Thursday, 26 November 2020

AKHLAK MULIA ANTARKAN SESEORANG BERDAMPINGAN DENGAN RASULULLAH SAW PADA HARI KIAMAT

 AKHLAK MULIA ANTARKAN  SESEORANG BERDAMPINGAN DENGAN RASULULLAH SAW PADA HARI KIAMAT

 

AKHLAK  mulia  bisa mengantarkan seseorang berdampingan dengan Rasulullah  SAW pada hari kiamat. Itu merupakan anugerah luar biasa. Maka, perlu latihan dan ujian kesabaran dalam usaha berakhlak mulia sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW. Semoga kita mampu menjadi pribadi yang berakhlak  mulia.

 

ORANG  berilmu memiliki kewajiban yang  besar dalam mengajak manusia kepada kebaikan. Dia menjadi contoh, bahkan panutan  manusia. Maka, wajib baginya menunjukkan dan menjaga akhlak mulia.

 

DI antara hal-hal termulia yang diwariskan  Rasulullah SAW kepada para ulama adalah akhlak dan kepribadian yang terpuji. Maka, beliau akan dekat dan bersanding dengan orang orang yang memiliki akhlak seperti beliau pada hari kiamat kelak.

 

HAL di atas sebagaimana berdasarkan hadis  yang berikut ini.

 

“Maukah kalian aku kabarkan tentang orang yang paling aku sukai dari kalian, dan pada hari kiamat tempat duduknya paling dekat dengan aku?”

 

“Orang-orang semuanya diam, maka beliau mengulangi kata-katanya tersebut sampai dua atau tiga kali. Akhirnya mereka pun menjawab, 'Mau wahai Rasulullah.'"

 

Beliau bersabda, “Yaitu orang yang akhlaknya paling baik di antara kalian.” (HR. Ahmad).

 

SEMENTARA itu,  orang beranggapan bahwa orang yang kaya ilmu secara otomatis perilaku atau akhlaknya semakin baik. Anggapan tersebut mendasarkan pada keyakinan bahwa ilmu selalu berpengaruh pada perilaku seseorang.

 

ORANG pintar sekaligus akan berperilaku baik dan sebaliknya, orang miskin ilmu pengetahuan selalu berperilaku tidak baik. Namun pada kenyataannya, tidaklah selalu demikian itu.

 

ORANG kaya ilmu banyak yang melakukan penyimpangan. Sementara itu, orang yang ilmunya terbatas justru berperilaku sebaliknya, terpuji.

 

MANUSIA lahir dengan membawa sifat-sifat tertentu. Ada akhlak bawaan, baik, terpuji, maupun tercela. Akhlak bisa diubah dari buruk ke baik, atau juga sebaliknya berubah dari baik ke buruk, tergantung bagaimana kita memperbaiki akhlak dan menjaganya, dengan latihan dan kebiasaan.

 

PERBAIKAN akhlak juga memerlukan istikamah, yaitu komitmen yang tinggi untuk selalu berpihak kepada yang baik dan benar. Perbaikan akhlak berbeda dengan perbaikan pada sektor-sektor Iain.

 

PERBAIKAN akhlak tidak dapat diwakilkan. Kenapa tidak dapat diwakikan?  Karena keputusan untuk berpihak kepada yang baik dan benar itu harus datang dan lahir dari kita sendiri.

 

BETAPAPUN tingkat kesulitan yang dihadapi, perbaikan akhlak harus tetap kita upayakan. Soalnya, agama itu pada akhirnya adalah akhlak. Dalam perspektif ini, seseorang tidak dapat disebut beragama jika ia tidak berakhlak.

 

MAKA, wajarlah imbalan dari akhlak yang mulia adalah bisa berdampingan bersama Rasulullah SAW pada hari kiamat nanti. Hal itu merupakan sebuah anugerah yang luar biasa karena  perlu latihan dan ujian kesabaran dalam usaha berakhlak mulia sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah  SAW.

 

Allahumma inni as-aluka imanan la yartaddu wa na’iman la yanfaddu wa murafaqata nabiyyika muhammadin shallallahu ‘alaihi wa sallama fi a’la jannatil khuldi.  “Ya Allah saya meminta kepada-Mu keimanan yang tidak akan berubah dengan kemurtadan, kenikmatan yang tiada putus, dan (aku memohon kepada-Mu) agar menjadi pendamping Muhammad SAW di derajat tertinggi dari surga yang kekal." (HR. Ahmad)

Soal dan Jawaban Listrik Dinamis

  LISTRIK DINAMIS   1.        Tuliskan faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan suatu penghantar! Jawab : Faktor yang mempengaruhi h...