Semangat Guru ; Seri
Kemampuan Nonteknis Dalam Adaptasi Teknologi
Pelajaran 5 Asynchronous
– Empowered Teacher : Penerapan Kelas Campuran
Penerapan Kelas
Campuran
Halo
Bapak dan Ibu ,
Saya Bukik Setiawan, seorang pemikir #MerdekaBelajar dan penggerak perubahan pendidikan. Sehari-hari menemani guru belajar di Yayasan Guru Belajar. Untuk mendapatkan konten pendidikan menarik, silahkan ikuti @Bukik di Twitter atau Instagram. Saya akan berbagi tentang metode belajar campuran yang sebentar lagi akan diterapkan diseluruh Sekolah.
Apa itu metode belajar
campuran?
Kelas
Campuran adalah kelas yang menerapkan pembelajaran campuran sehingga murid
mendapatkan pengalaman belajar yang optimal. Dengan mengadaptasi konsep dari
Catlin R. Tucker dkk (2017) maka Bukik Setiawan (2021) mendefinisikan
Pembelajaran Campuran (Blended Learning) sebagai program pendidikan yang
memfasilitasi murid belajar dengan memenuhi 4 ciri ini
- Setidaknya
mengikuti pembelajaran asinkron yang memungkinkan murid merdeka mengatur
waktu, tempat, alur dan tempo belajarnya;
- Setidaknya
mengikuti pembelajaran sinkron dengan pendampingan guru pada suatu waktu
dengan moda belajar tertentu;
- Menghubungkan
beragam modalitas program/mata pelajaran menjadi suatu pengalaman belajar
terintegrasi;
- Membantu
murid menjadi pelajar merdeka belajar (komitmen pada tujuan, mandiri pada
cara dan reflektif) dalam mencapai sasaran belajar yang disepakatinya.
Apa saja yang akan
dipelajari di Sesi Ini?
Berikut
beberapa hal yang akan kita pelajari bersama tentang Pembelajaran Campuran
untuk Menerobos Tantangan Pandemi COVID-19
- Apa
tantangan pembelajaran di masa pandemi COVID-19 (Ketidakpastian pandemi,
Keragaman kondisi dan Penurunan capaian belajar)
- Apa
miskonsepsi dan konsep sebenarnya pembelajaran campuran? (Tiga miskonsepsi
pembelajaran campuran, Empat ciri pembelajaran campuran, Pembelajaran
sinkron dan asinkron)
- Mengapa
pembelajaran campuran adalah jawaban yang tepat?
a.
Pembelajaran pada level yang tepat (teaching at the right level)
b.
Pembelajaran yang fleksibelc. Pembelajaran abad ke-21
Selamat
Belajar,
Bukik
Setiawan
===========================================================================
Peserta
perlu menyelesaikan semua aktivitas-aktivitas berikut, agar bisa menuju
pelajaran berikutnya. Tanda centang biru menunjukkan aktivitas sudah selesai.
Pada bagian materi peserta perlu mengetuk atau mengklik tombol “Mark as
Complete” jika sudah selesai memahami materi yang diberikan dan pada bagian
kuis, peserta perlu menyelesaikan kuis dan mengetuk atau mengklik “Click
Here to Continue” jika sudah menyelesaikan pengerjaan kuisnya.
Penilaian Awal
Kerjakanlah kuis pra
asesmen ini. Tujuan kuis ini adalah pemanasan (belajar selalu lebih baik jika
gagasan-gagasan terkait sudah diaktifkan sebelum anda mulai belajar).
Tidak perlu kuatir dengan
skor yang anda akan peroleh. Namun demikian, perhatikan baik-baik kata-kata
kunci yang muncul dalam pertanyaan-pertanyaannya. Kata-kata kunci ini akan
kembali anda temui di sesi Webinar dan materi bacaan mandiri. Peka dengan
kata-kata kunci tersebut sebelum mengikuti Webinar dan materi bacaan mandiri
akan menguatkan proses dan hasil belajar anda.
Selamat mengerjakan.
Penilaian Awal Lesson 5
Kuis ini terdiri 20 butir
pertanyaan. Setiap pertanyaan memperkenalkan Bapak dan Ibu ke kata kunci.
Silakan jawab pertanyaan ini.
Tidak perlu terburu-buru
sehingga Bapak dan Ibu bisa mengingat kata-kata kuncinya.
Selamat mengerjakan.
Jika Anda sudah selesai
mengerjakan kuis ini, jangan lupa untuk mengetuk atau mengklik “Click Here
to Continue” agar bisa melanjutkan ke bagian selanjutnya.
===========================================================================
Pembelajaran campuran
adalah campuran antara:
A.
Daring dan luring
B.
Tatap muka dan jarak jauh
C.
Ceramah dan tanya jawab
D.
Sinkron dan asinkron
Pembelajaran campuran
merupakan terobosan pada bidang:
A.
Teknologi canggih
B.
Teknologi & pedagogi
C.
Pendidikan dasar
D.
Teknologi & informasi
Dampak pembelajaran
campuran terhadap guru adalah:
A.
Perubahan peran guru
B.
Penghapusan peran guru
C.
Tidak ada dampak apa pun
D.
Guru digantikan teknologi
Pembelajaran campuran
mempunyai 4 ciri yaitu:
A.
Teknologi, pedagogi, informasi, rekreasi
B.
Pedagogi, teknologi, tatap muka, jarak jauh
C.
Tatap muka, jarak jauh, tata ruang, tata informasi
D.
Sinkron, asinkron, integrasi, merdeka belajar
Pembelajaran campuran
menjadi solusi pada masa pandemi COVID-19 karena::
A.
Penggunaan teknologi pembelajaran yang canggih
B.
Berpotensi mengoptimalkan proses pembelajaran
C.
Fleksibel menyesuaikan tantangan masa pandemi
D.
Membantu guru menggunakan teknologi
Ciri utama dari
pembelajaran sinkron adalah:
A.
Kehadiran murid dan guru secara bersamaan
B.
Memastikan guru dan murid hadir tatap muka
C.
Penggunaan teknologi yang minimal mungkin
D.
Penggunaan ruang kelas secara optimal
Metode yang
direkomendasikan pada pembelajaran sinkron adalah :
A.
Penguasaan Materi
B.
Tugas Kontekstual
C.
Proyek Kolaborasi
D.
Pemberian Umpan Balik
Kelebihan pembelajaran
sinkron adalah:
A.
Fleksibilitas jadwal. Murid bisa mengatur jadwal
belajarnya secara mandiri
B.
Antusiasme belajar. Guru bisa menumbuhkan antusiasme belajar murid.
C.
Tempo tergantung murid. Murid bisa memegang kendali
terhadap tempo belajarnya
D.
Umpan balik instan. Murid bisa mendapatkan umpan
balik secara instan, tidak menunggu respon guru
Kelemahan pembelajaran
sinkron adalah:
A.
Perasaan terisolasi. Murid berpotensi merasa
sendirian dan terasing dari lingkungan sekitar
B.
Tempo tergantung guru. Tempo pembelajaran seringkali sangat
tergantung pada guru
C.
Penurunan antusiasme. Murid mungkin mengalami
kehilangan semangat belajar
D.
Kualitas bahan ajar. Ketergantungan pada
ketersediaan bahan ajar yang berkualitas
Guru Agus ingin memahami
kebutuhan belajar murid melalui interaksi dengan para muridnya. Apa
pembelajaran yang paling tepat untuk guru Agus?
A.
Sinkron daring
B.
Asinkron daring
C.
Asinkron luring
D.
Sinkron luring
Ciri utama pembelajaran
asinkron adalah
A.
Memastikan guru dan murid menggunakan teknologi
B.
Penggunaan teknologi secara optimal untuk
pembelajaran
C.
Interaksi antara guru dan murid yang manusiawi
D.
Murid belajar mandiri tanpa tergantung kehadiran guru
Metode yang
direkomendasikan pada pembelajaran asinkron adalah:
A.
Praktik
B.
Diskusi kelompok
C.
Umpan Balik
D.
Tugas Kontekstual
Kelebihan pembelajaran asinkron adalah
A.
Aktivitas belajar interaktif. Guru bisa melakukan
komunikasi interaktif dengan murid
B.
Antusiasme belajar. Guru bisa menumbuhkan antusiasme
belajar murid
C.
Umpan balik sesuai kebutuhan. Guru bisa melakukan
personalisasi umpan balik sesuai kompetensi murid
D.
Tempo tergantung murid. Murid bisa memegang kendali terhadap tempo
belajarnya
Kelemahan pembelajaran
asinkron adalah:
A. Kualitas bahan ajar.
Ketergantungan pada ketersediaan bahan ajar yang berkualitas
B.
Jadwal yang kaku. Satu jadwal yang sama untuk semua
murid
C.
Tempo tergantung guru. Tempo pembelajaran seringkali
sangat tergantung pada guru
D.
Kehadiran dan kualitas guru. Ketergantungan pada
kehadiran dan kualitas guru.
Guru Dila ingin muridnya
belajar mandiri dengan mengenali dan menyelesaikan persoalan di sekitar pasar
dekat sekolah mereka. Apa pembelajaran yang paling tepat untuk guru Dila?
A.
Sinkron daring
B.
Asinkron daring
C.
Asinkron luring
D.
Sinkron luring
Dalam merancang
pembelajaran campuran, berapa komposisi yang tepat antara pembelajaran sinkron
dan asinkron?
Lebih efektif
pembelajaran sinkron lebih banyak
Lebih efektif
pembelajaran sinkron lebih sedikit
Lebih optimal
pembelajaran asinkron lebih sedikit
Lebih optimal
pembelajaran sinkron lebih banyak
Apabila materi pelajaran
bisa ditampilkan melalui infografik, podcast atau video, maka pembelajaran yang
disarankan adalah:
Sinkron
Asinkron
Campuran
Terpadu
Apabila murid tidak bisa
hadir pada waktu yang bersamaan maka pembelajaran yang disarankan adalah
Sinkron
Asinkron
Campuran
Terpadu
Apabila guru ingin
memberikan umpan balik sesuai kebutuhan dan kompetensi murid, maka pembelajaran
yang disarankan adalah:
Sinkron
Asinkron
Campuran
Terpadu
Apabila guru ingin
membahas konsep yang kompleks maka pembelajaran yang disarankan adalah:
Sinkron
Asinkron
Campuran
Terpadu
Materi Belajar Mandiri
Hallo Bapak/Ibu
Sebelum kita bertemu di
sesi webinar, silahkan Bapak/Ibu membaca materi pengantar berikut tentang
Penerapan Kelas Campuran
Pengertian
Kelas Campuran adalah
kelas yang menerapkan pembelajaran campuran sehingga murid mendapatkan
pengalaman belajar yang optimal. Dengan mengadaptasi konsep dari Catlin R.
Tucker dkk (2017) maka Bukik Setiawan (2021) mendefinisikan Pembelajaran
Campuran (Blended Learning) sebagai program pendidikan yang memfasilitasi murid
belajar dengan memenuhi 4 ciri ini:
- Setidaknya mengikuti pembelajaran
asinkron yang memungkinkan murid merdeka mengatur waktu, tempat, alur dan
tempo belajarnya;
- Setidaknya mengikuti pembelajaran
sinkron dengan pendampingan guru pada suatu waktu dengan moda belajar
tertentu;
- Menghubungkan beragam modalitas
program/mata pelajaran menjadi suatu pengalaman belajar terintegrasi;
- Membantu murid menjadi pelajar
merdeka belajar (komitmen pada tujuan, mandiri pada cara dan reflektif)
dalam mencapai sasaran belajar yang disepakatinya.
Dengan pengertian
tersebut, murid yang mengikuti pembelajaran campuran bisa mengalami
pembelajaran sebagai berikut:
- Murid melakukan pembelajaran
mandiri dengan menyaksikan materi video pembelajaran di rumah. Murid bisa
memilih jadwal kapan akan nonton video tersebut. Bila sedang ada urusan
lain, murid bisa membuat jeda dan dilanjutkan lagi bila sudah selesai
urusannya. Setelah itu, murid mengerjakan tugas yang diberikan guru.
- Guru meminta murid mempresentasikan
tugas yang telah dikerjakan dan mendapatkan umpan balik sesuai hasil
pengerjaan murid. Guru bisa memberikan umpan balik terkait materi maupun
terkait semangat belajar murid.
- Guru memastikan beragam metode dan
media belajar yang digunakan agar terhubung dan menjadi satu kesatuan yang
terintegrasi. Jangan sampai pembelajaran sinkronnya tidak terkait dengan
pembelajaran asinkronnya.
- Guru menyediakan sejumlah alat
bantu yang membantu murid bisa mengatur jadwal dan pola belajarnya baik di
sekolah maupun di rumah. Pada akhir pelajaran, guru memandu murid
melakukan refleksi tentang apa pengalaman belajar atas inisiatif sendiri?
Apa yang membuat belajar atas inisiatif belajar bisa lebih bersemangat?
Miskonsepsi
Pembelajaran Campuran
- Miskonsepsi 1
Pembelajaran Campuran
adalah inovasi yang lebih berkaitan dengan teknologi dibandingkan dengan
pedagogi.
Tanggapan
Pembelajaran Campuran
TIDAK BISA dilakukan hanya dengan teknologi yang kekinian bila pedagogisnya
ketinggalan zaman. Guru bukan hanya menguasai teknologi tapi juga pedagogi
seperti kelebihan dan kelemahan setiap metode belajar sebelum memilih metode
belajar yang paling sesuai kebutuhan murid.
- Miskonsepsi 2
Pembelajaran Campuran
TIDAK BISA digunakan untuk pengembangan karakter, terutama pada murid kelas
bawah.
Tanggapan
Banyak bukti menunjukkan
Pembelajaran Campuran memfasilitasi murid lebih aktif, lebih paham tujuan
belajar, lebih mandiri belajar dan lebih reflektif. Dengan pembelajaran
campuran, murid mendapat kesempatan mengatur sendiri pembelajarannya.
Kesempatan ini penting bagi murid agar bisa mengembangkan kemampuan pengaturan
pembelajaran secara mandiri.
- Miskonsepsi 3
Pembelajaran Campuran akan
menghilangkan peran guru.
Tanggapan
Pembelajaran Campuran
mengubah peran guru untuk menjadi lebih berempati, lebih kreatif, lebih berdaya
dan lebih melibatkan. Itulah guru merdeka belajar.
Mengapa Pembelajaran
Campuran?
- Pembelajaran Campuran menjanjikan
pembelajaran yang optimal karena bisa menyediakan pengalaman belajar
kepada murid sesuai kebutuhan dan pola belajarnya.
- Pembelajaran Campuran bersifat
lebih luwes baik untuk memenuhi kebutuhan murid, ketersediaan fasilitas
belajar, keragaman akses internet maupun kondisi pandemi yang tidak pasti.
- Pembelajaran Campuran lebih
memungkinkan bagi guru untuk memandu murid dalam menguasai 4C Kompetensi
Abad ke-21 yaitu Critical Thinking, Creativity, Collaboration dan
Communication.
Bagaimana Perbandingan
Antara Pembelajaran Sinkron dan Pembelajaran Asinkron?
Pembelajaran Sinkron
-
Pengertian Pembelajaran yang menghadirkan murid dan
guru pada waktu yang bersamaan sehingga memungkinkan interaksi langsung antara
murid dengan guru, murid dengan murid atau murid dengan narasumber lain dipandu
oleh guru. Meski sering diasosiasikan dengan luring, pembelajaran sinkron bisa
dilakukan secara daring.
-
Metode yang Disarankan Praktik: Murid menerapkan
suatu prosedur dengan peralatan khusus. Diskusi: Murid melakukan tukar pikiran
dalam atau antar kelompok. Refleksi Bersama: Murid menandai dan menilai proses
dan capaian belajar secara kolektif. Umpan Balik: Murid memberikan umpan balik
terhadap tugas atau proyek murid.
-
Kelebihan Aktivitas belajar interaktif. Guru bisa
melakukan komunikasi interaktif dengan murid. Antusiasme belajar. Guru bisa menumbuhkan
antusiasme belajar murid. Umpan balik sesuai kebutuhan. Guru bisa melakukan
personalisasi umpan balik sesuai kompetensi murid.
-
Kelemahan Jadwal yang kaku. Satu jadwal yang sama
untuk semua murid. Tempo tergantung guru. Tempo pembelajaran seringkali sangat
tergantung pada guru. Kehadiran dan kualitas guru. Ketergantungan pada
kehadiran dan kualitas guru.
Pembelajaran Asinkron
-
Pengertian Pembelajaran yang memungkinkan murid
belajar tanpa butuh kehadiran guru pada waktu bersamaan sehingga murid bisa
mengatur waktu, tempat, alur dan tempo belajarnya. Pembelajaran asinkron bisa
dilakukan secara luring maupun secara daring.
-
Metode yang Disarankan Penguasaan Materi: Murid
mempelajari materi secara mandiri. Tugas Kontekstual: Murid mengerjakan tugas
yang terkait dengan kehidupan atau lingkungan di sekitarnya. Proyek Kolaborasi:
Murid mengerjakan suatu tugas yang membutuhkan kolaborasi dengan murid lain.
Refleksi Personal: Murid menandai dan menilai proses dan capaian belajar secara
personal.
-
Kelebihan Fleksibilitas jadwal. Murid bisa mengatur
jadwal belajarnya secara mandiri. Tempo tergantung murid. Murid bisa memegang
kendali terhadap tempo belajarnya. Umpan balik instan. Murid bisa mendapatkan
umpan balik secara instan, tidak menunggu respon guru.
-
Kelemahan Perasaan terisolasi. Murid berpotensi
merasa sendirian dan terasing dari lingkungan sekitar. Penurunan antusiasme.
Murid mungkin mengalami kehilangan semangat belajar. Kualitas bahan ajar.
Ketergantungan pada ketersediaan bahan ajar yang berkualitas
Memilih Pembelajaran
Campuran
- Kebutuhan
belajar murid. Apakah murid butuh belajar dari pengalaman nyata
(sinkron/asinkron) atau butuh umpan balik langsung dari guru untuk belajar
(sinkron)?
- Kemandirian
belajar. Apakah guru harus menjelaskan/memperagakan pelajaran secara
langsung atau penjelasan/peragaan bisa ditampilkan melalui media
poster/video?
- Tujuan
pembelajaran: Apakah mempelajari konsep dasar (asinkron) atau mempelajari
konsep dalam suatu konteks yang kompleks (sinkron)?
- Karakteristik
umpan balik. Apakah umpan balik bisa dibuat otomatis buat semua murid
(asinkron) atau umpan balik perlu dipersonalisasi sesuai kompetensi murid
(sinkron)?
- Ketersediaan
waktu murid. Apakah murid bisa hadir bersamaan pada suatu waktu (sinkron)
atau ada murid yang kesulitan hadir pada waktu bersamaan (asinkron)?
Integrasi Pembelajaran
Campuran
- Komposisi
pembelajaran yang direkomendasikan 1 : 3 antara sinkron dengan asinkron.
Artinya, untuk setiap 1 jam pembelajaran sinkron direkomendasikan dicampur
dengan pembelajaran asinkron sebanyak 3 jam. Meski demikian, guru bisa
melakukan penyesuaian berdasarkan kebutuhan murid, karakteristik dan
tujuan pembelajaran.
- Padukan
sinkron dan asinkron untuk mengoptimalkan kelebihan dan mengantisipasi
kelemahan masing-masing strategi. Gunakan sudut pandang murid untuk
memahami kelebihan dan kelemahan pembelajaran sinkron dan asinkron.
Pertimbangkan kelebihan dan kelemahan pembelajaran sinkron dan asinkron
sebelum memilih strategi dan metode pembelajaran yang tepat.
- Pandu
murid memadukan pelajaran yang didapatkan dari pembelajaran asinkron
dengan proses belajar sinkron serta sebaliknya. Pada setiap awal fase
pembelajaran, kaitkan dengan pengalaman murid mengikuti fase pembelajaran
sebelumnya. Bangun jembatan penghubung yang mengaitkan pembelajaran
sinkron dan asinkron.
Ilustrasi Pembelajaran
Campuran
Ilustrasi 1: Guru Budi
Guru
Budi sedang membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran untuk tujuan belajar
terkait bidang datar. Ia berencana melakukannya dengan strategi pembelajaran
campuran. Setelah berpikir, ia membuat alur pembelajaran campurannya seperti
ini:
Fase
1: Pembelajaran sinkron
- Luring.
Guru Budi mengadakan Pertemuan Tatap Muka Terbatas yang diisi dengan
kegiatan orientasi untuk menumbuhkan minat murid terhadap bidang datar. Ia
menunjukkan sejumlah contoh bidang datar dan meminta murid menyebutkan
ciri-cirinya. Dari diskusi tersebut, Guru Budi meminta salah seorang murid
merumuskan pengertian bidang datar.
Fase
2: Pembelajaran asinkron
- Daring:
Guru Budi menugaskan murid mempelajari materi bacaan tentang bidang datar
dari bahan ajar yang disediakan guru maupun dari sumber lain.
- Daring:
Guru Budi memberikan asesmen formatif tentang bidang datar agar murid
mengetahui sendiri materi yang sudah dan belum dikuasainya. Berdasarkan
hasil asesmen formatif, murid bisa mengetahui bagian mana yang masih perlu
dipelajarinya.
Fase
3: Pembelajaran sinkron
- Luring.
Guru Budi meminta murid membawa contoh bidang datar yang mudah dibawa dan
mudah didapatkan di lingkungan sekitar. Guru Budi mengajak murid
menghitung luas dari bidang datar yang dibawanya. Setelah itu, perwakilan
murid mempresentasikan caranya menghitung luas bidang datar.
Ilustrasi 2: Guru Dila
Guru
Dila sedang berpikir bagaimana membantu murid menguasai kompetensi terkait
menelaah struktur dan kebahasaan teks narasi (cerita imajinasi) yang dibaca dan
didengar. Karena pandemi, Guru Dila mempertimbangkan untuk menggunakan
pembelajaran campuran. Ia pusing karena belum pernah melakukannya. Tapi setelah
berdiskusi dengan rekan guru yang lain, Guru Dila merumuskan tahapan belajarnya
seperti ini:
Fase
1: Pembelajaran asinkron
- Daring:
Guru Dila memberikan akses daring (online) kepada murid terhadap teks
narasi (cerita imajinasi). Guru Dila meminta murid menelaah struktur dan
kebahasaannya melalui komentar di dokumen daring tersebut. Dengan
melakukan hal ini, Guru Dila bisa mengetahui mana pemahaman muridnya atau
bisa disebut juga melakukan asesmen diagnosis.
Fase
2: Pembelajaran sinkron
- Luring:
Guru Dila memberikan umpan balik terhadap hasil asesmen diagnosis murid
yang dikaitkan dengan konsep telaah struktur dan kebahasaan teks narasi
(cerita imajinasi).
Fase
3: Pembelajaran asinkron
- Daring:
Guru Dila menugaskan murid mempelajari materi tentang telaah
struktur dan kebahasaan teks narasi (cerita imajinasi) sebagai pendalaman
pemahaman.
- Luring:
Guru Dila mengatur murid menjadi sejumlah kelompok. Murid yang sudah
menguasai disebar ke semua kelompok. Para murid diminta melakukan analisis
terhadap dokumen cerita yang sudah dipelajari pada pembelajaran asinkron
sebelumnya. Setiap kelompok membuat presentasi hasil diskusi.
Fase
4: Pembelajaran sinkron
- Luring:
Guru Dila meminta kelompok melakukan presentasi. Pada setiap presentasi,
Guru Dila memberikan umpan balik terkait telaah struktur dan kebahasaan
teks narasi (cerita imajinasi).
Bahan Bacaan Tambahan:
Ingin
mempelajari bagaimana praktik baik oleh Komunitas Guru Belajar menggunakan
teknologi secara fleksibel dalam pembelajaran jarak jauh? Baca dan pelajari
Surat Kabar Guru Belajar Edisi Sekolah Lawan Corona. Unduh di https://bit.ly/skgurubelajarslc
Ingin
mempelajari bagaimana praktik baik oleh Komunitas Guru Belajar menerapkan
merdeka belajar dalam pembelajaran? Baca dan pelajari Surat Kabar Guru Belajar
yang membahas merdeka belajar. Unduh di:
- Merdeka
Belajar – http://bit.ly/skgurubelajar6
- Refleksi
Belajar – http://bit.ly/skgurubelajar7
- Komitmen
pada Tujuan – http://bit.ly/skgurubelajar8
- Kemandirian
Belajar – http://bit.ly/skgurubelajar9
- Merdeka
karena Biasa – http://bit.ly/skgurubelajar17
Kisi-kisi Materi
Sinkron
Pembelajaran
Campuran untuk Menerobos Tantangan Pandemi COVID-19
- Apa
tantangan pembelajaran di masa pandemi COVID-19
– Ketidakpastian pandemi
– Keragaman kondisi
– Penurunan capaian belajar - Apa
miskonsepsi dan konsep sebenarnya pembelajaran campuran?
– Tiga miskonsepsi pembelajaran campuran
– Empat ciri pembelajaran campuran
– Pembelajaran sinkron dan asinkron - Mengapa
pembelajaran campuran adalah jawaban yang tepat?
– Pembelajaran pada level yang tepat (teaching at the right level)
– Pembelajaran yang fleksibel
– Pembelajaran abad ke-21
Tips Praktis ala @Bukik
untuk Manajemen Kelas Campuran
- Bangun
Kesepakatan Kelas. Setiap murid hadir dengan segala dinamika persoalan,
perasaan dan harapan yang beragam. Karena itu penting di awal sebelum
pembelajaran, guru membantu murid melakukan orientasi pembelajaran. Apa
kondisi yang dibutuhkan murid agar bisa belajar efektif? Kondisi tersebut
mencakup kondisi ruang kelas, perilaku teman sekelas hingga perilaku dari
guru. Diskusikan dan tentukan 3 – 5 kesepakatan yang dibutuhkan untuk
menciptakan kondisi yang kondusif buat belajar.
- Mulai
dengan Obrolan Ringan. Banyak guru begitu masuk ruang belajar
(daring/luring) langsung memulai pembelajaran. Padahal murid ketika masuk
ruang belajar sebenarnya sedang mengalami transisi dari lingkungan luar ke
lingkungan dalam. Karena itu, penting bagi guru melakukan strategi yang
membantu murid melalui masa transisi tersebut. Strategi yang mudah
dilakukan adalah mulai dengan obrolan ringan tentang pengalaman murid,
kejadian dan isu yang sedang hangat diperbincangkan murid. Melalui obrolan
ringan tersebut, sejumlah murid yang awalnya belum memberi perhatian akan
perlahan memperhatikan dan terlibat dalam obrolan.
- Optimalkan
Pilihan. Setiap pilihan metode belajar maupun pilihan teknologi mempunyai
aspek kelebihan dan kelemahannya. Pahami kelebihan dan kelemahan setiap
pilihan metode/teknologi belajar. Dayagunakan kelebihannya, antisipasi
kelemahannya. Pembelajaran melalui grup Whatsapp memang tidak seinteraktif
pertemuan tatap muka, tapi ada pula kelebihannya: penggunaan emoticon
untuk curhat murid, kesempatan buat murid menulis dan merevisi draf
tulisan sebelum diposting, dan fitur reply yang bisa membuat para murid
membalas secara langsung pendapat yang ada di grup.
- Durasi
dan Jeda. Bukan hanya anak-anak, orang dewasa pun mempunyai rentang
konsentrasi dalam belajar. Seorang guru bisa mengelola suasana kondusif
buat belajar dengan memainkan durasi dan jeda pembelajaran. Pengaturan
durasi memastikan murid mempunyai cukup energi memperhatikan dan terlibat
pembelajaran. Pengaturan jeda memastikan murid bisa relaks dan menangani
urusan lain sebelum kembali lagi ke pembelajaran. Durasi yang disarankan
untuk ceramah penyampaian pelajaran antara 15-20 menit dan diselingi
dengan jeda 5 menit. Durasi pembelajaran 90 menit diselingi jeda 15 menit.
Jika
Anda sudah selesai memahami materi yang diberikan, jangan lupa untuk mengetuk
atau mengklik “Mark as Complete” agar bisa melanjutkan ke bagian
selanjutnya.
Penilaian Tengah
Kerjakan
kuis ini. Untuk kali ini, usahakan anda dapat menjawab dengan benar. Jika ada
jawaban yang masih salah, silahkan simak kembali materi bacaan materi yang
sudah disediakan di bagian sebelumnya.
Selamat
mengerjakan kuis.
Kuis Penilaian Tengah –
Pelajaran 5
Kuis
ini terdiri 10 butir pertanyaan. Setiap pertanyaan berfungsi agar Bapak dan Ibu
mengingat kembali pembahasan dan/atau tugas anda.
Jika
anda masih mengalami kesulitan, luangkan waktu untuk menyimak kembali naskah
belajar mandiri.
Selamat
mengerjakan.
Jika
Anda sudah selesai mengerjakan kuis ini, jangan lupa untuk mengetuk atau
mengklik “Click Here to Continue” agar bisa melanjutkan ke bagian
selanjutnya. Jika tombol untuk lanjut tidak muncul maka Anda belum berhasil
mencapai batas minimum kelulusan, coba lagi hingga nilai Anda mencapai 70%
===========================================================================
Pembelajaran campuran
adalah campuran antara:
Daring
dan luring
Tatap
muka dan jarak jauh
Ceramah
dan tanya jawab
Sinkron dan
asinkron
Pembelajaran campuran
merupakan terobosan pada bidang:
Teknologi
canggih
Teknologi
& pedagogi
Pendidikan
dasar
Teknologi
& informasi
Ciri utama dari
pembelajaran sinkron adalah:
Kehadiran
murid dan guru secara bersamaan
Memastikan
guru dan murid hadir tatap muka
Penggunaan
teknologi yang minimal mungkin
Penggunaan
ruang kelas secara optimal
Metode yang
direkomendasikan pada pembelajaran sinkron adalah :
Penguasaan
Materi
Tugas
Kontekstual
Proyek
Kolaborasi
Pemberian
Umpan Balik
Kelebihan pembelajaran
sinkron adalah:
Fleksibilitas
jadwal. Murid bisa mengatur jadwal belajarnya secara mandiri
Antusiasme
belajar. Guru bisa menumbuhkan antusiasme belajar murid.
Tempo
tergantung murid. Murid bisa memegang kendali terhadap tempo belajarnya
Umpan
balik instan. Murid bisa mendapatkan umpan balik secara instan, tidak menunggu
respon guru
Kelemahan pembelajaran
sinkron adalah:
Perasaan
terisolasi. Murid berpotensi merasa sendirian dan terasing dari lingkungan
sekitar
Tempo
tergantung guru. Tempo pembelajaran seringkali sangat tergantung pada guru
Penurunan
antusiasme. Murid mungkin mengalami kehilangan semangat belajar
Kualitas
bahan ajar. Ketergantungan pada ketersediaan bahan ajar yang berkualitas
Ciri utama pembelajaran
asinkron adalah
Memastikan
guru dan murid menggunakan teknologi
Penggunaan
teknologi secara optimal untuk pembelajaran
Interaksi
antara guru dan murid yang manusiawi
Murid belajar
mandiri tanpa tergantung kehadiran guru
Metode yang
direkomendasikan pada pembelajaran asinkron adalah:
Praktik
Diskusi
kelompok
Umpan
Balik
Tugas
Kontekstual
Kelebihan pembelajaran asinkron adalah
Aktivitas
belajar interaktif. Guru bisa melakukan komunikasi interaktif dengan murid
Antusiasme
belajar. Guru bisa menumbuhkan antusiasme belajar murid
Umpan
balik sesuai kebutuhan. Guru bisa melakukan personalisasi umpan balik sesuai
kompetensi murid
Tempo
tergantung murid. Murid bisa memegang kendali terhadap tempo belajarnya
Kelemahan pembelajaran
asinkron adalah:
Kualitas
bahan ajar. Ketergantungan pada ketersediaan bahan ajar yang berkualitas
Jadwal
yang kaku. Satu jadwal yang sama untuk semua murid
Tempo
tergantung guru. Tempo pembelajaran seringkali sangat tergantung pada guru
Kehadiran
dan kualitas guru. Ketergantungan pada kehadiran dan kualitas guru.