Monday, 25 July 2022

Pengukuran - Hakikat Ilmu Sains dan Metode Ilmiah

 D. Pengukuran

Dari percobaan yang dilakukan Ayu pada Aktivitas 1.9 dan 1.10, apakah pengukuran yang harus ia lakukan? Adakah hal lain yang dapat ia amati ketika melakukan percobaan tersebut?



Gambar 1.14 Beberapa alat ukur yang sering digunakan di laboratorium IPA

 

1. Pengamatan Selama Eksperimen

Seperti telah kalian pelajari pada Bagian C sebelumnya, variabel terikat diamati atau diukur pada saat kita melakukan percobaan. Demikian pula para ilmuwan mencatat hasil pengamatan mereka dalam bentuk tabel agar dapat lebih mudah dibaca dan dipahami.

Pengamatan yang dilakukan selama percobaan dapat dilakukan secara kualitatif, yaitu deskripsi dengan menggunakan kata-kata saja. Contohnya, ketika kalian memanaskan air, kalian bisa melihat ada gelembung udara saat air mendidih, juga ada asap tipis di bagian atas air tersebut. Jika kalian manaruh tangan kalian di bagian atas panci air yang sedang dipanaskan, kalian juga merasakan suhu yang lebih panas. Gelembung udara juga ada ketika kalian menuang minuman bersoda ke dalam gelas, ada suara fizz juga. Karena itulah minuman bersoda disebut juga dengan fizzy drink. Semua hal di atas adalah contoh pengamatan kualitatif.

 

Pengamatan juga dapat dilakukan secara kuantitatif atau dinyatakan dalam angka-angka. Contohnya, sebelum memasukkan air yang akan dipanaskan ke dalam panci, kalian mengukur volume air dengan menggunakan gelas ukur, yaitu sebanyak 200 mL. Kemudian setelah 3 menit memanaskan air, kalian mengukur suhu air tersebut dan mencatat suhu air mencapai 70°C. Hal inilah yang disebut sebagai pengukuran dalam percobaan.

 

Pengukuran sangat penting dilakukan dalam suatu eksperimen untuk dapat memperoleh jawaban atas tujuan percobaan kita. Pengukuran sangat erat kaitannya dengan besaran dan satuan dalam Sains.

 

2. Besaran

Besaran adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan pada sesuatu yang bisa diukur dan memiliki nilai. Contoh yang diberikan di atas adalah volume air yang diukur dengan menggunakan gelas ukur, juga suhu air setelah dipanaskan. Volume dan suhu adalah contoh besaran. Ada lagi banyak contoh besaran lainnya, misalnya panjang, massa, waktu, berat dan sebagainya. Dalam ilmu Sains, dikenal dua macam besaran, yaitu besaran pokok dan besaran turunan.

Besaran Pokok adalah besaran yang dijadikan dasar untuk menetapkan besaran lainnya. Ada tujuh besaran pokok dengan satuannya yang telah ditetapkan oleh para ilmuwan secara standar internasional (SI), seperti tertera pada Tabel 1.1.

Sementara Besaran Turunan adalah besaran yang ditetapkan berdasarkan besaran pokok. Satuannya pun diturunkan dari beberapa satuan besaran pokok. Sebagai contoh untuk menentukan kecepatan suatu benda bergerak, kita perlu mengukur panjang lintasan dan waktu yang diperlukan untuk menempuh lintasan tersebut. Kecepatan bisa dihitung dengan menggunakan rumus:

 

 



 

Panjang dan waktu adalah besaran pokok sementara kecepatan adalah besaran turunan karena kecepatan dihitung dari besaran pokok. Ada lebih banyak besaran turunan dibandingkan besaran pokok.

 

Tabel 1.1 Tujuh Besaran Pokok dan Beberapa Contoh Besaran Turunan Disertai Satuan Standar Internasional (SI)


 


3. Satuan

Dalam melakukan pengukuran, agar seragam maka dianggap perlu untuk menetapkan suatu pembanding dalam pengukuran. Pembanding ini tetap, tidak berubah-ubah dan dapat digunakan secara umum di mana saja. Inilah yang disebut sebagai satuan baku.

Namun, ternyata ada beragam satuan yang digunakan dalam hidup kita sehari-hari, misalnya untuk mengukur panjang atau jarak, kita sering menggunakan satuan meter atau kilometer. Di luar negeri digunakan satuan inci maupun yard. Bahkan zaman dahulu satuan yang digunakan adalah ukuran kaki manusia. Satuan yang tidak tetap, misalnya kaki adalah satuan tidak baku. Adapun untuk suhu, satuan yang sering kita gunakan adalah derajat Celsius, namun ini bukan satuan standar dalam Sains. Di negara sub tropis sering digunakan satuan Fahrenheit. Dalam Sains, satuan suhu yang digunakan sebagai Standar Internasional adalah Kelvin.

 

Fakta Sains

Sejarah Pengukuran Panjang

Sejarah pengukuran yang pertama kali dimulai pada abad ke-6 sebelum masehi di Mesir, yakni pengukuran panjang dengan menggunakan satuan ‘cubit’, yaitu panjang lengan Raja Firaun dan 1 inchi menunjukkan lebar ibu jari. Pada 800 tahun sebelum masehi di Mesir dan Yunani mulai digunakan satuan 1 kaki untuk mengukur panjang. Pengukuran dengan sistem ini berkembang terus ke Inggris dan negara-negara Eropa lainnya sejak tahun 1400 namun banyak menimbulkan masalah karena ukuran tubuh yang digunakan tidak sama. Sistem metric baru disahkan pertama kali di Prancis pada 1799, dimana 1 meter sama dengan satu per 10 juta kali seperempat jarak dari kutub utara ke kutub selatan.

Di beberapa negara di Eropa masih dijumpai penggunaan ukuran kaki dan inchi, terutama digunakan oleh orang-orang yang sudah tua. Mereka juga menggunakan satuan pound untuk berat. Adapun di Amerika digunakan satuan untuk panjang yaitu mil.

 

Sumber: https://www.advancedsciencenews.com/; https://www. sciencelearn.org.nz/; https://www.statista.com/

 

Sebagai seorang ilmuwan yang melakukan pengukuran, kita perlu memiliki keterampilan mengubah satuan sesuai dengan satuan yang diakui secara internasional. Kata lain mengubah satuan ini adalah mengonversi. Misalnya kita mengukur panjang suatu kertas adalah 32 cm dan lebarnya adalah 28 cm. Sementara kita diminta untuk menyatakan kedua besaran itu dalam satuan meter, sebagai Satuan Internasional.

Kita dapat menggunakan tangga konversi panjang pada Gambar 1.15 sehingga dapat diperoleh panjang dan lebar dalam meter. Dari cm ke m dibutuhkan 2 anak tangga naik, maka angka 32 cm dibagi seratus, demikian pula angka 28. Sehingga diperoleh panjang kertas itu 0,32 meter dan lebar 0,28 meter.



Gambar 1.15 Tangga konversi panjang.

 

 

Satuan massa, waktu dan suhu pun dapat dikonversi seperti ini. Berlatihlah mengonversi satuan-satuan panjang, waktu dan massa dengan melakukan aktivitas berikut ini.

 

Ayo Latihan

Aktivitas 1.12

Konversilah satuan-satuan di bawah ini ke dalam satuan bakunya.

1) 2,4 km

2) 3,5 ton

3) 1400 gram

4) 24 menit

5) 4,5 jam

 

4. Teknik Pengukuran yang Benar

Pemilihan alat ukur sangat penting agar dapat memperoleh hasil percobaan yang akurat. Pengukuran pun perlu dilakukan dengan cermat agar hasilnya tepat. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika melakukan pengukuran yaitu sebagai berikut.

a.      Selalu perhatikan bahwa alat ukur yang digunakan selalu pada angka 0 sebelum kalian mulai mengukur.

b.      Pastikan alat ukur yang digunakan sudah mengukur secara tepat, misalnya jika mengukur suhu cairan, termometer ada di dalam cairan, bukan di atasnya juga tidak menyentuh wadah cairan. Bila mengukur waktu, stopwatch dinyalakan tepat pada saat percobaan mulai dilakukan, dan dihentikan tepat pada saat percobaan telah selesai.

c.      Selalu catat pengukuran disertai satuannya. Gunakan simbol satuan yang benar.

d.      Hindari kesalahan paralaks, di mana pengamatan tidak dilakukan sejajar dengan skala benda terukur. Mata kalian perlu sejajar dengan pembacaan skala pengukuran. Apabila terjadi kesalahan paralaks, maka hasil pengukuran bisa terlalu rendah atau terlalu tinggi dari yang semestinya. Perhatikan Gambar 1.16.



Gambar 1.16 Kesalahan paralaks.

Sumber: Pearson Heinemann/Wendy Gorton (2009)

 

e.      Segera mencatat hasil pengukuran. Jangan mengandalkan ingatan saja karena keterbatasan manusia mengingat.

f.       Cairan biasanya memiliki bentuk yang tidak rata atau cembung sehingga dalam mengukur volume cairan, selalu bacalah skala pada sisi cembung cairan tersebut. Jika cairan cembung di bagian bawah, maka bacalah skala pada batas itu. Namun ada cairan tertentu yang mencembung di bagian atas. Untuk cairan seperti ini, bacalah skala pada bagian atas. Perhatikan Gambar 1.17 ini.



 

Gambar 1.17 Pengukuran volume cairan.

Sumber: Pearson Heinemann/Wendy Gorton (2009)

Untuk mempraktikkan teknik pengukuran yang benar, marilah kita melakukan empat percobaan berikut. Ikutilah arahan dari guru kalian dalam pembagian kelompok dan percobaan pertama yang harus kalian lakukan. Bacalah dulu semua instruksi (tujuan dan prosedur) sebelum memulai percobaan sesuai dengan nomor percobaan yang kalian lakukan. Lakukan percobaan langkah demi langkah. Ingatlah untuk menjalankan peraturan keselamatan dalam laboratorium IPA. Masih ingatkah kalian apa sajakah itu?

 

Percobaan

Aktivitas 1.13

Mengukur dalam Sains

Kalian akan melakukan percobaan-percobaan ini dalam kelompok yang ditentukan oleh guru. Lalu pada waktu yang telah ditentukan, kalian akan bertukar tempat dengan kelompok lain untuk melakukan percobaan yang berbeda.

 

Percobaan 1 – Menggunakan Penggaris dan Pita Meteran

Tujuan:

Mengukur panjang kertas dan kotak yang ada di atas meja dan mengukur tinggi badan kalian semua dalam satu kelompok.

Prosedur:

1.      Sebelum melakukan pengukuran, salinlah Tabel 1.2 pada buku catatan kalian, lalu isi bagian kolom “Perkiraan Ukuran” dengan memperkirakan panjang, lebar dan tinggi (apabila ada) dari kertas dan kotak yang ada di atas mejamu. Jangan lupa menyertakan satuan pengukuran.

2.      Dengan menggunakan penggaris yang tersedia, ukurlah panjang, lebar dan tinggi (apabila ada) dari kertas dan kotak tersebut.

3.      Catatlah hasilnya pada kolom “Hasil Pengukuran”. Jangan lupa menyertakan satuan pengukuran.

Tabel 1.2 Ukuran Kertas dan Kotak



4.      Sekarang kalian akan melakukan pengukuran tinggi badan semua anggota kelompok kalian. Sebelum melakukan pengukuran, salinlah Tabel 1.3 di bawah pada buku catatan kalian, lalu isi pada kolom “Perkiraan Tinggi” dengan memperkirakan tinggi badan semua anggota kelompok kalian. Satuan yang digunakan adalah cm.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 1.3 Tinggi Badan



5.      Dengan menggunakan pita meteran, ukurlah tinggi setiap anggota kelompok kalian. Catatlah hasilnya pada kolom “Hasil Pengukuran Tinggi Badan” disertai satuannya.

6.      Kembalikan semua benda pada tempatnya dan pastikan meja dalam keadaan bersih dan rapi.

 

 

Percobaan 2 – Menggunakan Stopwatch

Tujuan:

Menentukan kecepatan denyut nadi kalian dan teman-teman dalam kelompok kalian.

Prosedur

1.      Carilah tempat terbaik untuk mengukur denyut nadi kalian.

2.      Dibantu oleh teman kalian, dengan menggunakan stopwatch, ukurlah waktu yang dibutuhkan untuk 20 kali denyut nadi.

3.      Salinlah Tabel 1.4 di bawah ini, kemudian catatlah data waktu untuk 20 denyut nadi pada kolom “Waktu” untuk nama kalian.

Tabel 1.4 Denyut Nadi



4.      Hitunglah kecepatan denyut nadi kalian dengan menggunakan rumus:



5.      Apakah satuan dari kecepatan denyut nadi? Diskusikan dalam kelompok kalian dan tulis pada kurung di bawah “Kecepatan Denyut Nadi”.

6.      Catatlah waktu dan kecepatan denyut nadi semua anggota kelompok kalian pada tabel di atas.

7.      Kembalikan semua benda pada tempatnya dan pastikan meja dalam keadaan bersih dan rapi.

 

 

Percobaan 3 – Menggunakan Termometer

Tujuan:

Mengukur suhu air dingin, air keran dan air panas.

Prosedur:

1.      Sebelum melakukan pengukuran, salinlah Tabel 1.5, kemudian isi tabel di bawah ini pada kolom “Perkiraan Suhu Air” dengan memperkirakan suhu air dingin, air keran dan air panas.

Tabel 1.5 Suhu Air



2.      Masukkan termometer pada gelas yang berisi air dingin namun jangan sampai menyentuh dasar gelas.

3.      Tunggu selama 30 detik agar pengukuran stabil atau tidak berubah lagi. Catat suhu tersebut dalam tabel di atas kolom “Hasil Pengukuran Suhu Air”.

4.      Ukurlah suhu air keran dan air panas dengan cara yang sama. Berhati-hatilah agar air panas tidak tumpah.

5.      Kembalikan semua objek pada tempatnya dan pastikan meja dalam keadaan bersih, rapi dan kering untuk digunakan oleh kelompok lainnya.

 

Percobaan 4 – Menggunakan Gelas Ukur

Tujuan:

Mengukur volume objek yang tidak beraturan (batu) dengan menggunakan gelas ukur.

Catatan: Untuk mengukur volume cairan pada gelas ukur, bacalah pada bagian bawah meniskus (permukaan cairan) dan mata harus sejajar pada level tersebut.

Prosedur

1.      Isilah gelas ukur dengan air kira-kira ¼ tinggi gelas ukur.

2.      Ukurlah volume ini dan catat sebagai volume awal atau volume air pada Tabel 1.6 seperti di bawah ini, yang telah kamu buat di buku kalian. Tuliskan juga satuannya.

Tabel 1.6 Volume Air dan Batu



3.      Dengan perlahan, masukkan batu kecil yang telah disiapkan ke dalam gelas ukur. Untuk mencegah air tumpah, masukkan perlahan, jangan melemparkan batu tersebut ke dalam air.

4.      Bacalah ukuran volumenya sekarang. Apakah volumenya bertambah atau berkurang?

5.      Catatlah volume ini sebagai volume air dan batu. Lengkapi dengan satuannya.

6.      Ulangi langkah-langkah nomor 1-5 sekali lagi namun menggunakan volume awal air yang berbeda.

7.      Catat data volume air dan volume air dan batu sebagai data percobaan ke dua.

8.      Berapakah volume batu pada percobaan pertama?

9.      Dan berapakah volume batu pada percobaan kedua?

10.   Apakah sama atau berbeda hasilnya? Mengapa bisa demikian?

11.   Tuanglah air dari gelas ukur ke dalam wadah air semula. Ambil batu dan simpan di atas meja.

12.   Pastikan meja dalam keadaan kering dan bersih.

 

 

Refleksi

        Apakah perkiraan kalian mendekati, sama atau masih jauh dari hasil pengukuran kalian?

        Manakah percobaan yang menurut kalian paling menarik?

        Apakah yang kalian pelajari dari percobaan-percobaan di atas mengenai pengukuran?

        Apakah selama pengukuran, ada kesalahan yang kalian lakukan? Jika ada, kesalahan apakah itu dan bagaimana cara memperbaikinya?

        Apakah sikap disiplin dan hati-hati penting dalam melaksanakan percobaan Sains? Sebutkan contoh-contohnya.

 

Sumber ;

Victoriani Inabuy, dkk. IPA untuk SMP Kelas VII.

Pusat Kurikulum dan Perbukuan  Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi  Jalan Gunung Sahari Raya No. 4 Jakarta Pusat. Cetakan pertama, 2021

 

Soal dan Jawaban Listrik Dinamis

  LISTRIK DINAMIS   1.        Tuliskan faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan suatu penghantar! Jawab : Faktor yang mempengaruhi h...