AKHLAK MULIA ANTARKAN SESEORANG BERDAMPINGAN DENGAN RASULULLAH SAW PADA HARI KIAMAT
AKHLAK mulia bisa mengantarkan seseorang berdampingan
dengan Rasulullah SAW pada hari kiamat.
Itu merupakan anugerah luar biasa. Maka, perlu latihan dan ujian kesabaran
dalam usaha berakhlak mulia sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW. Semoga
kita mampu menjadi pribadi yang berakhlak
mulia.
ORANG berilmu memiliki
kewajiban yang besar dalam mengajak
manusia kepada kebaikan. Dia menjadi contoh, bahkan panutan manusia. Maka, wajib baginya menunjukkan dan
menjaga akhlak mulia.
DI antara hal-hal termulia yang diwariskan Rasulullah SAW kepada para ulama adalah
akhlak dan kepribadian yang terpuji. Maka, beliau akan dekat dan bersanding
dengan orang orang yang memiliki akhlak seperti beliau pada hari kiamat kelak.
HAL di atas sebagaimana berdasarkan hadis yang berikut ini.
“Maukah kalian aku kabarkan tentang orang yang paling aku sukai
dari kalian, dan pada hari kiamat tempat duduknya paling dekat dengan aku?”
“Orang-orang semuanya diam, maka beliau mengulangi kata-katanya
tersebut sampai dua atau tiga kali. Akhirnya mereka pun menjawab, 'Mau wahai
Rasulullah.'"
Beliau bersabda, “Yaitu orang yang akhlaknya paling baik di antara
kalian.” (HR. Ahmad).
SEMENTARA itu, orang
beranggapan bahwa orang yang kaya ilmu secara otomatis perilaku atau akhlaknya
semakin baik. Anggapan tersebut mendasarkan pada keyakinan bahwa ilmu selalu
berpengaruh pada perilaku seseorang.
ORANG pintar sekaligus akan berperilaku baik dan sebaliknya, orang
miskin ilmu pengetahuan selalu berperilaku tidak baik. Namun pada kenyataannya,
tidaklah selalu demikian itu.
ORANG kaya ilmu banyak yang melakukan penyimpangan. Sementara itu,
orang yang ilmunya terbatas justru berperilaku sebaliknya, terpuji.
MANUSIA lahir dengan membawa sifat-sifat tertentu. Ada akhlak
bawaan, baik, terpuji, maupun tercela. Akhlak bisa diubah dari buruk ke baik,
atau juga sebaliknya berubah dari baik ke buruk, tergantung bagaimana kita
memperbaiki akhlak dan menjaganya, dengan latihan dan kebiasaan.
PERBAIKAN akhlak juga memerlukan istikamah, yaitu komitmen yang
tinggi untuk selalu berpihak kepada yang baik dan benar. Perbaikan akhlak berbeda
dengan perbaikan pada sektor-sektor Iain.
PERBAIKAN akhlak tidak dapat diwakilkan. Kenapa tidak dapat
diwakikan? Karena keputusan untuk
berpihak kepada yang baik dan benar itu harus datang dan lahir dari kita
sendiri.
BETAPAPUN tingkat kesulitan yang dihadapi, perbaikan akhlak harus
tetap kita upayakan. Soalnya, agama itu pada akhirnya adalah akhlak. Dalam
perspektif ini, seseorang tidak dapat disebut beragama jika ia tidak berakhlak.
MAKA, wajarlah imbalan dari akhlak yang mulia adalah bisa
berdampingan bersama Rasulullah SAW pada hari kiamat nanti. Hal itu merupakan
sebuah anugerah yang luar biasa karena
perlu latihan dan ujian kesabaran dalam usaha berakhlak mulia
sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah
SAW.
Allahumma inni as-aluka imanan la yartaddu wa na’iman la yanfaddu
wa murafaqata nabiyyika muhammadin shallallahu ‘alaihi wa sallama fi a’la
jannatil khuldi. “Ya Allah saya meminta
kepada-Mu keimanan yang tidak akan berubah dengan kemurtadan, kenikmatan yang
tiada putus, dan (aku memohon kepada-Mu) agar menjadi pendamping Muhammad SAW
di derajat tertinggi dari surga yang kekal." (HR. Ahmad)