Thursday, 1 April 2021

KISAH HIMAH : Belajar Menerima Kekurangan dari Nabi Musa AS

 

KISAH HIKMAH: Belajar Menerima Kekurangan dari Nabi Musa AS

NABI MUSA AS mengajarkan kita untuk menerima kekurangan kita. Nabi Musa AS menerima kekurangan dirinya sendiri yang tidak bisa berbicara dengan lancar. Demikian pula  orang-orang hebat. Orang-orang hebat lahir karena percaya kepada Allah manakala ia akan dimampukan oleh Allah dalam mengatasi kelemahan dan menaklukkan tantangan yang dihadirkan dalam hidupnya.

SUATU ketika, Nabi Musa AS mendapat pertanyaan, apakah ada orang yang lebih pintar selain dirinya. Karena perasaan kaget dan sedikit merasa ditantang oleh  pertanyaan itu, Nabi Musa AS menjawab dengan spontan. "Tidak ada."

TERNYATA Allah  tidak setuju dengan jawaban Musa AS tadi. Lalu, Allah mengutus Jibril untuk bertanya kepadanya, "Wahai Musa, tidakkah engkau mengetahui di mana Allah  meletakkan ilmu-Nya?"

NABI MUSA AS adalah salah satu dari rasul pilihan yang mendapat gelar Ulul ‘Azmi bersama Nabi Nuh, Ibrahim  Isa, dan Muhammad SAW.. Mereka  memiliki ketabahan luar biasa menghadapi cobaan dalam menjalankan perintah dakwah.

DALAM Surah Thahaa ayat ke-40 disebutkan, “Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan (yang berat).”  Lewat banyaknya ujian, tantangan, rintangan, dan hambatan  yang diberikan, ditinggikanlah derajat Nabi Musa AS dan hal itu pula yang memberikan banyak ibrah (pelajaran) kepada generasi-generasi selanjutnya, termasuk kita.

DALAM suatu riwayat, ketika Nabi Muhammad SAW sedang menghadapi banyak ujian dalam dakwahnya. Allah lalu menurunkan Surah Thahaa yang berisi kisah-kisah tentang Nabi Musa AS. Kisah-kisah tersebut dimaksudkan sebagai obat untuk meneguhkan hati beliau (Nabi Muhammad SAW).

KISAH Nabi Musa AS ini patut kita renungkan dan ambil hikmahnya untuk semakin menguatkan keimanan kita. Salah satunya adalah hikmah tentang kekurangan Nabi Musa AS.

NABI MUSA AS memiliki kekurangan dalam berbicara. Beberapa tafsir mengatakan beliau tidak lancar dan terbata-bata dalam berbicara. Hal itu disebabkan Nabi Musa AS pernah memasukkan bara ke mulutnya sehingga melukai lidahnya saat masih kecil.

DIKISAHKAN,  ketika itu Nabi Musa AS menarik janggut Fir’aun sehingga membuatnya marah lalu berfirasat bahwa anak kecil ini yang akan menantang dan menghancurkannya kelak. Namun hal itu disanggah oleh Asiyah binti Muzahim, istri Fir’an, dengan mengatakan ‘tidak mungkin’, karena nabi Musa AS hanyalah anak kecil yang suci.

KEMUDIAN diberikan pilihan kepada Nabi Musa AS kecil untuk memiliki antara batu permata dan bara api. Akhirnya Nabi Musa AS memilih bara api dan memakannya.

ATAS kekurangan itu, Nabi Musa AS berdoa, “Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku.”  (Q.S. Thahaa: 25-27). Di sinilah pelajaran berharga bisa kita petik. Coba kita renungkan, Nabi Musa AS.

NABI MUSA AS  yang memiliki kekurangan dalam berkata-kata diberi kehormatan untuk berbicara langsung dengan Allah. Hal ini membuat Nabi Musa AS juga dikenal dengan julukan Kalimullah (orang yang diajak bicara langsung oleh Allah).

BELIAU juga dipilih untuk menyampaikan kebenaran, mendakwahi manusia paling angkuh, paling sombong, dan paling jahat di seluruh muka bumi, yakni Fir’aun. Hal tersebut merupakan tugas yang teramat berat.

NAMUN, apakah Nabi Musa AS lalu menolak perintah tersebut? Tidak. Beliau percaya, ketika Allah memutuskan bahwa ia yang harus memikul beban itu berarti ia adalah orang yang tepat dan mampu untuk menjalankan misi tersebut.

DALAM hidup ini, kita sering  berhadapan dengan berbagai ujian, baik berupa cobaan ataupun tanggung jawab yang berat, dan kita merasa mustahil untuk melewatinya, kemudian mengeluh dan akhirnya menyerah.

AKAN tetapi, coba kita renungkan sekali lagi. Jika kita berpikir tidak mampu untuk melalui suatu ujian, Allah tidak berpikir demikian. Ketika Allah menghadirkan suatu ujian untuk hamba-Nya, Allah Maha Tahu bahwa hamba tersebut pasti bisa untuk melewatinya.

MARI kita tengok Surah Al-Baqarah ayat 286, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”

KETIKA misalnya, Allah memberikan kita amanah sebagai pemimpin di dalam organisasi, walau mungkin kita merasa ragu dengan kemampuan kita, tetapi percayalah bahwa kita pasti bisa. Sebab, Allah telah memilih kita.

KETIKA  kita merasakan beratnya ujian maupun cobaan dalam hidup,  belajarlah dari Nabi Musa AS yang tidak mundur sedikit pun dan ia percaya mampu melewatinya, karena, sekali lagi, Allah telah memilihnya.

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu disegerakan keselamatan-Mu untukku serta tetap sabar dalam menghadapi cobaan-Mu dan keluar dari dunia menuju rahmat-Mu.

JANGAN LUPA PAKAI MASKER, CUCI TANGAN, JAGA JARAK DAN MAKAN TERATUR.

Soal dan Jawaban Listrik Dinamis

  LISTRIK DINAMIS   1.        Tuliskan faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan suatu penghantar! Jawab : Faktor yang mempengaruhi h...