul
pertanyaan mendasar. Pertanyaan adalah bagaimana bisa sebuah perjalanan dengan
kecepatan cahaya itu dilakukan oleh badan Rasulullah SAW. yang terbuat dari
materi padat?
UNTUK malaikat dan Buraq tidak ada
masalah karena badan mereka terbuat dari cahaya juga. Seandainya badan
bermateri padat seperti tubuh kita dipaksakan bergerak dengan kecepatan cahaya,
bisa diduga apa yang akan terjadi.
BADAN kita mungkin akan tercerai-berai.
Kenapa tercerai berai? Sebab, ikatan antarmolekul dan atom bisa terlepas.
JAWABAN yang paling mungkin untuk
pertanyaan itu adalah tubuh Rasulullah SAW diubah susunan materinya menjadi
cahaya. Bagaimanakah hal itu mungkin terjadi?
TEORI yang memungkinkan adalah
Teori Annihilasi. Teori itu menyatakan bahwa setiap materi (zat) memiliki
antimaterinya.
JIKA materi direaksikan dengan
antimaterinya, maka kedua partikel tersebut bisa lenyap berubah menjadi
seberkas cahaya atau sinar gamma. Hal itu telah dibuktikan di laboratorium
nuklir.
BAHWA jika partikel proton
direaksikan dengan antiproton, atau elektron dengan positron (antielektron),
maka kedua pasangan tersebut akan lenyap. Pun pula kedua pasangan tersebut memunculkan dua buah sinar gamma.
DALAM ajaran agama, Israk Mikraj
adalah mukjizat kenabian Muhammad SAW dan peristiwa penting yang dialami oleh
Rasulullah SAW. Salah satu buah dari Israk Mikraj adalah perintah salat 5
waktu.
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu untuk
mudah melakukan kebaikan dan meninggalkan kemungkaran serta aku memohon pada-Mu
ampunilah (dosa-dosa)ku dan juga rahmatilah aku. Ya Allah, aku memohon agar dapat
mencintai-Mu, mencintai orang-orang yang mencintai-Mu dan mencintai amal yang
dapat mendekatkan diriku kepada cinta-Mu.
JANGAN LUPA PAKAI MASKER, CUCI
TANGAN , JAGA JARAK DAN MAKAN TERATUR.