Sumber gambar : www.ebiologi.com
Pencemaran air, yaitu masuknya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya..
Air dikatakan tercemar apabila air itu
sudah berubah, baik warna, bau, derajat keasamannya (pH), maupun rasanya.
Dengan kata lain, air tercemar apabila terjadi penyimpangan sifat-sifat air
dari keadaan normalnya.
Pencemaran air dapat terjadi pada sumber
mata air, sumur, sungai, rawa-rawa, danau, dan laut. Bahan pencemaran air bisa
berasal dari limbah industri, limbah rumah tangga, dan limbah pertanian.
Faktor-Faktor Penyebab Pencemaran
(Sumber Polutan) Air
a) Limbah Industri
Air limbah industri cenderung mengandung
zat berbahaya. Oleh karena itu, harus dicegah agar tidak dibuang ke saluran umum.
Jenis limbah yang berasal dari industri dapat berupa limbah organik berbau,
seperti limbah pabrik tekstil atau limbah pabrik kertas. Adapun yang berupa
limbah anorganik berupa cairan panas, berbuih dan berwarna, yang mengandung
asam belerang, berbau menyengat. Seperti limbah pabrik baja, limbah pabrik
emas, limbah pabrik cat, limbah pabrik pupuk organik, limbah pabrik farmasi,
dan lain-lain.
b) Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga merupakan limbah
yang berasal dari hasil samping kegiatan perumahan. Seperti rumah tangga,
pasar, perkantoran, rumah penginapan (hotel), rumah makan, dan puing-puing
bahan bangunan serta besi-besi tua bekas mesin-mesin atau kendaraan. Limbah
rumah tangga dapat berasal dari bahan organik, anorganik, maupun bahan
berbahaya dan beracun. Limbah organik, seperti kulit buah sayuran, sisa makanan,
kertas, kayu, daun, dan berbagai bahan yang dapat diuraikan oleh
mikroorganisme. Limbah yang berasal dari bahan anorganik, antara lain besi,
aluminium, plastik, kaca, kaleng bekas cat, dan minyak wangi sukar diuraikan
oleh mikroorganisme.
c) Limbah Pertanian
Pertanian juga dapat berakibat
terjadinya pencemaran air, terutama akibat dari penggunaan pupuk dan bahan
kimia pertanian tertentu seperti insektisida, dan herbisida. Limbah bahan
berbahaya dan beracun, antara lain timbul akibat adanya kegiatan pertanian
berupa obat-obatan pembasmi hama penyakit (pestisida misalnya insektisida) dan
pupuk organik, misalnya urea. Penggunaan pupuk yang berlebihan dapat juga menyebabkan
suburnya ekosistem di perairan kolam, sungai, waduk, atau danau. Pupuk yang
tidak terserap ke dalam tumbuhan, maka akan tinggal di permukaan tanah, apabila
hujan datang, maka bersana aliran air pupuk tersebut akan terbuang menuju
perairan. Akibatnya terjadi blooming algae atau tumbuh suburnya ganggang
di atas permukaan perairan. Tanaman ganggang ini dapat menutupi seluruh
permukaan perairan, sehingga mengurangi kadar sinar matahari yang masuk ke
dalamnya. Akibatnya, proses fotosintesis fitoplankton terganggu dan
kadar oksigen yang terlarut dalam air menurun, sehingga merugikan makhluk hidup
lain yang ada di dalamnya.
Dampak Pencemaran Air
a) Penurunan Kualitas Lingkungan
Pembuangan bahan tercemar secara
langsung ke dalam perairan dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada perairan
tersebut. Misalnya, pembuangan limbah organik dapat menyebabkan peningkatan
mikroorganisme atau kesuburan tanaman air sehingga menghambat masuknya cahaya
matahari ke dalam air. Hal ini menyebabkan berkurangnya kandungan oksigen
terlarut dalam air, sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem di dalamnya yang
ada di perairan tersebut.
b) Gangguan Kesehatan
Air limbah yang tidak dikelola dengan
baik akan menimbulkan berbagai penyakit. Tidak menutup kemungkinandi dalam air
limbah tersebut mengandung virus dan bakteri yang menyebabkan penyakit. Air
limbah juga bisa digunakan sebagai sarang nyamuk dan lalat yang dapat membawa
(vektor) penyakit tertentu. Berikut dijabarkan beberapa penyakit yang disebabkan
oleh pencemaran air.
Tabel Penyakit Akibat Pencemaran Air
No
|
Penyebab
|
Penyakit
|
1.
|
Virus
- Rota virus
- Virus hepatitis A
- Virus poliomyelitis
|
Diare pada anak
Hepatitis A
Poliomyelitis
|
2.
|
Bakteri
- Vibrio cholerae
- E. coli
- Salmonella typhi
- Salmonella paratyphi
- Shigella dysenteriae
|
Kolera
Diare atau disentri
Tifus abdominale
Paratifus
Disentri
|
3.
|
Protozoa
- Entaamoeba histolytica
- Balantidia coli
- Giardia Lamblia
|
Disentri amoeba
Balantidiasis
Giardiasis
|
4.
|
Metazoa
- Ascaris lumbricoides
- Clonorchis sinensis
- Diphyllobotrhium latum
- Taenia saginata/Solium
- Schistosoma
|
Ascaris
Clonorchiasis
Dyphylobothriasis
Taeniasis
Schistosomiasis
|
c) Pemekatan Hayati
Bahan beracun itu dapat meresap ke dalam
tubuh, alga, atau mikroorganisme lainnya. Selanjutnya, hewan-hewan kecil (zooplankton)
akan memakan alga, kemudian zooplankton akan di makan oleh ikan-ikan kecil. dan
ikan besar akan memakan ikan yang kecil. Apabila ikan-ikan besar tersebut
ditangkap oleh manusia dan dimakan, maka bahan beracun tersebut akan masu kke
dalam tubuh manusia. zooplankton yang makan alga tidak hanya satu, tetapi
banyak sel alga. Dengan demikian, zooplankton itu sudah mengandung bahan
beracun yang banyak. Demikian juga dengan ikan kecil yang memakan zooplankton,
dan ikan besar akan memakan ikan kecil tidak hanya satu, makin banyak memakan
ikan-ikan kecil, maka makin banyak bahan pencemar yang masuk tubuh ikan besar.
Pada saat manusia memakan ikan besar tersebut maka akan terjadi juga pemekatan
dalam tubuh manusia, yang akan berdampak pada gangguan kesehatan.
d) Mengganggu Pemandangan
Kadang-kadang air limbah mengandung
polutan yang tidak mengganggu kesehatan dan ekosistem, tetapi mengganggu pemandangan
kota. Meskipun air yang tercemar tidak menimbulkan bau, namun perubahan warna
air mengganggu pandangan mata kita. Hal ini tentu mengganggu kenyaman dan keasrian
dari tata kota.
e) Mempercepat Proses Kerusakan Benda
Ada sebagian air limbah yang mengandung
zat yang dapat diubah oleh bakteri anaerob menjadi gas yang dapat
merusak seperti H2S. Gas ini dapat mempercepat proses perkaratan pada besi.Agar
terhindar dari hal-hal di atas, sebaiknya sebelum dibuang, air limbah harus
diolah terlebih dahulu dan memenuhi ketentuan Baku Mutu Air Limbah
Cara Penanggulangan Pencemaran Air
Pengolahan limbah bertujuan untuk
menetralkan air dari bahan-bahan tersuspensi dan terapung, menguraikan bahan organik
biodegradable, meminimalkan bakteri patogen, serta memerhatikan
estetika dan lingkungan. Pengolahan air limbah dapat dilakukan sebagai berikut.
a) Pembuatan Kolam Stabilisasi
Dalam kolam stabilisasi, air limbah
diolahsecara alamiah untuk menetralisasi zat-zat pencemar sebelum air limbah dialirkan
ke sungai. Kolam stabilisasi yang umum digunakan adalah kolam anaerobik, kolam
fakultatif (pengolahan air limbah yang tercemar bahan organik pekat), dan kolam
maturasi (pemusnahan mikroorganisme patogen). Kolam stabilisasi ini
dapat digunakan oleh semua kalangan karena memilikinya murah dan mudah
digunakan.
b) IPAL ( Instalasi Pengolahan Air
Limbah)
Pengolahan air limbah ini menggunakan
alat-alat khusus. Pengolahan ini dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu primary
treatment (pengolahan pertama), secondary treatment (pengolahan
kedua), dan tertiary treatment (pengolahan lanjutan). Primary
treatment merupakan pengolahan pertama yang bertujuan untuk memisahkan zat
padat dan zat cair dengan menggunakan filter (saringan) dan bak
sedimentasi. Secondary treatment merupakan pengolahan kedua, bertujuan
untuk mengoagulasikan, menghilangkan koloid, dan menstabilisasikan zat organik
dalam limbah. Tertiary treatment merupakan lanjutan dari pengolahan kedua,
yaitu penghilangan nutrisi atau unsur hara, khususnya nitrat dan fosfat, serta
penambahan klor untuk memusnahkan mikroorganisme patogen.
Sumber: Kesehatan Lingkungan, 2005
Gambar Instalasi pengolahan Air
Limbah
c) Pengelolaan Excrexta (Human
Excreta)
Human excreta merupakan bahan buangan yang di keluarkan dari tubuh
manusia, meliputi tinja (feses), dan air kencing (urine). Excreta
banyak terkandung dalam air limbah rumah tangga. Excreta banyak
mengandung bakteri patogen penyebab penyakit. Jika tidak dikelola dengan
baik, excreta dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit. Pengelolaan excreta
dapat dilakukan dengan menampung dan mengolahnya pada jamban atau septic
tank yang ada di sekitar tempat tinggal, dialirkan ke tempat pengelolaan,
atau dilakukan secara kolektif. Untuk mencegah meresapnya air limbah excreta
ke sumur atau resapan air, jamban yang kita buat harus sehat. Syaratnya,
tidak mengotori permukaan tanah, permukaan air, dan air tanah di sekitarnya,
serta tidak menimbulkan bau, sederhana, jauh dari jangkauan serangga (lalat,
nyamuk, atau kecoak), murah, dan diterima oleh pemakainya. Pengelolaan excreta
dalam septic tank dapat diolah secara anaerobik menjadi
biogas yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber gas untuk rumah tangga. Selain itu,
pengelolaan excreta dengan tepat akan menjauhkan kita dari penyakit
bawaan air.
Dalam meminimalisasi sampah hasil limbah
rumah tangga khususnya, dapat dilakukan upaya pengurangan sampah sebagaimana
disebutkan oleh Kistinnah (2009) bahwa cara menangani limbah cair dan padat
diharapkan tidak menyebabkan polus dengan prinsip ekologi yang dikenal istilah
4R, yaitu
• Recycle (pendaur ulangan),
• Reuse (penggunaan Ulang),
• Reduce,
• Repair.