Upaya Meningkatkan Kreativitas Dan Hasil Belajar IPA Materi Energi Dalam Sistem Kehidupan Melalui Pendekatan Scientific Siswa Kelas VII I SMP Negeri 1 Weru Semester 2 Tahun 2013/2014.
Oleh
Jumadi
(Guru SMP Negeri 1 Weru,
Kec. Weru, Kab. Sukoharjo)
----------------------------------------------------------------------------------------------------
ABSTRAK
Tujuan
penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar IPA
materi energi dalam sistem kehidupan melalui pendekatan scientific bagi siswa
kelas VII I SMP Negeri 1 Weru kabupaten Sukoharjo pada semester 2 tahun
pelajaran 2013/2014.
Penelitian ini dilakukan
pada siswa kelas VII I semester 2 tahun 2013/2014 SMP Negeri 1 Weru. Jumlah
siswa yang diteliti adalah 32 siswa terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 15
siswa perempuan, dimana peneliti sebagai guru IPA pada kelas tersebut.
Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan dari bulan Januari 2014 sampai bulan
April 2014.
Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari
dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan
(planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting).
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan observasi dan tes. Hasil
penelitian ini dianalisis dengan teknik deskriptif komparatif, yaitu
membandingkan hasil kondisi awal dengan siklus 1, membandingkan antara siklus 1
dengan siklus 2 dan membandingkan antara kondisi awal dengan siklus 2.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara teoritik dan empirik melalui pendekatan scientific
dapat meningkatkan kreativitas dan
hasil belajar IPA materi energi dalam sistem kehidupan bagi siswa kelas VII I
SMP Negeri 1 Weru kabupaten Sukoharjo pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014.
Peningkatan kreativitas belajar IPA yang mencapai nilai minimal baik yaitu pada
kondisi awal sebanyak 9 siswa atau 28,13%, pada siklus 1 sebanyak 16 siswa atau
50% dan pada siklus 2 sebanyak 22 siswa atau 68,75%. Sedangkan peningkatan
hasil belajar IPA yang mencapai batas tuntas yaitu pada kondisi awal sebanyak
19 siswa atau 59%, pada siklus 1 sebanyak 24 siswa atau 75% dan pada siklus 2
sebanyak 28 siswa atau 88%.
Kata
Kunci : Kreativitas belajar IPA. Hasil belajar IPA.
Pendekatan scientific.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Kondisi awal siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Weru semester
2 tahun pelajaran 2013/2014 menunjukkan kreativitas dan hasil belajar IPA
materi konsep energi dan sumber-sumber energi yang rendah. Ini dapat dilihat
dari pembelajaran IPA yang dilakukan peneliti. Dari 32 siswa kelas VII I
diperoleh nilai kreativitas 1 siswa memperoleh predikat sangat baik (SB) atau
3,13%, 8 siswa memperoleh predikat baik (B) atau 25%, 14 siswa memperoleh
predikat cukup (C) atau 43,75% dan 9 siswa memperoleh predikat kurang (K) atau
28,12%. Hasil ini menunjukkan kalau kreativitas kelas VII I masih rendah karena
siswa yang memperoleh predikat cukup (C) dan kurang (K) berjumlah 23 siswa atau
71,87% lebih besar dari siswa yang memperoleh predikat sangat baik (SB) dan
baik (B) berjumlah 9 siswa atau 28,13%. Sedangkan jika dilihat hasil belajar
IPA dari 32 siswa kelas VII I diperoleh nilai rata-rata 70,75, nilai terendah 0
dan nilai tertinggi 96. Dilihat dari ketuntasannya dengan kriteria ketuntasan
minimal (KKM) 70 dari 32 siswa kelas VII I terdapat 19 siswa tuntas belajar
atau 59,38% dan 13 siswa tidak tuntas belajar atau 40,62%. Kalau dilihat
hasilnya memang yang tuntas belajar lebih banyak dari pada yang tidak tuntas
belajar, tetapi jika dilihat jumlah siswa yang tuntas belajar hanya 19 siswa
dari 32 siswa atau 59,38% ini masih menunjukkan kalau hasil belajar IPA juga
masih rendah.
Kreativitas dan hasil belajar IPA
siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Weru semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 masih
rendah, mungkin karena peneliti belum
menggunakan pendekatan scientific dalam pembelajarannya. Sebelumnya
peneliti masih menggunakan metode konvensional yaitu ceramah dan tanya jawab,
pembelajaran masih berpusat pada guru dan belum banyak melibatkan siswa untuk
mengasah kreativitasnya.
Harapan yang akan dicapai oleh
peneliti setelah penelitian adalah meningkatnya kreativitas dan hasil belajar
IPA materi energi dalam sistem kehidupan siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Weru
kabupaten Sukoharjo pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014, sebab jika tidak
ditingkatkan siswa diberi soal yang berbedapun sudah tidak mampu mengerjakan.
Untuk meningkatkan kreativitas dan
hasil belajar IPA materi energi dalam sistem kehidupan siswa kelas VII I SMP
Negeri 1 Weru kabupaten Sukoharjo pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014,
diharapkan peneliti menggunakan pendekatan scientific. Dengan pendekatan
scientific siswa akan terlibat dalam pembelajaran lebih banyak, sehingga
pembelajaran lebih mengena dan bermakna.
Dari uraian di atas dapat diperoleh bahwa kenyataannya kreativitas dan
hasil belajar IPA materi energi dalam sistem kehidupan siswa kelas VII I SMP
Negeri 1 Weru kabupaten Sukoharjo pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014
masih rendah, sedangkan yang diharapkan kreativitas dan hasil belajar IPA
materi energi dalam sistem kehidupan siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Weru
kabupaten Sukoharjo pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 akan meningkat.
Dalam pembelajaran sebelumnya peneliti
juga belum menggunakan pendekatan scientific, tetapi masih menggunakan metode
pembelajaran konvensional, sedangkan harapannya peneliti sudah menggunakan
pendekatan scientific dalam proses pembelajarannya.
Untuk menyelesaikan masalah
kesenjangan antara kenyataan dengan harapan yaitu perlu adanya pendekatan scientific
yang dilakukan sendiri oleh peneliti dengan tindakan pertama menggunakan
pendekatan scientific kelompok besar dan tindakan kedua menggunakan pendekatan
scientific kelompok kecil. Tindakan-tindakan tersebut dilakukan untuk
meningkatkan kreativitas dan hasil belajar IPA materi energi dalam sistem
kehidupan siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Weru kabupaten Sukoharjo pada semester
2 tahun pelajaran 2013/2014.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian adalah apakah melalui pendekatan scientific dapat meningkatkan
kreativitas dan hasil belajar IPA materi energi dalam sistem kehidupan bagi
siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Weru kabupaten Sukoharjo pada semester 2 tahun
pelajaran 2013/2014?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan
rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas dan hasil
belajar IPA materi energi dalam sistem kehidupan melalui pendekatan scientific
bagi siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Weru kabupaten Sukoharjo pada semester 2
tahun pelajaran 2013/2014.
KAJIAN TEORI
Kreativitas Belajar IPA
Kreativitas merupakan
suatu bidang kajian yang kompleks yang menimbulkan berbagai pandangan yang berbeda. Perbedaan pandangan tersebut
bergantung pada bagaimana seseorang mendefinisikan arti kreativitas itu
sendiri. Sebagian orang berpendapat bahwa kreativitas merupakan sikap hidup dan
perilaku sebagai suatu cara untuk berpikir. Namun, ada yang mengkaitkan
kreativitas dengan gagasan-gagasan baru atau temuan-temuan baru yang terkait
dengan ilmu, teknologi, dan pemecahan atas suatu masalah. Manusia kreatif
adalah orang yang mampu berpikir kreatif. Orang dikatakan mampu berpikir
kreatif jika ia mampu menemukan ide dan gagasan baru atas pengetahuan yang
lama, dan juga mampu mengembangkan pengetahuan yang sudah ada.
Menurut Brown &
Keeley(1990:219) berpikir kreatif adalah sebuah kebiasaan dari pikiran yang
dilatih dengan memperhatikan intuisi menghidupkan imajinasi, mengungkapkan
kemungkinan-kemungkinan baru, membuka sudut pandang yang menajubkan, dan
membangkitkan ide-ide yang tidak terduga.
Menurut Fidelis E Waruwu
yang di terjemahkan oleh Monti P Satiadarma (2003:109), "kreativitas merupakan
kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan
maupun karya nyata, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang
sudah ada”.
Tugas utama pendidikan
adalah menciptakan manusia kreatif, dan melalui kreativitasnya tersebut
diharapkan manusia dapat memperbaiki kehidupan.
Berdasarkan penjelasan
tentang kreativitas dan belajar di atas, maka dapat diketahui bahwa kreativitas
belajar siswa adalah suatu proses perubahan pada diri individu melalui
interaksi dengan lingkungan sekitar sehingga mampu memahami segala sesuatu di
sekitar dan mampu melakukan perubahan sesuatu yang lebih baik.
Walaupun saat ini
masalah kreativitas belajar siswa sudah mendapat perhatian begitu besar oleh
pemerintah dengan adanya
perbaikan kurikulum pendidikan yang lebih memfokuskan pada keaktifan siswa
dalam pembelajaran sehingga dapat mengembangkan kreativitas belajar siswa.
Namun, dalam pelaksanaannya di sekolah-sekolah masih sangat memprihatinkan.
Pembelajaran masih cenderung menghambat pertumbuhan dan perkembangan
kreativitas belajar siswa. Contoh konkrit misalnya sistem evaluasi yang terlalu
menekankan pada jawaban benar dan tidak benar tanpa memperhatikan prosesnya.
Apabila guru berupaya meningkatkan kreativitas,
selain guru harus mampu mengaktifkan siswa dalam pembelajaran, juga harus
menciptakan suasana pembelajaran yang menarik bagi siswa. Sesuai dengan suasana
seperti ini, siswa selain dapat mengasah kemampuan kognitifnya, juga
mendapatkan pengalaman langsung, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna
bagi siswa. Pembelajaran bermakna membuat siswa dapat menemukan sendiri fakta
dan konsep serta menumbuhkembangkan nilai-nilai yang dituntut. Sikap kreatif menuntut siswa untuk
berpikir divergen, yaitu berpikir dalam arah yang berbeda-beda sehingga
diperoleh banyak macam jawaban yang unik tetapi benar.
Kreativitas belajar
IPA yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berani bertanya, berani menjawab
pertanyaan, tidak mengantuk dan tidak mengobrol dengan teman saat pembelajaran.
Hasil Belajar IPA
Di dalam istilah hasil belajar, terdapat dua unsur di
dalamnya, yaitu unsur hasil dan unsur belajar. Hasil belajar merupakan sesuatu yang diadakan, dibuat, dijadikan dan sebagainya oleh
usaha, pikiran pebelajar dalam kegiatan belajarnya,
sebagaimana dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru, (2008:313). Dari pengertian
ini, maka hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lajimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau
angka nilai yang diberikan oleh guru.
Belajar itu sebagai suatu proses perubahan tingkah laku,
atau memaknai sesuatu yang diperoleh. Akan tetapi apabila kita bicara tentang
hasil belajar, maka hal itu merupakan hasil yang telah dicapai oleh si
pebelajar.
Hasil belajar IPA yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah seberapa banyak materi pembelajaran IPA
ranah kognitif yang berupa hasil tes
ulangan.
Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran IPA
Pendekatan scientific dalam pembelajaran IPA dapat diterapkan melalui ketrampilan
proses. Ketrampilan proses sains merupakan seperangkat ketrampilan yang digunakan para ilmuwan dalam melakukan
penyelidikan ilmiah. Ketrampilan
proses perlu dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman langsung sebagai
pengalaman pembelajaran (Rustaman, 2005:12).
Pembelajaran IPA lebih menekankan pada penerapan
keterampilan proses. Aspek-aspek pada
pendekatan scientific terintegrasi pada pendekatan keterampilan proses
dan metode ilmiah. Langkah-langkah metode ilmiah (Helmenstine, 2013:5) yaitu : (1) melakukan pengamatan;
(2) menentukan hipotesis; (3) merancang eksperimen untuk menguji
hipotesis; (4) menguji hipotesis; (5) menerima atau menolak hipotesis dan merevisi hipotesis
atau (6) membuat
kesimpulan
Pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (scientific approach, saintifik)
diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan,
dan pengetahuan peserta didik. Proses pembelajaran harus dipandu dengan
kaidah-kaidah pendekatan ilmiah. Pendekatan ini bercirikan penonjolan dimensi
pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu
kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran harus
dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah.
Komponen-komponen
penting dalam mengajar menggunakan pendekatan
scientific (McCollum, 2009:23) yaitu : (1) menyajikan
pembelajaran yang dapat meningkatkan
rasa keingintahuan (Foster a sense of wonder); (2) meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage observation);
(3) melakukan
analisis ( Push for analysis) dan (4) berkomunikasi (Require
communication)
Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam
pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, mencoba,
mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan
kajian teori dan kerangka berpikir dari penelitian tindakan kelas ini dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut : melalui pendekatan scientific dapat
meningkatkan kreativitas dan hasil belajar IPA materi energi dalam sistem
kehidupan bagi siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Weru kabupaten Sukoharjo pada
semester 2 tahun pelajaran 2013/2014.
METODOLOGI PENELITIAN
Setting dan Subjek Penelitian
Tempat dalam penelitian ini adalah SMP
Negeri 1 Weru. Alamat SMP Negeri 1 Weru berada pada Jl. Kapten Pattimura No.
03, Desa Karangmojo, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo dan Propinsi Jawa
Tengah Kode Pos 57562 dengan nomor telepon (0272) 3102450. Waktu dalam
penelitian ini dilakukan mulai bulan Desember 2013 sampai bulan April 2014. Kegiatan
dalam waktu tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : (a) bulan Desember 2013 untuk menyusun proposal dan instrumen
penelitian; (b) bulan Januari 2014 untuk mengumpulkan data : kondisi awal,
siklus 1 dan siklus 2. Kondisi awal pada minggu pertama dan sebagian minggu
kedua, siklus 1 pada sebagian minggu kedua dan sebagian minggu ketiga, sedangkan
siklus 2 pada sebagian minggu ketiga dan minggu keempat. Kegiatan ini dilaksanakan peneliti dalam satu bulan karena
tiap minggu terdapat 5 jam pelajaran, sehingga memungkinkan kondisi awal,
siklus 1 dan siklus 2 dilaksanakan dalam satu bulan dengan rincian kondisi awal
ada 5 jam pelajaran, siklus 1 ada 5 jam pelajaran dan siklus 2 ada 7 jam
pelajaran; (c) bulan Pebruari 2014 untuk kegiatan analisis data yang diperoleh
dari kegiatan siklus 1 dan siklus 2; (d) bulan Maret 2014 untuk kegiatan
pembahasan/diskusi dengan teman-teman sejawat untuk membahas kegiatan analisis
yang telah dilakukan; dan (e) bulan April 2014 untuk menyusun laporan hasil
penelitian.. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII I SMP Negeri 1
Weru yang berjumlah 32 siswa terdiri 17 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.
Teknik dan Alat Pengumpul Data
Teknik dan alat pengumpul data pada
penelitian ini yaitu : data kreativitas belajar IPA kondisi awal dikumpulkan
menggunakan teknik dokumentasi dengan alat/instrumen berupa dokumen catatan
jurnal proses pembelajaran kondisi awal. Dan data hasil belajar IPA kondisi
awal dikumpulkan menggunakan teknik dokumentasi alat/instrumen berupa dokumen
catatan daftar nilai kondisi awal. Data kreativitas belajar IPA siklus 1 dan 2
dikumpulkan menggunakan teknik observasi dengan alat/instrumen berupa lembar
observasi kreativitas belajar IPA. Data hasil belajar IPA siklus 1 dan 2
dikumpulkan menggunakan teknik tes tertulis uraian dengan alat/instrumen berupa
butir soal tes uraian.
Validasi
dan Analisis Data
Data kreativitas belajar IPA siklus 1
maupun 2 diperoleh menggunakan teknik observasi dengan alat berupa lembar
observasi. Supaya datanya valid perlu divalidasi dengan cara melibatkan
observer teman sejawat yang dikenal dengan berkolaborasi. Data hasil belajar
IPA siklus 1 maupun 2 dikumpulkan menggunakan teknik tes tertulis dengan alat
berupa butir soal tes uraian. Supaya datanya valid perlu divalidasi isinya
dengan cara membuat kisi-kisi sebelum butir soal disusun. Analisis data menggunakan
teknik diskriptif komparatif yang dilanjutkan dengan refleksi. Diskriptif
komparatif yaitu membandingkan data kondisi awal, data siklus 1 dan data siklus
2 yang dilanjutkan dengan refleksi. Refleksi yaitu membuat simpulan berdasarkan
hasil diskriptif komparatif kemudian memberi ulasan atas simpulan tersebut
untuk menentukan perlu tidaknya tindakan siklus berikutnya.
Prosedur
Tindakan
Metode yang digunakan dalam penelitian
yaitu metode penelitian tindakan kelas. Tindakan yang dilakukan dalam
penelitian yaitu pendekatan scientific. Tindakan siklus 1 pendekatan scientific
kelompok besar dan tindakan siklus 2 pendekatan scientific kelompok kecil.
Tahapan-tahapan dalam tiap siklus yaitu : (1) membuat perencanaan tindakan
(planning); (2) melakukan tindakan sesuai yang direncanakan (acting); (3)
melakukan pengamatan terhadap tindakan yang dilakukan (observing); dan (4)
melakukan analisis dengan diskriptif komparatif dilanjutkan refleksi terhadap
data hasil pengamatan (reflecting).
HASIL
TINDAKAN
Diskripsi
Kondisi Awal
Pengamatan (observasi) kreativitas belajar IPA dilaksanakan bersamaan
dengan pelaksaaan belajar mengajar.
Kriteria kreativitas
belajar IPA dari siswa adalah memperoleh nilai yaitu : (1) sangat baik (SB) apabila memperoleh skor 80 –
100; (2) baik
(B) apabila memperoleh skor 70 – 79; (3) cukup (C) apabila
memperoleh skor 60 – 69; dan (4) kurang (K)
apabila memperoleh skor kurang 60. Dari
pengamatan kreativitas belajar IPA selama proses belajar mengajar diperoleh
hasil pengamatan yaitu : (1) sangat baik (SB) sebanyak 1 siswa (3,13%); (2) baik (B) sebanyak 8 siswa (25,00%); (3) cukup (C) sebanyak 14 siswa (43,75%); dan (4) kurang (K) sebanyak 9 siswa (28,12%). Dari hasil pengamatan tersebut siswa dikatakan berhasil jika nilainya mencapai minimal baik (B). Jadi ada
9 siswa yang
berhasil mencapai batas minimal atau 28,13% dan ada 23 siswa yang belum mencapai
batas minimal atau 71,87%. Karena
yang mencapai nilai minimal baik (B) ada 9 siswa atau 28,13% berarti dapat
disimpulkan untuk kreativitas belajar IPA pada kondisi awal masih rendah. Adapun data hasil belajar
IPA pada kondisi awal adalah
sebagai berikut : nilai rata-rata hasil belajar IPA adalah 71 dan ketuntasan belajar mencapai 59% atau ada 19 siswa dari 32 siswa sudah tuntas belajar. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa pada kondisi awal secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang
memperoleh nilai ≥ 70 hanya sebesar 59% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang
dikehendaki yaitu sebesar 85%.
Diskripsi
Data Siklus 1
Dari pengamatan kreativitas belajar
IPA oleh observer teman sejawat selama proses belajar mengajar diperoleh hasil
pengamatan
yaitu : (1) sangat baik (SB) sebanyak 6 siswa (18,75%); (2) baik (B) sebanyak 10 siswa (31,25%) ; (3) cukup (C) sebanyak 12 siswa (37,50%); dan (4) kurang (K) sebanyak 4 siswa (12,50%). Dari hasil pengamatan tersebut siswa dikatakan berhasil jika nilainya mencapai minimal baik (B). Jadi ada
16 siswa yang
berhasil mencapai batas minimal atau 50,00% dan ada 16 siswa yang belum mencapai batas minimal atau 50,00%. Karena yang mencapai nilai minimal baik (B) ada
16 siswa atau 50,00% berarti dapat disimpulkan untuk kreativitas belajar IPA
pada siklus 1 agak tinggi. Adapun data hasil belajar IPA pada siklus 1 adalah sebagai berikut : diperoleh
nilai rata-rata hasil belajar IPA adalah 78 dan ketuntasan belajar mencapai 75% atau ada 24 siswa dari 32 siswa sudah tuntas belajar. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa pada siklus
1 secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena
siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 hanya sebesar 75% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang
dikehendaki yaitu sebesar 85%. Tetapi
hasil belajar IPA materi energi dalam sistem kehidupan bagi siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Weru
kabupaten Sukoharjo pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 dari kondisi awal
rata-rata prestasi 71 ke siklus 1 rata-rata prestasi 78 berarti ada peningkatan
7 atau 10%.
Diskripsi
Data Siklus 2
Dari pengamatan kreativitas belajar
IPA oleh observer teman sejawat selama proses belajar mengajar pada siklus 2
diperoleh hasil pengamatan yaitu : (1) sangat
baik (SB)
sebanyak 8 siswa (25,00%); (2) baik (B) sebanyak 14 siswa (43,75%); (3) cukup (C) sebanyak 8 siswa (25,00%); dan (4) kurang (K) sebanyak 2 siswa (6,25%). Dari hasil pengamatan tersebut siswa dikatakan berhasil jika nilainya mencapai minimal baik (B). Jadi ada
22 siswa yang
berhasil mencapai batas minimal atau 68,75% dan ada 10 siswa yang belum mencapai batas minimal atau 31,25%. Karena yang mencapai nilai minimal baik (B) ada
22 siswa atau 68,75% berarti dapat disimpulkan untuk kreativitas belajar IPA
pada siklus 2 tinggi. Adapun data hasil belajar
IPA pada siklus 2 adalah sebagai
berikut : diperoleh nilai rata-rata hasil belajar IPA adalah 79 dan ketuntasan belajar mencapai 88% atau ada 28 siswa dari 32 siswa sudah tuntas belajar. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa pada siklus
2 secara klasikal siswa sudah tuntas belajar, karena
siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 sudah sebesar 88% lebih besar dari persentase ketuntasan yang
dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hasil
belajar IPA materi energi dalam sistem kehidupan bagi siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Weru
kabupaten Sukoharjo pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 dari siklus 1 rata-rata
prestasi 78 ke siklus 2 rata-rata prestasi 79 berarti ada peningkatan 1 atau
1%.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan
yang telah diperoleh serta dihubungkan dengan perumusan masalah dan pengajuan
hipotesis yang diajukan dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan scientific
dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar IPA materi energi dalam sistem
kehidupan bagi siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Weru kabupaten Sukoharjo pada
semester 2 tahun pelajaran 2013/2014.
Saran
Karena melalui pendekatan scientific
dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar IPA materi energi dalam sistem
kehidupan bagi siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Weru kabupaten Sukoharjo pada
semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 maka disarankan kepada teman sejawat untuk
pembelajaran perlu menggunakan pendekatan scientific.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Aditya
Media.
Faiq, Muhammad. 2013. Pendekatan Scientific dalam Implementasi Kurikulum 2013. (http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/07/pendekatan-scientific-dalam-implementasi-kurikulum-2013.html
diunduh 10 Januari 2013 jam 11:35).
Hamzah. 2009. Model Pembelajaran
Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Kartono; Marwiyanto dan Nurhidayah. 2010. Pengertian Kreativitas dan motivasi belajar IPA
melalui Pembelajaran Kontekstual. Surakarta : Program Studi PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret . (http://eprints.uns.ac.id/1187/1/76-238-1-PB.pdf diunduh 10 Januari 2014 jam 10:45)
Lestari, Tri. 2013. Model
Pendekatan Ilmiah Scientific Approach Pada Implementasi Kurikulum 2013. (http://info-data-guru-ptk.blogspot.com/2013/12/model-pendekatan-ilmiah-scientific.html diunduh 10 Januari 2013 jam 11:50)
Nasution, S. 2000. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Sufanti, Main dan Sutama. 2011. Bahan Ajar PLPG Bidang Penelitian Tindakan
Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon
13 FKIP-UMS.
Suwarto dan Djumadi. 2011. Bahan Ajar PLPG Paedagogik Khusus Bidang
Studi IPA. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP-UMS.
Suyadi, 2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Diva Press.
Team Pustaka Phoenix. 2008. Kamus
Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru. Jakarta: Media Pustaka Phoenix.