MENGUCAPKAN SALAM PUN BISA UNTUK
KEBAIKAN DIRI SENDIRI
NABI MUHAMMAD SAW bersabda,
“Tidaklah kalian masuk surga sampai kalian beriman. Dan tidaklah kalian beriman
sampai saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan suatu perbuatan yang
apabila kalian kerjakan niscaya kalian akan saling mencintai? Tebarkanlah salam
di antara kalian.” (HR. Muslim).
UCAPAN salam teringkas adalah
“Assalamu’alaikum”. Secara leksikal, ucapan itu bermakna “keselamatan untukmu”.
BERDASAR artinya, salam adalah doa
yang diucapkan dalam berbagai kondisi. Misalnya, saat bertemu, bertamu,
memasuki rumah, dan sebagainya. Termasuk
juga kepada orang yang telah wafat saat
berziarah.
DALAM salam terdapat doa yang
memuliakan manusia. Ucapan "Assalamualaikum warahmatullah" mengandung
doa atas keselamatan jiwa dan raga, baik di dunia dan akhirat kepada orang yang
kita ucapkan salam.
UCAPAN "warahmatullahi"
adalah permohonan rahmat dan kasih sayang Allah atas orang yang diberikan
salam. Ucapan "wabarakatuhi" adalah keberkahan yang kita mohonkan
kepada manusia yang lain.
BETAPA indahnya menebar salam. Doa-doa yang terucap berkelindan saling mengharap kebaikan untuk orang lain.
PADA dasarnya mengucapkan salam kepada orang lain bukan hanya meminta kebaikan pada orang lain
tersebut, tetapi juga kepada diri sendiri. Allah melalui lisan rasul-Nya menjanjikan pahala berlipat ganda kepada muslim yang menebar
salam.
BUKANKAH indah sekali ketika
seseorang mendoakan kebaikan kepada orang lain? Sementara itu, orang yang
didoakan itu tidak tahu?
APABILA keindahan menebar salam ini dipahami dengan baik oleh
kaum muslimin, kehidupan yang damai akan terbentuk dengan sendirinya. Maka,
pejabat publik tidak perlu berbicara tentang toleransi lagi karena masyarakat
sudah paham dan mempraktikkannya secara langsung.
MENGUCAPKAN salam bukan hanya
amalan lisan. Mengucapkan salam pun merupakan
amalan hati karena, ketika
mengucap salam, secara langsung ada pengharapan dalam hati, agar orang lain
selalu berada dalam keselamatan, kedamaian, kebahagiaan, dan segala bentuk
kebaikan lainnya.
DENGAN kata lain, salam yang
diajarkan agama bukan hanya yang diucapkan oleh lisan. Salam yang diajarkan
agama pun juga diucapkan oleh hati dan
dimanifestasikan dalam perbuatan.
SEJATINYA hakikat salam adalah kasih sayang dan
perdamaian kepada manusia. Maka,
kebiasaan mengucapkan salam haruslah dibarengi dengan pemahaman akan kasih
sayang.
ALLAH berfirman, "Apabila kamu
diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, balaslah penghormatan itu
dengan yang lebih baik atau balaslah penghormatan itu dengan yang setimpal.
Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu." (QS an-Nisa: 86).
HUKUMNYA mengucapkan salam itu.
sunah. Akan tetapi, menjawab salam
hukumnya wajib. Sebab, itu, ketika seseorang menghormatimu dengan salam,
jawablah salam tersebut dengan salam yang lebih baik.
Secara psikologis, orang yang
disalami merasa bahagia. Karena itu, siapa pun kita, kita harus jadi yang
pertama memberi salam. Nabi Muhammad SAW memberi arahan, “Hendaknya orang yang
berkendaraan memberi salam kepada yang berjalan. Yang berjalan kepada yang
duduk. Yang sedikit kepada yang banyak.” (HR. Bukhari dan Muslim).
SALAM adalah identitas dan ciri
khas kaum muslimin. Artinya salam dalam agama bukan hanya budaya manusia yang
muncul atas cipta dan karsa secara alami, namun juga menjadi ajaran agama.
Budaya menebar salam yang khas di kalangan kaum muslimin mendapat justifikasi
dan legitimasi dari Allah.
ALLAH mengajarkan seperti yang berikut ini.
“Maka, apabila kamu memasuki (suatu
rumah dari) rumah-rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya
yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari
sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik.”
(QS al-Nur: 61).
“Apabila kamu diberi penghormatan
dengan sesuatu penghormatan, balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik
dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya
Allah memperhitungankan segala sesuatu.” (QS. al-Nisa: 86).
MAKSUD ayat tersebut adalah apabila
ada seorang muslim memberi salam,
balaslah salam itu dengan salam yang lebih baik daripada ucapan salamnya. Minimal balaslah ucapan
salam itu dengan salam yang setimpal.
Namun, lebih utama salam seseorang
dijawab oleh semua yang mendengar. Tujuannya untuk menghormati yang
mengucapkannya dengan penghormatan yang optimal. Karena tidak menjawab salam
sama saja seperti melakukan penghinaan. Sementara di dalam Islam penghinaan itu
hukumnya haram, karena berbahaya.
MENEBAR salam sejatinya bukan kepada yang kita kenal
saja tapi juga kepada yang kita tidak kenal. Nabi Muhammad SAW memberi
peringatan, “Sesungguhnya termasuk tanda-tanda hari kiamat apabila salam hanya
ditujukan kepada orang yang dikenal (saja).”
(HR. Ahmad dan Thabrani).
MAKA, mulai hari ini, yuk kita
menebar salam kepada siapa saja.
Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini
negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada
penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian.
JANGAN LUPA PAKAI MASKER, CUCI
TANGAN, JAGA JARAK DAN MAKAN TERATUR.