Dunia Pendidikan di
Indonesia kembali mengalami perubahan dalam kurikulum.
Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) akan berubah nama menjadi Project Based Learning (PjBL). Namun apakah yang akan
berubah hanya nama, atau ada perubahan dalam konsep atau implementasinya.
P5 dalam Kurikulum
Merdeka merupakan pendekatan pembelajaran berbasis projek yang menekankan pada
pembentukan karakter sesuai nilai-nilai Pancasila.
P5 ini diharapkan
membantu siswa mengembangkan keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis,
kolaborasi dan kreativitas. Tapi, bagi Sebagian guru dan siswa P5 dianggap sebagai beban tambahan yang merepotkan
karena menuntut waktu, tenaga, dan sumber daya lebih besar dibanding
pembelajaran biasanya.
Dengan perubahan nama
menjadi Project Based Learning (PjBL) diharapkan
akan lebih menegaskan bahwa pembelajaran berbasis projek adalah metode utama,
bukan sekedar bagian dari kurikulum.
Pada dasarnya, baik P5 maupun PjBL
menggunakan projek sebagai pendekatan utama dalam pembelajaran. Perbedaannya terletak
pada mengintegrasikan projek tersebut ke dalam mata pelajaran dan kurikulum.
P5 lebih berorientasi
pada penguatan karakter, tapi PjBL lebih menekankan
pada pembelajaran berbasis masalah dan penerapan konsep dalam dunia nyata. PjBL tidak hanya menambah muatan pembelajaran tetapi
juga menjadi strategi utama dalam memahami materi pelajaran.
Implementasi PjBL diharapkan lebih fleksibel dan tidak membebani
siswa serta guru. PjBL bertujuan menyatu dengan
proses belajar mengajar dalam kelas.
Siswa tidak hanya
mengerjakan projek sebagai tugas tambahan, tetapi benar-benar menjadikan projek
sebagai sarana utama untuk memahami materi pembelajaran.
Meski ada perubahan
konsep tantangan tetap ada. Beberapa langkah yang dapat dilakukan agar PjBL
benar-benar efektif dan tidak menjadi beban tambahan bagi siswa dan guru antara
lain:
1)
Integrasi
dengan Mata Pelajaran
Projek harus relevan
dengan materi yang diajarkan, bukan sekedar tambahan.
2)
Penyederhanaan
Administrasi
Guru perlu didukung
dengan sistem administrasi yang lebih praktis agar tidak kuwalahan dalam Menyusun
projek
3)
Sumber
Daya yang Memadai
Sekolah perlu
memastikan ketersediaan fasilitas dan bahan ajar yang mendukung PjBL
4)
Pelatihan
Guru
Guru harus mendapatkan
pelatihan yang cukup untuk menerapkan PjBL
dengan efektif
5)
Evaluasi
Berbasis Proses
Penilaian sebaiknya
tidak hanya berfokus pada hasil akhir projek, tetapi juga proses yang dilalui
siswa.
Jika perubahan ini
hanya sebatas pergantian istilah tanpa ada perubahan signifikan dalam
implementasinya, maka kemungkinan juga tidak akan memberikan dampak yang
berarti bagi dunia Pendidikan.
Dan juga bukan sekedar
mengganti nama P5 menjadi PjBL, tetapi diharapkan metode ini benar-benar
dioptimalkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Semoga bermanfaat.
Sumber : melintas.id