SAMA-SAMA NGOMONG (BERBICARA),
HENDAKNYA DENGAN KATA-KATA YANG BAIK SAJA
SEBUAH kata mempunyai makna
yang layaknya senjata tajam. Lewat kata,
manusia dapat meneguk penghormatan ataupun kebahagiaan. Namun sebaliknya, dengan kata pula, manusia
dapat terjerembab dalam lubang nista yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.
Maka, sebagai manusia beriman, kita dituntut untuk menjaga kata yang keluar
dari mulut kita.
PEPATAH mengatakan, "Mulutmu,
harimaumu" . Selain menjaga mulut, manusia juga dituntut untuk
memanfaatkan kata-katanya yang terucap
dengan mengeluarkan kata-kata atau kalimat yang bermanfaat dan baik.
SEBAGAI muslim, ketika berbicara
dengan orang lain juga harus memperhatikan etika. Jangan sampai saat kita
berbicara membuat orang lain tersinggung, sakit hati bahkan sampai terjadi
perkelahian.
ALLAH memerintahkan kita untuk berbicara yang benar (baik), “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar." (QS Al-Ahzab: 70)
RASULULLAH SAW bersabda, “Di antara tanda kebaikan Islam seseorang
adalah dia meninggalkan perkara-perkara yang tidak bermanfaat baginya.” (HR At-Tirmidzi).
PERKARA yang tidak bermanfaat
banyak ragamnya. Bisa berupa perkataan atau perbuatan yang haram, makruh, atau
perkara yang mubah yang kecil manfaatnya. Juga bisa berupa perkataan yang tidak
baik.
OLEH karena itu, kita dituntut
untuk selalu mengucapkan kata-kata yang
mengandung manfaat. Pun pula, kita
dituntut untuk selalu mengucapkan kata dan kalimat yang baik dan menghindari
kesalahan.
APABILA kita merasa ragu-ragu atau meragukan, sebaiknya diam.
Rasulullah SAW berpesan,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ
الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
''Barangsiapa beriman kepada Allah
dan hari akhir, hendaklah dia mengucapkan yang baik-baik atau diam.'' (HR
Bukhari).
DI samping dituntut untuk selalu
berkata-kata yang kaya akan manfaat,
agama juga melarang kita untuk melakukan perdebatan yang dapat membangkitkan
emosi, permusuhan, murka, atau menimbulkan dendam.
HAL mendasar lainnya yang dapat
menjerumuskan manusia adalah melakukan percandaan yang kelewat batas. Kendati
demikian, bukan berarti agama melarang
bercanda, berhumor, atau menghibur diri masih bisa ditoleransi.
ITULAH sebabnya, dalam berbicara,
yuk kita pergunakan kata-kata yang baik untuk suatu hal yang banyak
mandatangkan manfaat serta berkah bagi banyak orang. Dengan begitu, niscaya
kita akan terhindar dari kebutaan hati dan hampa pahala.
Rabbisyrahlii shadrii wa yassirlii
amrii wahlul ‘uqdatan min lisaani yafqahuu qaulii Wahai Tuhanku. Lapangkanlah
dadaku, mudahkanlah urusanku, dan lepaskanlah kekakuan lisanku, supaya mereka mengerti perkataanku.
(QS. Thoha : 25-28).
JANGAN LUPA PAKAI MASKER, CUCI TANGAN,
JAGA JARAK DAN MAKAN TERATUR.