BERSEDEKAH DI KALA SUSAH
ALQURAN menyebutkan bahwa tanda
orang bertakwa antara adalah mampu berinfak atau bersedekah di waktu lapang dan sempit atau waktu susah. Orang
yang bersedekah di waktu lapang itu biasa. Akan tetapi, orang yang bersedekah
di waktu susah itu luar biasa.
ANJURAN untuk bersedekah
tersebut bermakna bahwa dalam kondisi
sesulit apa pun, manusia masih bisa memberikan sesuatu di jalan Allah. Meski
cuma sedikit, yang terpenting adalah pemberian itu diberikan dengan keikhlasan
dan hanya mengharap ridho ilahi.
NAMUN, terkadang, kita sangat sulit
memberikan sedikit apa yang kita punya dalam kondisi lapang. Lebih sulit
lagi dalam kondisi sempit, kita sulit
unuk bersedekah.
KONDISI semacam itu tentu saja atas
dasar berbagai pertimbangan. Hal itu menyebabkan kita merasa ada kesulitan
untuk bersedekeah atau berinfak.
ANJURAN untuk berinfaq (sedekah) pada waktu lapang tujuannya adalah untuk menghilangkan perasaan sombong. Pun pula, tujuannya adalah untuk menghilangkan serakah dan cinta yang berlebihan terhadap harta.
SEMENTARA itu, bersedekah di waktu
susah dianjurkan agar sifat manusia yang lebih suka diberi daripada memberi
bisa berubah. Berubah dari suka diberi
menjadi suka memberi kepada orang lain.
TANGAN di atas lebih baik daripada
tangan di bawah. Rasulullah SAW pun mengingatkan kita untuk jangan segan
bersedekah meski hanya dengan sebutir kurma. Hal itu sesuai dengan pesan beliau
seperti yang di bawah ini.
"Jauhkanlah dirimu dari api
neraka walaupun dengan (bersedekah) sebutir kurma." (HR MUTTAFAQ ALAIH).
ALQURAN pun mengingatkan akan hal
itu. Yakni dalam Surah Ali Imran seperti di bawah ini.
”Orang-orang yang bertakwa ialah
orang-orang yang membelanjakan hartanya di jalan Allah dalam keadaan mudah
maupun susah, yang menahan amarahnya meskipun sebenarnya mampu melampiaskannya,
dan yang memaafkan orang yang berbuat zalim kepadanya. Dan Allah menyukai
orang-orang yang berbuat baik yang memiliki perangai semacam itu." (QS Ali Imran ayat 134).
BERSEDEKAH berarti memberikan sesuatu
bagi orang lain yang membutuhkan. Selama ini, sudah menjadi satu kebiasaan
bahwa hanya orang-orang yang memiliki kelebihan terutama pada harta yang bisa
melakukan sedekah.
PADAHAL, sebenarnya, siapa pun bisa
bersedekah. Karena, bersedekah bukan hanya dengan harta. Bersedekah dengan
nonharta pun ternyata bisa kita lakukan.
BERSEDEKH pun bisa dilakukan dengan yang lainnya. Misalnya
dengan yang berikut ini.
1. Menyedekahkan ilmu atau pengetahuan yang kita
miliki kepada orang lain yang membutuhkannya.
2. Bersedekah dengan melakukan kebaikan.
3. Bersedekah dengan membantu orang lain.
4. Bersedekah dengan perkataan yang baik.
5. Bersedekah dengan mendamaikan orang yang
bermusuhan.
6. Bersedekah dengan membimbing orang yang
tersesat.
7. Bersedekah dengan menyingkirkan gangguan dari
jalan.
8. Bersedekah dengan memberi saran.
9. Bersedekah dengan salam dan senyum.
MEMANG, melakukan kebaikan tidak mengenal waktu dan tempat. Kita bisa melakukan kebaikan kapan pun dan di mana
pun selagi kita mampu untuk melakukannya.
MAKA, lakukan kebaikan saat itu juga dan jangan
sampai kita menundanya. Lalu, salah satu kebaikan yang bisa dilakukan adalah
bersedekah
KETIKA seseorang sehat, ia cenderung
pelit sehingga sulit sekali untuk
sedekah. Padahal sedekah ketika pelit dan sehat adalah sebaik-baiknya sedekah
dan berpahala lebih besar.
ABU HURAIRAH R A. menyatakan bahwa ada seseorang yang menemui Nabi
Muhammad SAW lalu ia berkata, “Wahai Rasulullah, sedekah yang mana yang lebih
besar pahalanya?”
RASULULLAH SAW menjawab, “Engkau
bersedekah pada saat kamu masih sehat, saat kamu takut menjadi fakir, dan saat
kamu berangan-angan menjadi kaya. Dan janganlah engkau menunda-nunda sedekah
itu, hingga apabila nyawamu telah sampai di tenggorokan, kamu baru berkata,
'Untuk si fulan sekian dan untuk fulan sekian, dan harta itu sudah menjadi hak
si fulan.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 1419 dan Muslim no. 1032).
Rabbanaa aatinaa minladunka
rahmataw wahayya lanaa min amrinaa rasyada. Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat
kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam
urusan kami (ini). (Q.S. Al-kahfi : 10)