Friday 24 April 2015

JURNAL PTK : Upaya Meningkatkan Kreativitas Dan Hasil Belajar IPA Materi Energi Dalam Sistem Kehidupan Melalui Pendekatan Scientific Siswa Kelas VII I SMP Negeri 1 Weru Semester 2 Tahun 2013/2014.


Upaya Meningkatkan Kreativitas Dan Hasil Belajar IPA Materi Energi Dalam Sistem Kehidupan Melalui Pendekatan Scientific Siswa Kelas VII I SMP Negeri 1 Weru Semester 2 Tahun 2013/2014.

Oleh Jumadi
(Guru SMP Negeri 1 Weru, Kec. Weru, Kab. Sukoharjo)
----------------------------------------------------------------------------------------------------


ABSTRAK


Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar IPA materi energi dalam sistem kehidupan melalui pendekatan scientific bagi siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Weru kabupaten Sukoharjo pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014.
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII I semester 2 tahun 2013/2014 SMP Negeri 1 Weru. Jumlah siswa yang diteliti adalah 32 siswa terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan, dimana peneliti sebagai guru IPA pada kelas tersebut. Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan dari bulan Januari 2014 sampai bulan April 2014.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan observasi dan tes. Hasil penelitian ini dianalisis dengan teknik deskriptif komparatif, yaitu membandingkan hasil kondisi awal dengan siklus 1, membandingkan antara siklus 1 dengan siklus 2 dan membandingkan antara kondisi awal dengan siklus 2.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara teoritik dan empirik melalui pendekatan scientific dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar IPA materi energi dalam sistem kehidupan bagi siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Weru kabupaten Sukoharjo pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014. Peningkatan kreativitas belajar IPA yang mencapai nilai minimal baik yaitu pada kondisi awal sebanyak 9 siswa atau 28,13%, pada siklus 1 sebanyak 16 siswa atau 50% dan pada siklus 2 sebanyak 22 siswa atau 68,75%. Sedangkan peningkatan hasil belajar IPA yang mencapai batas tuntas yaitu pada kondisi awal sebanyak 19 siswa atau 59%, pada siklus 1 sebanyak 24 siswa atau 75% dan pada siklus 2 sebanyak 28 siswa atau 88%.

Kata Kunci : Kreativitas belajar IPA. Hasil belajar IPA. Pendekatan scientific.



PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Kondisi awal siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Weru semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 menunjukkan kreativitas dan hasil belajar IPA materi konsep energi dan sumber-sumber energi yang rendah. Ini dapat dilihat dari pembelajaran IPA yang dilakukan peneliti. Dari 32 siswa kelas VII I diperoleh nilai kreativitas 1 siswa memperoleh predikat sangat baik (SB) atau 3,13%, 8 siswa memperoleh predikat baik (B) atau 25%, 14 siswa memperoleh predikat cukup (C) atau 43,75% dan 9 siswa memperoleh predikat kurang (K) atau 28,12%. Hasil ini menunjukkan kalau kreativitas kelas VII I masih rendah karena siswa yang memperoleh predikat cukup (C) dan kurang (K) berjumlah 23 siswa atau 71,87% lebih besar dari siswa yang memperoleh predikat sangat baik (SB) dan baik (B) berjumlah 9 siswa atau 28,13%. Sedangkan jika dilihat hasil belajar IPA dari 32 siswa kelas VII I diperoleh nilai rata-rata 70,75, nilai terendah 0 dan nilai tertinggi 96. Dilihat dari ketuntasannya dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 70 dari 32 siswa kelas VII I terdapat 19 siswa tuntas belajar atau 59,38% dan 13 siswa tidak tuntas belajar atau 40,62%. Kalau dilihat hasilnya memang yang tuntas belajar lebih banyak dari pada yang tidak tuntas belajar, tetapi jika dilihat jumlah siswa yang tuntas belajar hanya 19 siswa dari 32 siswa atau 59,38% ini masih menunjukkan kalau hasil belajar IPA juga masih rendah.
Kreativitas dan hasil belajar IPA siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Weru semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 masih rendah, mungkin karena peneliti belum  menggunakan pendekatan scientific dalam pembelajarannya. Sebelumnya peneliti masih menggunakan metode konvensional yaitu ceramah dan tanya jawab, pembelajaran masih berpusat pada guru dan belum banyak melibatkan siswa untuk mengasah kreativitasnya.
Harapan yang akan dicapai oleh peneliti setelah penelitian adalah meningkatnya kreativitas dan hasil belajar IPA materi energi dalam sistem kehidupan siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Weru kabupaten Sukoharjo pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014, sebab jika tidak ditingkatkan siswa diberi soal yang berbedapun sudah tidak mampu mengerjakan.
Untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar IPA materi energi dalam sistem kehidupan siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Weru kabupaten Sukoharjo pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014, diharapkan peneliti menggunakan pendekatan scientific. Dengan pendekatan scientific siswa akan terlibat dalam pembelajaran lebih banyak, sehingga pembelajaran lebih mengena dan bermakna.
  Dari uraian di atas dapat diperoleh bahwa kenyataannya kreativitas dan hasil belajar IPA materi energi dalam sistem kehidupan siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Weru kabupaten Sukoharjo pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 masih rendah, sedangkan yang diharapkan kreativitas dan hasil belajar IPA materi energi dalam sistem kehidupan siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Weru kabupaten Sukoharjo pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 akan meningkat.
Dalam pembelajaran sebelumnya peneliti juga belum menggunakan pendekatan scientific, tetapi masih menggunakan metode pembelajaran konvensional, sedangkan harapannya peneliti sudah menggunakan pendekatan scientific dalam proses pembelajarannya.
Untuk menyelesaikan masalah kesenjangan antara kenyataan dengan harapan yaitu perlu adanya pendekatan scientific yang dilakukan sendiri oleh peneliti dengan tindakan pertama menggunakan pendekatan scientific kelompok besar dan tindakan kedua menggunakan pendekatan scientific kelompok kecil. Tindakan-tindakan tersebut dilakukan untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar IPA materi energi dalam sistem kehidupan siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Weru kabupaten Sukoharjo pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah apakah melalui pendekatan scientific dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar IPA materi energi dalam sistem kehidupan bagi siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Weru kabupaten Sukoharjo pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah  untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar IPA materi energi dalam sistem kehidupan melalui pendekatan scientific bagi siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Weru kabupaten Sukoharjo pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014.

KAJIAN TEORI
Kreativitas Belajar IPA
Kreativitas merupakan suatu bidang kajian yang kompleks yang menimbulkan berbagai pandangan yang berbeda. Perbedaan pandangan tersebut bergantung pada bagaimana seseorang mendefinisikan arti kreativitas itu sendiri. Sebagian orang berpendapat bahwa kreativitas merupakan sikap hidup dan perilaku sebagai suatu cara untuk berpikir. Namun, ada yang mengkaitkan kreativitas dengan gagasan-gagasan baru atau temuan-temuan baru yang terkait dengan ilmu, teknologi, dan pemecahan atas suatu masalah. Manusia kreatif adalah orang yang mampu berpikir kreatif. Orang dikatakan mampu berpikir kreatif jika ia mampu menemukan ide dan gagasan baru atas pengetahuan yang lama, dan juga mampu mengembangkan pengetahuan yang sudah ada.
Menurut Brown & Keeley(1990:219) berpikir kreatif adalah sebuah kebiasaan dari pikiran yang dilatih dengan memperhatikan intuisi menghidupkan imajinasi, mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan baru, membuka sudut pandang yang menajubkan, dan membangkitkan ide-ide yang tidak terduga.
Menurut Fidelis E Waruwu yang di terjemahkan oleh Monti P Satiadarma (2003:109), "kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada”.
Tugas utama pendidikan adalah menciptakan manusia kreatif, dan melalui kreativitasnya tersebut diharapkan manusia dapat memperbaiki kehidupan.
Berdasarkan penjelasan tentang kreativitas dan belajar di atas, maka dapat diketahui bahwa kreativitas belajar siswa adalah suatu proses perubahan pada diri individu melalui interaksi dengan lingkungan sekitar sehingga mampu memahami segala sesuatu di sekitar dan mampu melakukan perubahan sesuatu yang lebih baik.
Walaupun saat ini masalah kreativitas belajar siswa sudah mendapat perhatian begitu besar oleh pemerintah dengan adanya perbaikan kurikulum pendidikan yang lebih memfokuskan pada keaktifan siswa dalam pembelajaran sehingga dapat mengembangkan kreativitas belajar siswa. Namun, dalam pelaksanaannya di sekolah-sekolah masih sangat memprihatinkan. Pembelajaran masih cenderung menghambat pertumbuhan dan perkembangan kreativitas belajar siswa. Contoh konkrit misalnya sistem evaluasi yang terlalu menekankan pada jawaban benar dan tidak benar tanpa memperhatikan prosesnya.
Apabila guru berupaya meningkatkan kreativitas, selain guru harus mampu mengaktifkan siswa dalam pembelajaran, juga harus menciptakan suasana pembelajaran yang menarik bagi siswa. Sesuai dengan suasana seperti ini, siswa selain dapat mengasah kemampuan kognitifnya, juga mendapatkan pengalaman langsung, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa. Pembelajaran bermakna membuat siswa dapat menemukan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkembangkan nilai-nilai yang dituntut. Sikap kreatif menuntut siswa untuk berpikir divergen, yaitu berpikir dalam arah yang berbeda-beda sehingga diperoleh banyak macam jawaban yang unik tetapi benar.
Kreativitas belajar IPA yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berani bertanya, berani menjawab pertanyaan, tidak mengantuk dan tidak mengobrol dengan teman saat pembelajaran.
Hasil Belajar IPA
Di dalam istilah hasil belajar, terdapat dua unsur di dalamnya, yaitu unsur hasil dan unsur belajar. Hasil belajar merupakan sesuatu yang diadakan, dibuat, dijadikan dan sebagainya oleh usaha, pikiran pebelajar dalam kegiatan belajarnya, sebagaimana dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru, (2008:313). Dari pengertian ini, maka hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lajimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Belajar itu sebagai suatu proses perubahan tingkah laku, atau memaknai sesuatu yang diperoleh. Akan tetapi apabila kita bicara tentang hasil belajar, maka hal itu merupakan hasil yang telah dicapai oleh si pebelajar.
Hasil belajar IPA yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seberapa banyak materi pembelajaran IPA ranah kognitif yang berupa hasil tes ulangan.
Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran IPA
Pendekatan scientific dalam pembelajaran IPA dapat diterapkan melalui ketrampilan proses. Ketrampilan proses sains merupakan  seperangkat ketrampilan yang digunakan para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah. Ketrampilan proses perlu dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman langsung sebagai pengalaman pembelajaran (Rustaman, 2005:12).
Pembelajaran IPA lebih menekankan pada penerapan keterampilan proses.  Aspek-aspek pada pendekatan scientific terintegrasi pada pendekatan keterampilan proses dan metode ilmiah. Langkah-langkah metode ilmiah (Helmenstine, 2013:5) yaitu : (1) melakukan pengamatan; (2) menentukan hipotesis; (3) merancang eksperimen untuk menguji hipotesis; (4) menguji hipotesis; (5) menerima atau menolak hipotesis dan merevisi hipotesis atau (6) membuat kesimpulan
Pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (scientific approach, saintifik) diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Proses pembelajaran harus dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan ilmiah. Pendekatan ini bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran.    Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah.
Komponen-komponen penting  dalam mengajar menggunakan pendekatan scientific (McCollum, 2009:23) yaitu : (1) menyajikan pembelajaran yang dapat  meningkatkan rasa keingintahuan (Foster a sense of wonder); (2) meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage observation); (3) melakukan analisis ( Push for analysis)  dan (4) berkomunikasi (Require communication)
Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir dari penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : melalui pendekatan scientific dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar IPA materi energi dalam sistem kehidupan bagi siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Weru kabupaten Sukoharjo pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014.

METODOLOGI PENELITIAN
Setting dan Subjek Penelitian
Tempat dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 1 Weru. Alamat SMP Negeri 1 Weru berada pada Jl. Kapten Pattimura No. 03, Desa Karangmojo, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo dan Propinsi Jawa Tengah Kode Pos 57562 dengan nomor telepon (0272) 3102450. Waktu dalam penelitian ini dilakukan mulai bulan Desember 2013 sampai bulan April 2014. Kegiatan dalam waktu tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :  (a) bulan Desember 2013  untuk menyusun proposal dan instrumen penelitian; (b) bulan Januari 2014 untuk mengumpulkan data : kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2. Kondisi awal pada minggu pertama dan sebagian minggu kedua, siklus 1 pada sebagian minggu kedua dan sebagian minggu ketiga, sedangkan siklus 2 pada sebagian minggu ketiga dan minggu keempat. Kegiatan ini  dilaksanakan peneliti dalam satu bulan karena tiap minggu terdapat 5 jam pelajaran, sehingga memungkinkan kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 dilaksanakan dalam satu bulan dengan rincian kondisi awal ada 5 jam pelajaran, siklus 1 ada 5 jam pelajaran dan siklus 2 ada 7 jam pelajaran; (c) bulan Pebruari 2014 untuk kegiatan analisis data yang diperoleh dari kegiatan siklus 1 dan siklus 2; (d) bulan Maret 2014 untuk kegiatan pembahasan/diskusi dengan teman-teman sejawat untuk membahas kegiatan analisis yang telah dilakukan; dan (e) bulan April 2014 untuk menyusun laporan hasil penelitian.. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Weru yang berjumlah 32 siswa terdiri 17 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.
Teknik dan Alat Pengumpul Data
Teknik dan alat pengumpul data pada penelitian ini yaitu : data kreativitas belajar IPA kondisi awal dikumpulkan menggunakan teknik dokumentasi dengan alat/instrumen berupa dokumen catatan jurnal proses pembelajaran kondisi awal. Dan data hasil belajar IPA kondisi awal dikumpulkan menggunakan teknik dokumentasi alat/instrumen berupa dokumen catatan daftar nilai kondisi awal. Data kreativitas belajar IPA siklus 1 dan 2 dikumpulkan menggunakan teknik observasi dengan alat/instrumen berupa lembar observasi kreativitas belajar IPA. Data hasil belajar IPA siklus 1 dan 2 dikumpulkan menggunakan teknik tes tertulis uraian dengan alat/instrumen berupa butir soal tes uraian.
Validasi dan Analisis Data
Data kreativitas belajar IPA siklus 1 maupun 2 diperoleh menggunakan teknik observasi dengan alat berupa lembar observasi. Supaya datanya valid perlu divalidasi dengan cara melibatkan observer teman sejawat yang dikenal dengan berkolaborasi. Data hasil belajar IPA siklus 1 maupun 2 dikumpulkan menggunakan teknik tes tertulis dengan alat berupa butir soal tes uraian. Supaya datanya valid perlu divalidasi isinya dengan cara membuat kisi-kisi sebelum butir soal disusun. Analisis data menggunakan teknik diskriptif komparatif yang dilanjutkan dengan refleksi. Diskriptif komparatif yaitu membandingkan data kondisi awal, data siklus 1 dan data siklus 2 yang dilanjutkan dengan refleksi. Refleksi yaitu membuat simpulan berdasarkan hasil diskriptif komparatif kemudian memberi ulasan atas simpulan tersebut untuk menentukan perlu tidaknya tindakan siklus berikutnya.


Prosedur Tindakan
Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode penelitian tindakan kelas. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian yaitu pendekatan scientific. Tindakan siklus 1 pendekatan scientific kelompok besar dan tindakan siklus 2 pendekatan scientific kelompok kecil. Tahapan-tahapan dalam tiap siklus yaitu : (1) membuat perencanaan tindakan (planning); (2) melakukan tindakan sesuai yang direncanakan (acting); (3) melakukan pengamatan terhadap tindakan yang dilakukan (observing); dan (4) melakukan analisis dengan diskriptif komparatif dilanjutkan refleksi terhadap data hasil pengamatan (reflecting).

HASIL TINDAKAN
Diskripsi Kondisi Awal
Pengamatan (observasi) kreativitas belajar IPA dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan belajar mengajar. Kriteria kreativitas belajar IPA dari siswa adalah memperoleh nilai yaitu : (1) sangat baik (SB) apabila memperoleh skor  80 – 100; (2) baik (B) apabila memperoleh skor  70 – 79; (3) cukup (C) apabila memperoleh skor  60 – 69; dan (4) kurang (K) apabila memperoleh skor kurang 60. Dari pengamatan kreativitas belajar IPA selama proses belajar mengajar diperoleh hasil pengamatan yaitu : (1) sangat baik (SB) sebanyak 1 siswa (3,13%); (2) baik (B) sebanyak 8 siswa (25,00%); (3) cukup (C) sebanyak 14 siswa (43,75%); dan (4) kurang (K) sebanyak 9 siswa (28,12%). Dari hasil pengamatan tersebut siswa dikatakan berhasil jika nilainya mencapai minimal baik (B). Jadi ada 9 siswa yang berhasil mencapai batas minimal atau 28,13% dan ada 23 siswa yang belum mencapai batas minimal atau 71,87%. Karena yang mencapai nilai minimal baik (B) ada 9 siswa atau 28,13% berarti dapat disimpulkan untuk kreativitas belajar IPA pada kondisi awal masih rendah. Adapun data hasil belajar IPA  pada kondisi awal adalah sebagai berikut : nilai rata-rata hasil belajar IPA adalah 71 dan ketuntasan belajar mencapai 59% atau ada 19 siswa  dari 32 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada kondisi awal secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 hanya sebesar 59% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%.
Diskripsi Data Siklus 1
Dari pengamatan kreativitas belajar IPA oleh observer teman sejawat selama proses belajar mengajar diperoleh hasil pengamatan yaitu : (1) sangat baik (SB) sebanyak 6 siswa (18,75%); (2) baik (B) sebanyak 10 siswa (31,25%) ; (3) cukup (C) sebanyak 12 siswa (37,50%); dan (4) kurang (K) sebanyak 4 siswa (12,50%). Dari hasil pengamatan tersebut siswa dikatakan berhasil jika nilainya mencapai minimal baik (B). Jadi ada 16 siswa yang berhasil mencapai batas minimal atau 50,00% dan ada 16 siswa yang belum mencapai batas minimal atau 50,00%. Karena yang mencapai nilai minimal baik (B) ada 16 siswa atau 50,00% berarti dapat disimpulkan untuk kreativitas belajar IPA pada siklus 1 agak tinggi. Adapun data hasil belajar IPA  pada siklus 1 adalah sebagai berikut : diperoleh nilai rata-rata hasil belajar IPA adalah 78 dan ketuntasan belajar mencapai 75% atau ada 24 siswa  dari 32 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus 1 secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 hanya sebesar 75% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Tetapi hasil belajar IPA materi energi dalam sistem kehidupan  bagi siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Weru kabupaten Sukoharjo pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 dari kondisi awal rata-rata prestasi 71 ke siklus 1 rata-rata prestasi 78 berarti ada peningkatan 7 atau 10%.
Diskripsi Data Siklus 2
Dari pengamatan kreativitas belajar IPA oleh observer teman sejawat selama proses belajar mengajar pada siklus 2 diperoleh hasil pengamatan yaitu : (1) sangat baik (SB) sebanyak 8 siswa (25,00%); (2) baik (B) sebanyak 14 siswa (43,75%); (3) cukup (C) sebanyak 8 siswa (25,00%); dan (4) kurang (K) sebanyak 2 siswa (6,25%). Dari hasil pengamatan tersebut siswa dikatakan berhasil jika nilainya mencapai minimal baik (B). Jadi ada 22 siswa yang berhasil mencapai batas minimal atau 68,75% dan ada 10 siswa yang belum mencapai batas minimal atau 31,25%. Karena yang mencapai nilai minimal baik (B) ada 22 siswa atau 68,75% berarti dapat disimpulkan untuk kreativitas belajar IPA pada siklus 2  tinggi. Adapun data hasil belajar IPA  pada siklus 2 adalah sebagai berikut : diperoleh nilai rata-rata hasil belajar IPA adalah 79 dan ketuntasan belajar mencapai 88% atau ada 28 siswa  dari 32 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus 2 secara klasikal siswa sudah tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 sudah sebesar 88% lebih besar dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hasil belajar IPA materi energi dalam sistem kehidupan  bagi siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Weru kabupaten Sukoharjo pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 dari siklus 1 rata-rata prestasi 78 ke siklus 2 rata-rata prestasi 79 berarti ada peningkatan 1 atau 1%.

PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang telah diperoleh serta dihubungkan dengan perumusan masalah dan pengajuan hipotesis yang diajukan dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan scientific dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar IPA materi energi dalam sistem kehidupan bagi siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Weru kabupaten Sukoharjo pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014.
Saran
Karena melalui pendekatan scientific dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar IPA materi energi dalam sistem kehidupan bagi siswa kelas VII I SMP Negeri 1 Weru kabupaten Sukoharjo pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 maka disarankan kepada teman sejawat untuk pembelajaran perlu menggunakan pendekatan scientific.




DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Aditya Media.

Faiq, Muhammad. 2013. Pendekatan Scientific dalam Implementasi Kurikulum 2013. (http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/07/pendekatan-scientific-dalam-implementasi-kurikulum-2013.html diunduh 10 Januari 2013 jam 11:35).

Hamzah. 2009. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Kartono; Marwiyanto dan Nurhidayah. 2010. Pengertian Kreativitas dan motivasi belajar IPA melalui Pembelajaran Kontekstual. Surakarta : Program Studi PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret . (http://eprints.uns.ac.id/1187/1/76-238-1-PB.pdf  diunduh 10 Januari 2014 jam 10:45)


Nasution, S. 2000. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Sufanti, Main dan Sutama. 2011. Bahan Ajar PLPG Bidang Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP-UMS.

Suwarto dan Djumadi. 2011. Bahan Ajar PLPG Paedagogik Khusus Bidang Studi IPA. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP-UMS.

Suyadi, 2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Diva Press.

Team Pustaka Phoenix. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru. Jakarta: Media Pustaka Phoenix.



Pengembangan Kompetensi Fitur Pengelolaan Kinerja Guru dan Kepala Sekolah di Platform Merdeka Mengajar

  Pada tanggal 19 Desember 2023 GTK Kemdikbudristek telah merilis Fitur Pengelolaan Kinerja Guru dan Kepala Sekolah di Platform Merdeka Meng...