KISAH HIKMAH: Belajar Menerima
Kekurangan dari Nabi Musa AS
NABI MUSA AS mengajarkan kita untuk
menerima kekurangan kita. Nabi Musa AS menerima kekurangan dirinya sendiri yang
tidak bisa berbicara dengan lancar. Demikian pula orang-orang hebat. Orang-orang hebat lahir
karena percaya kepada Allah manakala ia akan dimampukan oleh Allah dalam
mengatasi kelemahan dan menaklukkan tantangan yang dihadirkan dalam hidupnya.
SUATU ketika, Nabi Musa AS mendapat
pertanyaan, apakah ada orang yang lebih pintar selain dirinya. Karena perasaan
kaget dan sedikit merasa ditantang oleh
pertanyaan itu, Nabi Musa AS menjawab dengan spontan. "Tidak
ada."
TERNYATA Allah tidak setuju dengan jawaban Musa AS tadi.
Lalu, Allah mengutus Jibril untuk bertanya kepadanya, "Wahai Musa,
tidakkah engkau mengetahui di mana Allah
meletakkan ilmu-Nya?"
NABI MUSA AS adalah salah satu dari
rasul pilihan yang mendapat gelar Ulul ‘Azmi bersama Nabi Nuh, Ibrahim Isa, dan Muhammad SAW.. Mereka memiliki ketabahan luar biasa menghadapi
cobaan dalam menjalankan perintah dakwah.
DALAM Surah Thahaa ayat ke-40 disebutkan, “Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan (yang berat).” Lewat banyaknya ujian, tantangan, rintangan, dan hambatan yang diberikan, ditinggikanlah derajat Nabi Musa AS dan hal itu pula yang memberikan banyak ibrah (pelajaran) kepada generasi-generasi selanjutnya, termasuk kita.
DALAM suatu riwayat, ketika Nabi
Muhammad SAW sedang menghadapi banyak ujian dalam dakwahnya. Allah lalu
menurunkan Surah Thahaa yang berisi kisah-kisah tentang Nabi Musa AS.
Kisah-kisah tersebut dimaksudkan sebagai obat untuk meneguhkan hati beliau
(Nabi Muhammad SAW).
KISAH Nabi Musa AS ini patut kita
renungkan dan ambil hikmahnya untuk semakin menguatkan keimanan kita. Salah
satunya adalah hikmah tentang kekurangan Nabi Musa AS.
NABI MUSA AS memiliki kekurangan
dalam berbicara. Beberapa tafsir mengatakan beliau tidak lancar dan
terbata-bata dalam berbicara. Hal itu disebabkan Nabi Musa AS pernah memasukkan
bara ke mulutnya sehingga melukai lidahnya saat masih kecil.
DIKISAHKAN, ketika itu Nabi Musa AS menarik janggut
Fir’aun sehingga membuatnya marah lalu berfirasat bahwa anak kecil ini yang
akan menantang dan menghancurkannya kelak. Namun hal itu disanggah oleh Asiyah
binti Muzahim, istri Fir’an, dengan mengatakan ‘tidak mungkin’, karena nabi
Musa AS hanyalah anak kecil yang suci.
KEMUDIAN diberikan pilihan kepada
Nabi Musa AS kecil untuk memiliki antara batu permata dan bara api. Akhirnya
Nabi Musa AS memilih bara api dan memakannya.
ATAS kekurangan itu, Nabi Musa AS
berdoa, “Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan
lepaskanlah kekakuan dari lidahku.”
(Q.S. Thahaa: 25-27). Di sinilah pelajaran berharga bisa kita petik.
Coba kita renungkan, Nabi Musa AS.
NABI MUSA AS yang memiliki kekurangan dalam berkata-kata
diberi kehormatan untuk berbicara langsung dengan Allah. Hal ini membuat Nabi
Musa AS juga dikenal dengan julukan Kalimullah (orang yang diajak bicara
langsung oleh Allah).
BELIAU juga dipilih untuk
menyampaikan kebenaran, mendakwahi manusia paling angkuh, paling sombong, dan
paling jahat di seluruh muka bumi, yakni Fir’aun. Hal tersebut merupakan tugas
yang teramat berat.
NAMUN, apakah Nabi Musa AS lalu
menolak perintah tersebut? Tidak. Beliau percaya, ketika Allah memutuskan bahwa
ia yang harus memikul beban itu berarti ia adalah orang yang tepat dan mampu
untuk menjalankan misi tersebut.
DALAM hidup ini, kita sering berhadapan dengan berbagai ujian, baik berupa
cobaan ataupun tanggung jawab yang berat, dan kita merasa mustahil untuk
melewatinya, kemudian mengeluh dan akhirnya menyerah.
AKAN tetapi, coba kita renungkan
sekali lagi. Jika kita berpikir tidak mampu untuk melalui suatu ujian, Allah
tidak berpikir demikian. Ketika Allah menghadirkan suatu ujian untuk hamba-Nya,
Allah Maha Tahu bahwa hamba tersebut pasti bisa untuk melewatinya.
MARI kita tengok Surah Al-Baqarah
ayat 286, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya.”
KETIKA misalnya, Allah memberikan
kita amanah sebagai pemimpin di dalam organisasi, walau mungkin kita merasa
ragu dengan kemampuan kita, tetapi percayalah bahwa kita pasti bisa. Sebab,
Allah telah memilih kita.
KETIKA kita merasakan beratnya ujian maupun cobaan
dalam hidup, belajarlah dari Nabi Musa
AS yang tidak mundur sedikit pun dan ia percaya mampu melewatinya, karena,
sekali lagi, Allah telah memilihnya.
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon
kepada-Mu disegerakan keselamatan-Mu untukku serta tetap sabar dalam menghadapi
cobaan-Mu dan keluar dari dunia menuju rahmat-Mu.
JANGAN LUPA PAKAI MASKER, CUCI
TANGAN, JAGA JARAK DAN MAKAN TERATUR.